Rabu, 19 Agustus 2015

Fanfic JongSeong : Real Love (We Got Married)



Real Love (We Got Married)

Genre : Romantic, Drama
Cast : Lee Jonghyun CNBlue, Gong Seong Yeon



Author POV
Lee Jonghyun dan Gong Seong Yeon adalah pasangan dari acara variety show “WE GOT MARRIED” di Korea Selatan, belakang mereka dijuluki pasangan paling romantis dan sangat natural. Kedua akting yang dihasilkan mereka benar – benar memuaskan para penggemar setia acara tersebut.
Hari ini adalah syuting untuk episode ke 22 yang akan ditayangkan diminggu depan, keduanya terlihat sangat lelah sehabis pulang dari pulau jeju. Seong Yeon terlihat tertidur pulas disebelah Jonghyun, sesekali ia tersenyum memandangI wajah teduh Seong Yeon saat itu. Sesaat kemudian senyuman dibibirnya memudar dan ia mulai berpaling dari wajah Seong Yeon.
=======================================================================
Jonghyun POV
Aku selalu tersenyum melihat wajahnya, aku tidak bisa menahan apalagi berpura – pura untuk tidak memandangnya. Wajahnya yang teduh sangat menyejukkan hatiku, sekilas aku teringat ucapan managerku minggu lalu yang membuat senyumku memudar begitu saja dan memalingkan wajahku dari wajah tidur Seong Yeon.
“Haahhh... apa yang mesti aku lakukan?” ucapku dalam hati. Aku menyandarkan kepalaku disandaran kursi pesawat, rasanya begitu berat jika harus berpisah dengan Seong Yeon.
Lagi, aku menoleh kearah Seong Yeon. Aku tersenyum pahit kearahnya, apakah dia sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi nanti? Apakah dia akan sedih berpisah denganku? Apakah ucapannya diparalayar itu benar adanya? Apakah dia tau kalau aku benar mencintainya?
Aku mengacak rambut atasku kasar, aku merasa frustasi. Kenapa secepat ini, aku harus berpisah dengannya. Sudah sejak lama aku tidak menjalin hubungan dengan wanita karena karirku dan ketika aku bertemu Seong Yeon, aku  merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
=======================================================================
Author POV
Pasangan itu sudah tiba dibandara Incheon, Seong Yeon melangkahkan kakinya bersamaan dengan tangan kirinya yang tengah digenggam oleh Jonghyun. Ia merasakan ada hal aneh yang dilakukan oleh Jonghyun padanya hari ini. Sejak  bangun dari tidurnya beberapa jam lalu, Jonghyun tidak mau melepaskan genggaman tangannya. Seong Yeon tersenyum lebar, ia merasa bahagia pasalnya bulan madu keduanya ke Pulau Jeju dengan Jonghyun adalah hal yang sangat menyenangkan.
=======================================================================
Seong Yeon POV
Aku menatap genggaman Jonghyun Oppa saat aku berjalan bersamanya dibandara, sejak aku bangun dari tidurku yang terlelap. Jonghyun Oppa tersenyum menatapku dan langsung mengenggam tangan kiriku.
“Ireona Yeobo-ya.” ucapnya tersenyum dengan menampilkan sederet giginya yang rapih.
Aku membalasnya dengan tersenyum, “Sudah tiba ya Oppa? Apa aku tertidur lama?”
“Kurasa begitu. Tapi aku baru memandangmu sebentar.” ucapnya menggodaku dengan mendekatkan wajahnya dengan wajahku.
Aku tersenyum malu, Jonghyun Oppa memang selalu seperti itu. Memperlakukanku sangat lembut dan menyenangkan.

