Sabtu, 15 Agustus 2015

CERBUNG : IDOL SCHOOL Chapter 6


IDOL SCHOOL

Chapter 6

Genre : School life, Romance, Comedy

Happy Reading ^^

**************____________***************

'Slurp slurp...', Renal tengah menyeruput soft drink disudut kelasnya sambil membaca buku matematikanya.
Seorang gadis menghampirinya dengan menampilkan senyuman manisnya, “Hei.”
Renal mengalihkan pandangannya ke gadis itu, “Hmm?”
Gadis itu duduk didepan Renal, “Kamu tidak makan?”
“Sedang tidak lapar.” jawabnya datar sembari membaca bukunya kembali tanpa menghiraukan kehadiran gadis itu yang tak lain adalah Yuko.
Yuko memanyunkan bibirnya, dia menghela nafasnya pelan. “Pulang sekolah ada acara tidak? Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat.”
“Kemana?” tanyanya balik tanpa menatap Yuko didepannya.
Yuko mulai tersenyum menang, “Kakakku dengan teman – temannya membuka perpustakaan keliling dekat pusat kota, banyak buku – buku murah disana. Mungkin saja kamu berminat?”
“Buku apa saja?” tanyanya, kali ini Renal melirik kearah Yuko.
“Hmmm, setauku ada buku – buku pelajaran juga, ensiklopedia, buku sejarah, novel...”
“Komik ada?” sela Renal sambil menutup bukunya.
“Sepertinya ada.”
“Hmmm.. nanti aku beritahu lagi ya aku mau kesana atau tidak. Karena hari ini aku harus mengerjakan tugas.” jawab Renal yang bangkit dari tempat duduknya.
Yuko memperhatikannya, “Eh, ya sudah. Aku tunggu kabarmu ya.” ucapnya dengan tersenyum manis.
Renal hanya mengangguk dan berlalu pergi. Seorang teman Yuko menghampirinya, “Bagaimana dia bersedia?” tanyanya.
Yuko mengangkat bahunya, “Aku harus menunggu sampai pulang sekolah.”
Mina, teman Yuko mengernyitkan dahinya.
“Yah, dia bilang seperti itu.”
Mina hanya mengangguk – angguk dan sedetik kemudian ia mengingat sesuatu, “Ah, Yuko aku ingin memberitahumu sesuatu.”
“Apa itu?”
“Gadis aneh yang pergi bersama Renal kemarin, sepertinya aku bertemu dengannya pagi ini di Bus.”
“Di Bus?”
“Tapi aku tidak sempat memperhatikannya karena dia turun sebelum sampai sekolah kita, sepertinya dia ingin membeli sesuatu.”
“Kamu melihat nametag-nya tidak?”
Mina nampak mengingat – ingat, “Hmmm... ah, aku lihat. Namanya kalau tidak salah Rissa.”
“Rissa?”
“Bagaimana ciri – cirinya?” tanyanya antusias.
“Dia berambut panjang lurus sebahu, kulitnya putih langsat, bermata sedang dan berhidung mancung. Dia juga pakai jepit rambut warna biru muda disebelah kanan dan sedikit tinggi.”
Yuko mencoba mengingat semua siswi seangkatannya yang pernah ia temui, “AH!” dia menjentikkan jarinya teringat sesuatu, terlintas ia mengingat kejadian di ruang UKS tempo hari. Ia bertemu dengan gadis yang menyerupai ciri – ciri yang disebutkan Mina tadi.
“Apa kamu pernah melihatnya?”
Yuko mengangguk – angguk, “Sepertinya aku pernah bertemu dengannya diruang UKS waktu itu. Dia bersama dua orang temannya.”
“Ah, bagaimana kalau kita mencari gadis itu sekarang. Mumpung waktu istirahat masih ada?” ajak Mina.
“Baiklah, ayo!” seru Yuko beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi bersama dengan temannya itu.

***

Diperpustakaan,
Rissa perlahan masuk dan segera menghampiri penjaga perpus, “Permisi.”
Penjaga perpus itu menoleh, “Eh kamu Rissa. Ada buku yang mau kamu cari?”
Rissa tersenyum, “Iya. Buku mengenai Biologi dirak mana ya Bu?”
“Kamu belok kiri dari sini, di rak nomor tiga di sap ke empat.” jawabnya ramah.
“Oh, kalau begitu terima kasih ya Bu.” ucap Rissa dan dijawab dengan anggukan oleh penjaga perpus.

Rissa berjalan pelan sambil memperhatikan buku – buku yang tengah tersusun rapi serta siswi dan siswa yang sedang belajar disana, tiba – tiba langkahnya terhenti dan tubuhnya sedikit kaku melihat sesuatu yang tidak ia duga. "Kenapa bertemu disini lagi ya?" gumamnya pelan. Rissa menghela nafasnya pelan dan mencoba melangkahkan kakinya kembali, “Jangan sampai ketauan, jangan sampai ketauan..” ia merunduk dan berjalan mundur pelan – pelan menghindari orang itu.
Setelah tiba tepat didepan rak buku biologi, ia mulai mencari judul buku yang diusulkan oleh guru biologinya itu untuk tugas rumahnya. “Hmmmm....” jari jemarinya menelusuri satu persatu.
“Kamu mencari ini?” tanya seseorang disampingnya.
Rissa menoleh kesumber suara, “Eh, kamu?” jawabnya terkejut dan pipinya kemudian mulai merona. 'Aduh, kok bisa ketauan aku ada disini sih.' ucapnya dalam hati.
Renal, seseorang yang berada disampingnya. “Iya, kenapa?” tanyanya datar.
“Eh, tidak apa – apa.” jawab Rissa menggaruk belakang kepalanya.
“Kamu lagi cari buku biologi, apa sedang ada tugas dari Guru biologi ya?”
“Iya, aku disuruh cari judul buku itu.” jawabnya sambil menunjuk buku yang dipegang Renal. “Kamu butuh buku itu tidak?”
Renal mengalihkan pandangannya ke buku yang digenggamnya, “Hmmm... sebenarnya sih iya. Karena aku juga diberi tugas.”
“Oh begitu ya. Kalau begitu kalau sudah selesai, aku pinjam ya.” ucapnya tersenyum.
Renal menatap gadis didepannya itu tanpa ekspresi apapun.
“Eh, eh kenapa kok menatapku seperti itu?” tanya sambil mengalihkan pandangannya karena merasa malu ditatap olehnya.
Renal menampilkan senyum smirk-nya, “Aku membuat kamu grogi ya?” godanya sambil memajukan wajahnya kearah Rissa.
“Ya! Jangan dekat – dekat begitu.” ucap Rissa sembari mundur selangkah.
“Ck.. biasanya banyak yang mau berdekatan denganku?”
Rissa menegakkan kepalanya menatap Renal tajam dan memajukan langkahnya, “Kamu pikir aku sama dengan mereka.” ucapnya.
Renal menaikkan alisnya, “Haha.. kamu ini lucu juga ya.”
“Apanya ya lucu sih.” kata Rissa melipat kedua tangannya didepan dadanya sambil memanyunkan bibirnya.
“Ekpresimu bisa berubah – ubah dalam sekejap.”
Rissa mulai tersadar dan ia menunduk, “Ah, maaf maaf ya. Aku...”
“Kalau kamu mau kita bisa belajar bersama. Bukankah tugas ini harus dikumpulkan minggu depan. Aku takut terlalu lama membaca buku ini dan kamu tidak punya waktu banyak.” selaknya.
Rissa kembali menatap Renal, “Aku belajar bersamamu?”
Renal mengangguk pasti, “Pastikan kamu menungguku didepan halte bus dekat sekolah hari ini ya. Kita belajar bersama dirumahku.”
“Eh, dirumahmu?” Rissa mulai gugup, “Ada siapa saja dirumahmu?”
“Aku tinggal sendiri.”
“Hah sendiri?!”
“Ya, aku sudah tinggal sendiri sejak kelas 1, ada apa?”
“Hmmm.. anu.. anu... kalau terjadi...” ucapnya terbata – bata.
“Tidak akan, bagaimanapun aku ini tipe laki - laki baik – baik.” jelasnya dengan senyuman.
Rissa terhenyak sebentar karena senyuman manis Renal itu, “Eh, iya kalau begitu nanti aku ijin pada bibiku.”
“Oke, kalau begitu sampai ketemu nanti ya.” ucapnya sambil berlalu meninggalkan Rissa yang masih terlihat begitu tak percaya dengan ajakannya.
“Dia mengajakku belajar bersama? Apa ini mimpi?” tanyanya pada diri sendiri, “Auwww..” ia mencubit pipinya sendiri, “Sakit, berarti ini bukan mimpi ya.” ucapnya sambil mengelus – elus pipi kanannya.

***

Disebuh gedung bertingkat dipusat kota,
“Maruka!” panggilnya dan ia berlari kecil menghampirinya.
Maruka menoleh kebelakang, senyumnya terhias dibibirnya saat itu. “Aku sudah menunggumu sejak tadi, kenapa baru datang?” tanyanya ketika pria yang dicintainya datang.
“Maafkan aku, tadi aku ada rapat penting.” jawabnya sambil mengatur nafasnya yang masih tersengal – sengal itu.
“Tidak apa kok. Lalu kita mau kemana?”
“Kita makan siang dikantin saja, mau tidak?” ajaknya kemudian merangkul gadis yang baru saja menjadi kekasihnya beberapa minggu lalu.
“Oke, ayo!” jawabnya dan mereka berduapun langsung menuju kantin.