“Oppa.” aku memanggilnya.
“Hn?” jawabnya tanpa menoleh kearahku.
“Apa kau tidak lelah, kau berjalan sangat cepat.” aku memprotesnya dengan hati – hati.
Ia menghentikan langkahnya dan melepaskan kopernya, dia menghadapku dan kedua tangannya menepuk kedua pipiku. Aku sedikit terkejut dengan perlakuannya ini, pasalnya ini bukan waktunya syuting.
“Aku tidak akan pernah lelah jika semua dilakukan bersamamu.” ucapnya yang membuatku tersentuh. Hatiku merasa hangat sekali, perasaan apa ini?
“Kajja, cepat aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Selagi aku masih punya waktu bersamamu.” ucapnya sembari melepas kedua tangannya dari pipiku dan meraih koper serta mengenggam tanganku lagi dan mengajakku pergi secepatnya dari tempat ini.
=======================================================================
Jonghyun POV
Aku menariknya untuk berjalan cepat agar waktu bersamanya tidak terbuang percuma, yah aku hanya punya waktu sampai malam ini. Besok aku sudah harus melakukan aktivitasku yang padat dengan Bandku.
Aku membukakan pintu mobil dihadapannya dan ia tersenyum kepadaku.
“Gomawo Oppa.” ucapnya sambil mendudukan diri dengan nyaman dikursi mobilku.
Aku berlari dari sisi pintu satu ke pintu lainnya.
“Kau terburu – buru sekali Oppa?” Seong Yeon bertanya padaku, dari raut wajahnya ia terlihat khawatir.
“Gwaenchana?” tanyanya lagi, kali ini ia menyentuh punggung tangan kananku.
Aku menoleh kearahnya dan mencoba tersenyum padanya, “Ahni. Aku tidak apa – apa. Tenanglah, nikmati perjalananmu denganku hari ini.” aku menjawabnya dengan hati – hati dan mengelus tangannya yang lembut itu.
Ia mengenggam tanganku erat dan menatapku dalam tanpa senyumannya, terlihat dari kedua bola matanya ia mengkhawatirkan keadaanku.
“Gwaenchanayo Seong Yeon-ah.” jawabku tersenyum dan perlahan iapun tersenyum.
Segera kulajukan mobilku kesuatu tempat.
=======================================================================
Author POV
Jonghyun dan Seong Yeon berada dalam satu mobil menuju tempat yang ingin ditunjukkan pada Seong Yeon. Biasanya Jonghyun tidak berhenti bicara pada Seong Yeon saat berada dalam satu mobil, tapi kali ini Jonghyun terlihat sangat serius mengemudikan mobilnya.
Seong Yeon sesekali memperhatikan Jonghyun, ada kekhawatiran terlukis diwajahnya.
“Oppa.” panggilnya lembut. “Ada apa?”
Jonghyun menoleh sebentar kearahnya, “Tidak ada apa – apa Seong Yeon-ah. Percayalah padaku.”
“Tapi hari ini kau terlihat berbeda dari biasanya.” ucap Seong Yeon tanpa mengalihkan pendangannya.
Jonghyun tersenyum dan seketika mengambil tangan kiri wanita yang menjadi istri virtualnya tersebut, membawanya kedalam dada bidangnya dan sesekali ia cium punggung tangan Seong Yeon. “Aku tetap sama seperti suamimu di acara itu.” singkatnya dan hal itu membungkam semua yang ingin dilontarkan oleh Seong Yeon kepadanya.
“Baiklah aku akan duduk manis dan menikmati perjalanannya.” ucapnya dengan dihiasi lirikan menggoda kearah Jonghyun. Jonghyun hanya tertawa menanggapinya.
=======================================================================
Seong Yeon POV
Aku memilih untuk diam dan menikmati perjalanan didalam mobil Jonghyun Oppa. Aku tidak mau menganggu Oppa yang sedang menyetir dengan serius. Benar ia berbeda dari sebelumnya, ada apa sebenarnya? Sejak tadi turun dari pesawat ia bertingkah aneh dan mengajak paksa managerku dan managernya kesudut ruangan dan setelahnya menarikku untuk meninggalkan mereka berdua serta kru yang lain.
“Huft.” ucapku dalam hati sambil merebahkan punggungku disandaran kursi mobil Jonghyun Oppa dan menatap keluar jendela. Ada apa sebenarnya? Kenapa Jonghyun Oppa menjadi berbeda hari ini?
“Kau bosan?” tanyanya tiba – tiba padaku. Aku menoleh cepat kearahnya.
“Ahni Oppa. Aku hanya sedang melihat pemandangan jalan.” jawabku sekenanya.
Dia tertawa seperti biasa, sepertinya ia merasa bahwa aku sebenarnya sedang bosan.
“Mianhae. Aku membuatmu khawatir dan sekarang membuatmu bosan.” jelasnya sambil menunjukkan senyumannya yang khas itu.
Aku memanyunkan bibirku, menandakan 'kau tidak lucu Oppa!'.
Dia mencubit pipi kiriku pelan, “Aigo, kau selalu menggemaskan.” jawabnya kemudian tatapannya beralih kedepan jalan.
=======================================================================
Jonghyun POV
Aku menghentikan mobilku dipekarangan rumah kecil dan tenang itu, ya ini adalah tempat istirahatku setelah bekerja dengan Bandku dalam waktu yang lama. Tempat ini adalah rumah keduaku untuk melepas lelah dan penat dalam kesibukanku.
Aku turun dari mobil dan segera membukakan pintu untuk istri virtualku.
“Oppa, rumah siapa ini?” tanya Seong Yeon seolah takjub dengan keadaan rumah itu.
“Ini rumah keduaku. Kau suka?”
Seong Yeon menatapku cepat dan membulatkan kedua bola mata coklatnya yang indah, “Benarkah?”
Aku mengangguk pelan dan mempersilahkan ia untuk masuk kedalam rumah. Aku pegang tangannya untuk membantunya menaiki anak tangga rumah keduaku.
“Gomawo Oppa.” senyumnya terhias dibibirnya.
Aku bukakan pintunya dan mengajaknya untuk masuk kedalam. “Bagaimana, kau suka?”
“Aku sangat kagum dan takjub melihat rumah ini Oppa. Bagaimana kau mendesainnya? Kenapa bisa se-romantis ini?” ia mengucapkan sambil melihat setiap sisi benda – benda dan interior rumah keduaku tersebut.
Aku hanya tersenyum melihat sikapnya yang terlihat bahagia. Aku melihat tangan kosongnya dan segera mengenggamnya.
“Ada apa Oppa?” tanyanya bingung.
“Ikut saja.”
=======================================================================
Author POV
Jonghyun tengah mengandeng Seong Yeon menapaki anak tangga menuju atap rumahnya itu, ia tak melepas senyumannya sejak tadi. Seong Yeon memandang suami virtualnya itu dengan penuh senyuman dan sekilas ia melihat hiasan yang bertengger didinding rumah kedua suaminya itu.
Tepat disebuah pintu atap rumahnya Jonghyun menghembuskan nafasnya pelan, Seong Yeon hanya melihatnya dengan tertawa geli.
“Ada apa? Apa sikapku lucu?” tanya Jonghyun.
“Kau selalu lucu Oppa.” ucapnya sambil menangkup tawa lepasnya.
Jonghyun tertawa kecil dan seburat merah terhias dikedua pipinya.

Jonghyun menghela nafasnya pelan sambil memegang kenop pintu atap rumahnya. “Tadaa....” Jonghyun mempersilahkan Seong Yeon untuk masuk melihat taman kecil diatap rumahnya tersebut.
“Woooowwwww... daebak Oppa.” ucap Seong Yeon takjub, “Aku tidak percaya ini.” katanya sambil menutup mulutnya yang terus menganga. Jonghyun terlihat bahagia atas reaksi istrinya tersebut dengan keinginannya menunjukkan tempat ini pada Seong Yeon sebelum kedua agensi mereka memisahkannya dalam acara tersebut.
=======================================================================
Jonghyun POV
Aku bahagia melihat senyuman yang terhias dibibir Seong Yeon, wanita yang aku cintai. Akhirnya ia merasa kagum pada taman yang kubuat untuknya. Aku ajak ia untuk duduk dikursi ayunan yang berada disudut atap menghadap lingkaran taman berbagai macam bunga.
“Oppa, apakah aku disurga?” ucapnya sambil menatapku.
“Menurutmu? Apakah itu tidak berlebihan?”
“Aku hanya merasa senang dengan semua yang kulihat ini. Ini pertama kalinya aku melihat taman seindah ini diatap rumah. Ini adalah ide yang sangat briliant.”
“Apa kau bahagia dengan ini?”
“Aku akan senang jika ini semua untukku Oppa.”
“Kau bisa memilikinya.”
“Benarkah?” tanyanya padaku dengan matanya yang berbinar menatapku dengan senyumannya yang lebar. Sejujurnya hatiku merasa hangat sekali, aku menjawabnya dengan anggukan.
Seong Yeon membulatkan kedua matanya, tanpa berkedip menatapku dan hal yang mengejutkan bagiku adalah, ia memelukku erat.
“Gomawo Oppa, Gomawoyo. Kau sangat baik kepadaku Oppa. Saranghae.”
Aku terkejut mendengar ucapan terakhir dari mulut Seong Yeon, aku melepaskan pelukannya dan menatapnya dalam. “Apa yang barusan kau katakan Seong Yeon-ah?” ucapku menunggu jawabannya.
Seong Yeon menundukkkan kepalanya dan wajahnya memerah. Sepertinya ia keceplosan bicara.
“Kita sedang tidak syuting WGM, apakah kau mengatakan yang sebenarnya barusan?” tanyaku memastikannya.
Ia menenggakkan wajahnya, mencoba menatapku dengan wajah malu – malunya. “Aku hanya mencoba untuk jujur padamu Oppa.” jawabnya pelan.
Jantungku berdetak kencang sekali, ingin rasanya aku melompat tinggi dan berlari mengatakannya pada semua orang bahwa apa yang dikatakan Seong Yeon barusan. Aku tidak berhenti tersenyum dan tertawa, alhasilnya Seong Yeon hanya melihat sikapku bahagia.
“Oppa.” panggilnya menarik lengan bajuku.
Aku menoleh kearahnya dan tak lepas dengan senyumanku.
“Waeyo? Apa aneh ucapanku tadi, apa itu membuatmu..” belum selesai ia bicara aku sudah membungkamnya dengan bibirku. Aku menciumnya sekilas dan melepasnya, dia terlihat sangat terkejut.
“Aku tidak bisa menahan kebahagianku saat ini. Aku tidak bisa menahan lagi perasaanku padamu Seong Yeon-ah.”
Seong Yeon hanya terdiam dan menunggu reaksi dariku selanjutnya.
=======================================================================
Seong Yeon POV
“Waeyo? Apa aneh ucapanku tadi, apa itu membuatmu..” belum selesai aku bicara Jonghyun Oppa melakukan hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. 'Hangat..' gumamku dalam hati.
“Aku tidak bisa menahan kebahagianku saat ini. Aku tidak bisa menahan lagi perasaanku padamu Seong Yeon-ah.” ucap Jonghyun terlihat sangat bahagia. Aku terdiam menunggu reaksi dari Jonghyun Oppa selanjutnya.
Jonghyun Oppa mulai berhenti tertawa dan mendekatiku. Ia meraih kedua bahuku dan menatapku dalam dengan senyumannya ia mulai berkata, “Seong Yeon-ah, aku pernah mengatakan bahwa aku jatuh cinta padamu pada saat pandangan pertama?”
Aku mengangguk.
“Aku pernah mengatakan kau cantik dan bermata indah?”
Aku mengangguk lagi.
“Aku menjawab bahwa aku puas dengan kehidupan pernikahan bersamamu tadi dan membisikkan sebuah kata padamu di paralayar kemarin, apakah kau tau bahwa aku mengatakan itu adalah sebuah kejujuran?”
Aku menggelengkan kepala, “Aku berpikir itu hanya sebuah angan – anganku saja jika semua yang kau lakukan dan katakan padaku Oppa adalah sebuah kejujuran.”
Jonghyun Oppa menatapku lama dengan senyumannya, “Saranghae, saranghaeyo Seong Yeon-ah.” ucapnya dengan tulus.
Aku mendengarnya sangat bahagia, hatiku merasa lebih hangat dari sebelumnya.
“Apa kau mau menjadi istriku yang sesungguhnya?” pintanya.
Tanpa berkata – kata lagi, aku langsung memeluknya dan mengatakan, “Iya aku mau Oppa.”
Jonghyun Oppa merasa sangat senang dengan jawabanku dan ia terus membelai rambutku serta memelukku erat.