“Maruka, bagaimana dengan keluargamu?”
“Baik kok.” jawabnya sambil memainkan jari – jarinya dimeja. Kekasihnya itu memperhatikan tingkah Maruka yang aneh hari ini.
“Kamu ada masalah?” tanyanya sambil merengkuh kedua tangan Maruka, Maruka hanya menatap matanya dengan diam. “Katakanlah padaku.” pintanya.
Maruka kemudian menunduk, “Seperti biasa, aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan burukku terhadap Yuko.”
“Ada apa?”
Maruka mengangkat wajahnya, “Apa aku bisa menjadi kakak yang baik untuknya?”
“Kenapa tidak?”
Maruka mengalihkan pandangannya, “Tapi aku selalu membuatnya kesal, sampai – sampai ibuku menghentikan aku untuk berbicara padanya.”
Kekasihnya itu terdiam mendengar Maruka bicara.
Maruka menghela nafasnya kasar, “Aku hanya tidak suka ia selalu membenci ayah, aku hanya ingin memberitahunya kalau sikapnya itu salah. Tapi aku tidak tau cara terbaik yang harus aku lakukan.” terangnya.
“Permisi, ini makanannya Mas Mbak.” sela seorang pengantar makanan dikantin itu.
Maruka melepaskan genggaman kekasihnya, “Ah, terima kasih ya.” jawabnya.
“Iya Mbak sama – sama. Permisi.” jawabnya sambil berlalu meninggalkan mereka berdua dimeja.
“Ayo. Makanlah, jangan sampai mood mu yang tidak baik hari ini membuat kamu tidak nafsu makan.” pintanya lembut.
Maruka tersenyum kecil, “Iya, mari makan.” ucapnya mengambil piring berisi makanan pesanannya tersebut.
“Tetaplah berusaha untuk menjadi kakak yang baik yah. Jangan mudah menyerah. Aku percaya kamu pasti bisa dekat dengan adikmu itu.”
“Iya, aku akan mencobanya. Terima kasih ya telah menyemangatiku.” ucapnya tersenyum.
“Sama – sama.” jawabnya membalas senyum.

***

Inka dan Sam berjalan bersama dilorong kelas. Terlihat Inka memainkan tali tas selempangnya sambil memikirkan sesuatu yang membuat Sam penasaraan saat tak sengaja melirik ke arah Inka.
“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Sam tiba – tiba mendahului Inka dan berdiri tepat dihadapannya.
Inka sedikit terkejut dan sesaat kemudian kembali normal, “Kamu ini selalu melakukannya tiba – tiba, buat aku kaget saja.” ucapnya sambil mengelus – elus dada. “Mmm aku hanya memikirkan Rissa.” lanjutnya.
Sam mengernyitkan dahinya hingga kedua alisnya saling menyatu, “Apa yang kamu pikirkan darinya?” tanyanya kembali sembari melipat kedua tangannya.
“Aku rasa dia menyukai idola kita Sam.” terangnya sambil menerawang, jari telunjuknya diarahkan kedagunya.
“Hmmm...” Sam terlihat memikir keras, “Apa benar ya?”
“Kamu tidak perhatikan belakangan ini dia sedikit aneh, dia selalu menghindar kalau kita bertanya mengenai siapa laki – laki yang dia taksir. Ya kan?”
Sam mengangguk – angguk, “Seperti menyembunyikan sesuatu.”
“Aku rasa dia juga menyukai Renal.” terka Inka langsung.
Lagi – lagi Sam hanya mengangguk – angguk, “Tapi kenapa dia menyembunyikannya dari kita?”
“Kamu lupa? Rissa pernah bilang takut kita marah kan? Sekarang dia malah pulang duluan saat kita menanyakan hal itu kembali.”
“Iya ya, tadi dia buru – buru sekali.”
“Apa nanti kita bertanya langsung saja? Apa itu tidak menyinggungnya?”
Sam nampak berpikir, kemudian dia menjentikan jarinya. “Aha! Bagaimana kalau dia kita pancing saja.”
“Pancing? Maksudmu?”
“Begini....” Sam membisikkan sesuatu ditelinga Inka. Inka mengangguk pertanda mengerti atas penjelasan Sam. “Bagaimana menurutmu?”
“Tidak begitu buruk, tapi apa kamu bisa mengundang dia juga?” yang dimaksud Inka adalah laki – lakinya.
“Nanti aku pikirkan kembali mengenai hal itu.”
“Hmmm.. ah! Bagaimana dengan anak jepang itu!” seru Inka tiba – tiba, “Kalau dia tau, habislah kita.” ucapnya menepuk dahinya.
“Tidak masalah! Selagi masih ada aku, tenang saja.” jawabnya percaya diri, “Ayo, kita jalan pulang sudah siang nih, aku lapar! Ingin segera tiba dirumah.” ajak Sam menarik tangan Inka tanpa ijin.
“Eh, iya iya.. tapi jangan menarik tanganku tiba – tiba! Kamu ini!” seru Inka kesal. Dan kemudian mereka melanjutkan perjalanannya kembali, tanpa sepengetahuan mereka ada seorang gadis yang tak sengaja mendengar percakapan mereka.