Author POV
Jonghyun dan Seong Yeon tengah berpelukan, satu sama lain merasa sangat bahagia tak lepas senyuman dari kedua bibir mereka. Mereka melepas pelukannya dan saling menatap satu sama lain dengan senyuman bahagia dan berpelukan kembali.
“Aku merasa sangat tenang dan bahagia saat ini.” ucap Jonghyun yang terus tersenyum.
“Aku juga merasa demikian.” jawab Seong Yeon. “Ah, bagaimana dengan agensi kita Oppa? Apakah mereka menyetujuinya?” tanya Seong Yeon dengan sedikit memberikan jarak pada pelukan mereka.
“Aku akan menjelaskan kepada semua, mencintai seseorang bukanlah hal yang hina. Justru sebagai makhluk didunia ini harus saling mencintai satu sama lain. Aku akan perjuangkan cinta kita Seong Yeon-ah. Walaupun kita terikat kontrak kerja dengan mereka, kita harus tunjukkan pada mereka bahwa cinta kita tidak akan menganggu jalannya pekerjaan.” jelasnya tanpa ragu.
Seong Yeon hanya tersenyum mendengarnya, “Aku percaya padamu Oppa.”
“Nde, hmmm... Seong Yeon”
“Hmm?”
“Apa kau mau menikah sekarang atau nanti?”
Seong Yeon melepas pelukannya dan membulatkan kedua matanya, “Tidak menikah sekarang juga Oppa. Aku masih terlalu muda. Apa kau tidak percaya padaku?”
Jonghyun menghampiri Seong Yeon dan memeluknya kembali, “Nde, aku akan menunggumu sampai kau berumur... mmmm??” Jonghyun nampak berpikir.
“Oppa!” serunya dengan suara lembut khasnya serta mencubit pinggir perutnya.
“Appo. Sakit chagi-ya.” ucapnya sambil menggoda.
“Oppa, kau seperti anak kecil.” ejeknya. Jonghyun memeluknya erat kembali dan mereka tertawa bersama.

END

Sabtu, 15 Agustus 2015

CERBUNG : IDOL SCHOOL Chapter 6


IDOL SCHOOL

Chapter 6

Genre : School life, Romance, Comedy

Happy Reading ^^

**************____________***************

'Slurp slurp...', Renal tengah menyeruput soft drink disudut kelasnya sambil membaca buku matematikanya.
Seorang gadis menghampirinya dengan menampilkan senyuman manisnya, “Hei.”
Renal mengalihkan pandangannya ke gadis itu, “Hmm?”
Gadis itu duduk didepan Renal, “Kamu tidak makan?”
“Sedang tidak lapar.” jawabnya datar sembari membaca bukunya kembali tanpa menghiraukan kehadiran gadis itu yang tak lain adalah Yuko.
Yuko memanyunkan bibirnya, dia menghela nafasnya pelan. “Pulang sekolah ada acara tidak? Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat.”
“Kemana?” tanyanya balik tanpa menatap Yuko didepannya.
Yuko mulai tersenyum menang, “Kakakku dengan teman – temannya membuka perpustakaan keliling dekat pusat kota, banyak buku – buku murah disana. Mungkin saja kamu berminat?”
“Buku apa saja?” tanyanya, kali ini Renal melirik kearah Yuko.
“Hmmm, setauku ada buku – buku pelajaran juga, ensiklopedia, buku sejarah, novel...”
“Komik ada?” sela Renal sambil menutup bukunya.
“Sepertinya ada.”
“Hmmm.. nanti aku beritahu lagi ya aku mau kesana atau tidak. Karena hari ini aku harus mengerjakan tugas.” jawab Renal yang bangkit dari tempat duduknya.
Yuko memperhatikannya, “Eh, ya sudah. Aku tunggu kabarmu ya.” ucapnya dengan tersenyum manis.
Renal hanya mengangguk dan berlalu pergi. Seorang teman Yuko menghampirinya, “Bagaimana dia bersedia?” tanyanya.
Yuko mengangkat bahunya, “Aku harus menunggu sampai pulang sekolah.”
Mina, teman Yuko mengernyitkan dahinya.
“Yah, dia bilang seperti itu.”
Mina hanya mengangguk – angguk dan sedetik kemudian ia mengingat sesuatu, “Ah, Yuko aku ingin memberitahumu sesuatu.”
“Apa itu?”
“Gadis aneh yang pergi bersama Renal kemarin, sepertinya aku bertemu dengannya pagi ini di Bus.”
“Di Bus?”
“Tapi aku tidak sempat memperhatikannya karena dia turun sebelum sampai sekolah kita, sepertinya dia ingin membeli sesuatu.”
“Kamu melihat nametag-nya tidak?”
Mina nampak mengingat – ingat, “Hmmm... ah, aku lihat. Namanya kalau tidak salah Rissa.”
“Rissa?”
“Bagaimana ciri – cirinya?” tanyanya antusias.
“Dia berambut panjang lurus sebahu, kulitnya putih langsat, bermata sedang dan berhidung mancung. Dia juga pakai jepit rambut warna biru muda disebelah kanan dan sedikit tinggi.”
Yuko mencoba mengingat semua siswi seangkatannya yang pernah ia temui, “AH!” dia menjentikkan jarinya teringat sesuatu, terlintas ia mengingat kejadian di ruang UKS tempo hari. Ia bertemu dengan gadis yang menyerupai ciri – ciri yang disebutkan Mina tadi.
“Apa kamu pernah melihatnya?”
Yuko mengangguk – angguk, “Sepertinya aku pernah bertemu dengannya diruang UKS waktu itu. Dia bersama dua orang temannya.”
“Ah, bagaimana kalau kita mencari gadis itu sekarang. Mumpung waktu istirahat masih ada?” ajak Mina.
“Baiklah, ayo!” seru Yuko beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi bersama dengan temannya itu.

***

Diperpustakaan,
Rissa perlahan masuk dan segera menghampiri penjaga perpus, “Permisi.”
Penjaga perpus itu menoleh, “Eh kamu Rissa. Ada buku yang mau kamu cari?”
Rissa tersenyum, “Iya. Buku mengenai Biologi dirak mana ya Bu?”
“Kamu belok kiri dari sini, di rak nomor tiga di sap ke empat.” jawabnya ramah.
“Oh, kalau begitu terima kasih ya Bu.” ucap Rissa dan dijawab dengan anggukan oleh penjaga perpus.