Yuko terlihat kesal sejak tadi, sambil melipat kedua tangannya ia menghela nafas berkali – kali pasalnya ajakan untuk pergi bersama saat pulang sekolah pada Renal ditolak lagi. Alasannya sama, Renal sudah ada janji dengan yang lain dan yang membuatnya makin kesal adalah janjinya dengan gadis aneh itu lagi.
Yuko menghempaskan satu kakinya ketanah, “Kenapa!” serunya marah, “Kenapa mesti anak itu?! Apa cantiknya? Apa istimewanya dia? Rrgghhhh...” ucapnya dengan nafas memburu, kedua matanya melebar sempurna, kedua tangannya mengepal. “Aku harus segera merebut perhatian Renal lagi dengan menyingkirkan anak itu!” serunya kemudian berbalik dan berjalan keluar kelas.
“Yuko!” seru Mina berlari terengah – engah.
Yuko mengernyitkan dahinya, “Ada apa denganmu? Kenapa kamu berlari seperti itu.”
“Tadi aku keliling mencarimu, ternyata kamu ada disini. Ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu mengenai anak itu.”
“Anak itu?”
“Ya siapa lagi kalau bukan Rissa.”
“Kenapa?”
“Ternyata Rissa juga menyukai Renal sama halnya seperti dirimu.”
Yuko sontak terkejut, “Bagaimana kamu tau hal itu?”
“Tadi aku tidak sengaja ingin kekantin, dan aku bertemu dengan dua orang yang mungkin adalah sahabatnya Rissa. Tanpa sengaja aku mendengarkan percakapan mereka, mereka mengatakan ada sesuatu yang aneh pada temannya itu dan mereka menyimpulkan bahwa Rissa menyukai Renal, idola mereka juga.”
“Apa?! Benarkah seperti itu?”
Mina hanya mengangguk sambil mengatur nafasnya, “Apa yang harus kita lakukan? Apa kamu mau menyerahkan Renal untuk anak itu?”
“Tidak mungkin! Tidak mungkin aku menyerahkan Renal untuknya, sudah hampir 3 tahun ini aku mengejarnya dan belum dapat memenangkan hatinya. Bagaimana aku bisa begitu saja membiarkan hal ini terjadi. Jangan sampai Renal juga suka padanya, jika tidak...”
“Jika tidak, kamu tidak akan ada lagi kesempatan untuk memilikinya kan?”
“Iya.” Yuko mengepalkan kedua tangannya, “Aku harus melakukan sesuatu!”

***

“Lain kali kamu jangan berlari – lari seperti itu, kalau kamu jatuh bisa celaka nanti!” seru Renal sepanjang perjalanan menggerutu kepada Rissa. Rissa hanya menunduk menanggapinya.
“Maaf, aku hanya takut kamu menunggu lama.”
“Aku akan menunggu kedatanganmu, tenang saja.” jawabnya dengan wajah datar.
Rissa menoleh kearahnya, sedikit terkejut dengan ucapan Renal barusan. “Sekali lagi maaf ya.” ucap Rissa.
“Kamu jangan buat aku khawatir.” ucapnya pelan tanpa memandang Rissa.
“A.. Apa maksudmu membuatmu khawatir?” tanya Rissa merasa aneh dengan ucapan Renal barusan.
Renal membulatkan kedua matanya, ia merasa kehilangan kontrol pada ucapannya. “Apa maksudmu? Apa kamu pikir aku tega melihat seorang gadis jatuh begitu saja. Jangan berpikir macam – macam!” serunya mengalihkan.
“Ah.. benar juga ya.” ucap Rissa mengangguk – angguk.
“Ayo cepat, rumahku sebentar lagi sampai.”
“Ah, iya ya.. aku sudah mempercepat langkahku.”
“Kamu pendek jadi jalannya lama.”
“Apa? Aku tidak pendek tau, tinggiku normal untuk wanita seumuranku.” protesnya dan sikap Rissa berubah lagi.
“Ck.. Terserah! Ayo!” serunya tanpa peduli protes dari Rissa.
“Ihhh... kamu itu!!!” omelnya sambil berjalan dibelakang Renal.
Renal tersenyum kecil melihat perubahan ekspresi Rissa yang berubah cepat sekali dan hal itu membuatkan ketagihan untuk menggoda gadis aneh yang bersamanya itu.

***
Tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...