Rissa berjalan pelan sambil memperhatikan buku – buku yang tengah tersusun rapi serta siswi dan siswa yang sedang belajar disana, tiba – tiba langkahnya terhenti dan tubuhnya sedikit kaku melihat sesuatu yang tidak ia duga. "Kenapa bertemu disini lagi ya?" gumamnya pelan. Rissa menghela nafasnya pelan dan mencoba melangkahkan kakinya kembali, “Jangan sampai ketauan, jangan sampai ketauan..” ia merunduk dan berjalan mundur pelan – pelan menghindari orang itu.
Setelah tiba tepat didepan rak buku biologi, ia mulai mencari judul buku yang diusulkan oleh guru biologinya itu untuk tugas rumahnya. “Hmmmm....” jari jemarinya menelusuri satu persatu.
“Kamu mencari ini?” tanya seseorang disampingnya.
Rissa menoleh kesumber suara, “Eh, kamu?” jawabnya terkejut dan pipinya kemudian mulai merona. 'Aduh, kok bisa ketauan aku ada disini sih.' ucapnya dalam hati.
Renal, seseorang yang berada disampingnya. “Iya, kenapa?” tanyanya datar.
“Eh, tidak apa – apa.” jawab Rissa menggaruk belakang kepalanya.
“Kamu lagi cari buku biologi, apa sedang ada tugas dari Guru biologi ya?”
“Iya, aku disuruh cari judul buku itu.” jawabnya sambil menunjuk buku yang dipegang Renal. “Kamu butuh buku itu tidak?”
Renal mengalihkan pandangannya ke buku yang digenggamnya, “Hmmm... sebenarnya sih iya. Karena aku juga diberi tugas.”
“Oh begitu ya. Kalau begitu kalau sudah selesai, aku pinjam ya.” ucapnya tersenyum.
Renal menatap gadis didepannya itu tanpa ekspresi apapun.
“Eh, eh kenapa kok menatapku seperti itu?” tanya sambil mengalihkan pandangannya karena merasa malu ditatap olehnya.
Renal menampilkan senyum smirk-nya, “Aku membuat kamu grogi ya?” godanya sambil memajukan wajahnya kearah Rissa.
“Ya! Jangan dekat – dekat begitu.” ucap Rissa sembari mundur selangkah.
“Ck.. biasanya banyak yang mau berdekatan denganku?”
Rissa menegakkan kepalanya menatap Renal tajam dan memajukan langkahnya, “Kamu pikir aku sama dengan mereka.” ucapnya.
Renal menaikkan alisnya, “Haha.. kamu ini lucu juga ya.”
“Apanya ya lucu sih.” kata Rissa melipat kedua tangannya didepan dadanya sambil memanyunkan bibirnya.
“Ekpresimu bisa berubah – ubah dalam sekejap.”
Rissa mulai tersadar dan ia menunduk, “Ah, maaf maaf ya. Aku...”
“Kalau kamu mau kita bisa belajar bersama. Bukankah tugas ini harus dikumpulkan minggu depan. Aku takut terlalu lama membaca buku ini dan kamu tidak punya waktu banyak.” selaknya.
Rissa kembali menatap Renal, “Aku belajar bersamamu?”
Renal mengangguk pasti, “Pastikan kamu menungguku didepan halte bus dekat sekolah hari ini ya. Kita belajar bersama dirumahku.”
“Eh, dirumahmu?” Rissa mulai gugup, “Ada siapa saja dirumahmu?”
“Aku tinggal sendiri.”
“Hah sendiri?!”
“Ya, aku sudah tinggal sendiri sejak kelas 1, ada apa?”
“Hmmm.. anu.. anu... kalau terjadi...” ucapnya terbata – bata.
“Tidak akan, bagaimanapun aku ini tipe laki - laki baik – baik.” jelasnya dengan senyuman.
Rissa terhenyak sebentar karena senyuman manis Renal itu, “Eh, iya kalau begitu nanti aku ijin pada bibiku.”
“Oke, kalau begitu sampai ketemu nanti ya.” ucapnya sambil berlalu meninggalkan Rissa yang masih terlihat begitu tak percaya dengan ajakannya.
“Dia mengajakku belajar bersama? Apa ini mimpi?” tanyanya pada diri sendiri, “Auwww..” ia mencubit pipinya sendiri, “Sakit, berarti ini bukan mimpi ya.” ucapnya sambil mengelus – elus pipi kanannya.

***

Disebuh gedung bertingkat dipusat kota,
“Maruka!” panggilnya dan ia berlari kecil menghampirinya.
Maruka menoleh kebelakang, senyumnya terhias dibibirnya saat itu. “Aku sudah menunggumu sejak tadi, kenapa baru datang?” tanyanya ketika pria yang dicintainya datang.
“Maafkan aku, tadi aku ada rapat penting.” jawabnya sambil mengatur nafasnya yang masih tersengal – sengal itu.
“Tidak apa kok. Lalu kita mau kemana?”
“Kita makan siang dikantin saja, mau tidak?” ajaknya kemudian merangkul gadis yang baru saja menjadi kekasihnya beberapa minggu lalu.
“Oke, ayo!” jawabnya dan mereka berduapun langsung menuju kantin.

“Maruka, bagaimana dengan keluargamu?”
“Baik kok.” jawabnya sambil memainkan jari – jarinya dimeja. Kekasihnya itu memperhatikan tingkah Maruka yang aneh hari ini.
“Kamu ada masalah?” tanyanya sambil merengkuh kedua tangan Maruka, Maruka hanya menatap matanya dengan diam. “Katakanlah padaku.” pintanya.
Maruka kemudian menunduk, “Seperti biasa, aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan burukku terhadap Yuko.”
“Ada apa?”
Maruka mengangkat wajahnya, “Apa aku bisa menjadi kakak yang baik untuknya?”
“Kenapa tidak?”
Maruka mengalihkan pandangannya, “Tapi aku selalu membuatnya kesal, sampai – sampai ibuku menghentikan aku untuk berbicara padanya.”
Kekasihnya itu terdiam mendengar Maruka bicara.
Maruka menghela nafasnya kasar, “Aku hanya tidak suka ia selalu membenci ayah, aku hanya ingin memberitahunya kalau sikapnya itu salah. Tapi aku tidak tau cara terbaik yang harus aku lakukan.” terangnya.
“Permisi, ini makanannya Mas Mbak.” sela seorang pengantar makanan dikantin itu.
Maruka melepaskan genggaman kekasihnya, “Ah, terima kasih ya.” jawabnya.
“Iya Mbak sama – sama. Permisi.” jawabnya sambil berlalu meninggalkan mereka berdua dimeja.
“Ayo. Makanlah, jangan sampai mood mu yang tidak baik hari ini membuat kamu tidak nafsu makan.” pintanya lembut.
Maruka tersenyum kecil, “Iya, mari makan.” ucapnya mengambil piring berisi makanan pesanannya tersebut.
“Tetaplah berusaha untuk menjadi kakak yang baik yah. Jangan mudah menyerah. Aku percaya kamu pasti bisa dekat dengan adikmu itu.”
“Iya, aku akan mencobanya. Terima kasih ya telah menyemangatiku.” ucapnya tersenyum.
“Sama – sama.” jawabnya membalas senyum.

***

Inka dan Sam berjalan bersama dilorong kelas. Terlihat Inka memainkan tali tas selempangnya sambil memikirkan sesuatu yang membuat Sam penasaraan saat tak sengaja melirik ke arah Inka.
“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Sam tiba – tiba mendahului Inka dan berdiri tepat dihadapannya.
Inka sedikit terkejut dan sesaat kemudian kembali normal, “Kamu ini selalu melakukannya tiba – tiba, buat aku kaget saja.” ucapnya sambil mengelus – elus dada. “Mmm aku hanya memikirkan Rissa.” lanjutnya.
Sam mengernyitkan dahinya hingga kedua alisnya saling menyatu, “Apa yang kamu pikirkan darinya?” tanyanya kembali sembari melipat kedua tangannya.
“Aku rasa dia menyukai idola kita Sam.” terangnya sambil menerawang, jari telunjuknya diarahkan kedagunya.
“Hmmm...” Sam terlihat memikir keras, “Apa benar ya?”
“Kamu tidak perhatikan belakangan ini dia sedikit aneh, dia selalu menghindar kalau kita bertanya mengenai siapa laki – laki yang dia taksir. Ya kan?”
Sam mengangguk – angguk, “Seperti menyembunyikan sesuatu.”
“Aku rasa dia juga menyukai Renal.” terka Inka langsung.
Lagi – lagi Sam hanya mengangguk – angguk, “Tapi kenapa dia menyembunyikannya dari kita?”
“Kamu lupa? Rissa pernah bilang takut kita marah kan? Sekarang dia malah pulang duluan saat kita menanyakan hal itu kembali.”
“Iya ya, tadi dia buru – buru sekali.”
“Apa nanti kita bertanya langsung saja? Apa itu tidak menyinggungnya?”
Sam nampak berpikir, kemudian dia menjentikan jarinya. “Aha! Bagaimana kalau dia kita pancing saja.”
“Pancing? Maksudmu?”
“Begini....” Sam membisikkan sesuatu ditelinga Inka. Inka mengangguk pertanda mengerti atas penjelasan Sam. “Bagaimana menurutmu?”
“Tidak begitu buruk, tapi apa kamu bisa mengundang dia juga?” yang dimaksud Inka adalah laki – lakinya.
“Nanti aku pikirkan kembali mengenai hal itu.”
“Hmmm.. ah! Bagaimana dengan anak jepang itu!” seru Inka tiba – tiba, “Kalau dia tau, habislah kita.” ucapnya menepuk dahinya.
“Tidak masalah! Selagi masih ada aku, tenang saja.” jawabnya percaya diri, “Ayo, kita jalan pulang sudah siang nih, aku lapar! Ingin segera tiba dirumah.” ajak Sam menarik tangan Inka tanpa ijin.
“Eh, iya iya.. tapi jangan menarik tanganku tiba – tiba! Kamu ini!” seru Inka kesal. Dan kemudian mereka melanjutkan perjalanannya kembali, tanpa sepengetahuan mereka ada seorang gadis yang tak sengaja mendengar percakapan mereka.


Yuko terlihat kesal sejak tadi, sambil melipat kedua tangannya ia menghela nafas berkali – kali pasalnya ajakan untuk pergi bersama saat pulang sekolah pada Renal ditolak lagi. Alasannya sama, Renal sudah ada janji dengan yang lain dan yang membuatnya makin kesal adalah janjinya dengan gadis aneh itu lagi.
Yuko menghempaskan satu kakinya ketanah, “Kenapa!” serunya marah, “Kenapa mesti anak itu?! Apa cantiknya? Apa istimewanya dia? Rrgghhhh...” ucapnya dengan nafas memburu, kedua matanya melebar sempurna, kedua tangannya mengepal. “Aku harus segera merebut perhatian Renal lagi dengan menyingkirkan anak itu!” serunya kemudian berbalik dan berjalan keluar kelas.
“Yuko!” seru Mina berlari terengah – engah.
Yuko mengernyitkan dahinya, “Ada apa denganmu? Kenapa kamu berlari seperti itu.”
“Tadi aku keliling mencarimu, ternyata kamu ada disini. Ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu mengenai anak itu.”
“Anak itu?”
“Ya siapa lagi kalau bukan Rissa.”
“Kenapa?”
“Ternyata Rissa juga menyukai Renal sama halnya seperti dirimu.”
Yuko sontak terkejut, “Bagaimana kamu tau hal itu?”
“Tadi aku tidak sengaja ingin kekantin, dan aku bertemu dengan dua orang yang mungkin adalah sahabatnya Rissa. Tanpa sengaja aku mendengarkan percakapan mereka, mereka mengatakan ada sesuatu yang aneh pada temannya itu dan mereka menyimpulkan bahwa Rissa menyukai Renal, idola mereka juga.”
“Apa?! Benarkah seperti itu?”
Mina hanya mengangguk sambil mengatur nafasnya, “Apa yang harus kita lakukan? Apa kamu mau menyerahkan Renal untuk anak itu?”
“Tidak mungkin! Tidak mungkin aku menyerahkan Renal untuknya, sudah hampir 3 tahun ini aku mengejarnya dan belum dapat memenangkan hatinya. Bagaimana aku bisa begitu saja membiarkan hal ini terjadi. Jangan sampai Renal juga suka padanya, jika tidak...”
“Jika tidak, kamu tidak akan ada lagi kesempatan untuk memilikinya kan?”
“Iya.” Yuko mengepalkan kedua tangannya, “Aku harus melakukan sesuatu!”

***

“Lain kali kamu jangan berlari – lari seperti itu, kalau kamu jatuh bisa celaka nanti!” seru Renal sepanjang perjalanan menggerutu kepada Rissa. Rissa hanya menunduk menanggapinya.
“Maaf, aku hanya takut kamu menunggu lama.”
“Aku akan menunggu kedatanganmu, tenang saja.” jawabnya dengan wajah datar.
Rissa menoleh kearahnya, sedikit terkejut dengan ucapan Renal barusan. “Sekali lagi maaf ya.” ucap Rissa.
“Kamu jangan buat aku khawatir.” ucapnya pelan tanpa memandang Rissa.
“A.. Apa maksudmu membuatmu khawatir?” tanya Rissa merasa aneh dengan ucapan Renal barusan.
Renal membulatkan kedua matanya, ia merasa kehilangan kontrol pada ucapannya. “Apa maksudmu? Apa kamu pikir aku tega melihat seorang gadis jatuh begitu saja. Jangan berpikir macam – macam!” serunya mengalihkan.
“Ah.. benar juga ya.” ucap Rissa mengangguk – angguk.
“Ayo cepat, rumahku sebentar lagi sampai.”
“Ah, iya ya.. aku sudah mempercepat langkahku.”
“Kamu pendek jadi jalannya lama.”
“Apa? Aku tidak pendek tau, tinggiku normal untuk wanita seumuranku.” protesnya dan sikap Rissa berubah lagi.
“Ck.. Terserah! Ayo!” serunya tanpa peduli protes dari Rissa.
“Ihhh... kamu itu!!!” omelnya sambil berjalan dibelakang Renal.
Renal tersenyum kecil melihat perubahan ekspresi Rissa yang berubah cepat sekali dan hal itu membuatkan ketagihan untuk menggoda gadis aneh yang bersamanya itu.

***
Tbc

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...