Senin, 13 Juli 2015

FF Seokyu - Between Love Chapter 4


BETWEEN LOVE
Chapter IV


Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc

Mian for typo..
Dont plagiat!!
Happy reading ^^

***
'cklek' kenop pintu kamar Seohyun terbuka perlahan, terdapat sebuah bayangan dari balik pintu. Wajah lelahnya sedikit mengintip kearah tempat tidur Seohyun. “Ah.. dia sudah tidur rupanya.” gumamnya, sekilas ia melihat jam ditangannya. “Pantas sudah tengah malam.” Pintu kamar Seohyun ditutupnya kembali, Yoona berjalan gontai menuju kamar untuk melepas lelah.

Seohyun terdiam dibalik selimut yang ditariknya sampai leher, tubuhnya dibiarkan berhadapan dengan jendela kamar. Menghindari dari pertanyaan sang kakak, “Mianhae eouni.” lirihnya sembari memejamkan mata.
“Sampai kapan ya aku mendiami Seohyun?” tanya Yoona pada dirinya sendiri, ia menghela nafasnya pelan sambil melepas blazer kerjanya dan menaruhnya dikeranjang cuci. “Setelah Donghae Oppa memberitahuku mengenai kegiatanmu Seohyun. Aku jadi merasa bersalah, aku tidak bisa menjaga dan mendidik dongsaengku sendiri.” gumamnya lagi. Yoona bercermin di meja riasnya sembari melepas aksesoris yang dipakainya seharian, “Kenapa kau tidak mau menurut padaku Hyunie-ah?” ucapnya menghela nafasnya.
Yoona bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar, sampai didepan kamar Seohyun ia masuk begitu saja. Menghampiri Seohyun yang tengah tertidur lelap, ia betulkan letak selimut Seohyun kemudian ia duduk ditepi tempat tidur itu sambil mengusap lembut rambut Seohyun, “Kau ini anak keras kepala, pantas saja sejak kecil orang tua kita selalu menyerah padamu dan memanggilku untuk mengurusimu.” ucapnya tersenyum tipis. “Maafkan eouni. Aku akan menunggu pernyataanmu, kau harus jujur pada eouni Hyunie-ah. Entah sampai kapan kau akan paham akan sikapku ini?” ucapnya, “Tidurlah dengan nyenyak.” susulnya dan Yoona meninggalkan Seohyun yang sudah tertidur pulas.
***
Seohyun memanyunkan bibirnya dimeja kasirnya, ia memikirkan tingkah eouninya semalam. Menengoknya dikamar dan dengan bodohnya Seohyun berpura – pura tidur demi menghindari pertanyaan. Padahal siangnya ia berniat untuk menanyakan kondisi eouninya itu, kenapa akhir – akhir ini dirinya didiami oleh eouninya.
“Huft.” Ia menghela nafasnya kasar.
“Hei nona.” panggil Kyuhyun tepat dihadapan  Seohyun.
Seohyun tersentak, “Eh, kau?” jawabnya.
“Maaf kemarin sore aku tidak mampir karena ada urusan pekerjaan. Apa kau menungguku?” ucapnya.
Kedua mata Soehyun membelakak, “What a question?” ucapnya dalam hati. “Ah, tidak aku tidak menunggumu.” jawabnya cuek.
“Ige.” Kyuhyun memberi sebuah kotak kecil dibalut kertas berwarna peach dan berpita putih kecil diujungnya. Seohyun hanya mengernyitkan dahinya. “Kenapa? Ahh. Ini hanya sebagian ucapan terima kasihku telah mencuci bajuku.”
“Oh. Ah tunggu sebentar.” Seohyun menunduk dan mengambil sesuatu dibawah meja kasirnya, “Ini.” dia memberikan kemeja Kyuhyun yang telah dicucinya.
Kyuhyun hanya melirik sekilas dan kembali menatap Seohyun menunggu tanggapan atas hadiahnya itu. “Kajja!” serunya dengan tatapan dingin.
“Mmm.” Seohyun seakan ragu menerima benda itu, “Apa maksudnya orang ini?” tanyanya dalam hati.
“Haisshh.. kau itu terlalu lama ya berpikir.” ucap Kyuhyun yang langsung menaruh kotak itu ditangan Seohyun dan mengambil kemejanya dari tangan Seohyun. “Begitu lebih baik. Sudah ya.” ucapnya sambil berlalu pergi dari kedai tersebut.
Seohyun yang terkejut hanya terdiam dan mengamati punggung namja satu itu dan beralih pada sebuah kotak kecil ditangannya.  Perlahan ia buka, terdapat gantungan kunci berbentuk hati berwarna perak.”Sebuah hadiah ya? Dari namja yang tidak begitu kukenal.”

Sejak saat itu, Kyuhyun sering mampir ke kedai tempat Seohyun bekerja dan memesan pesanan yang sama. Ia menghabiskan waktu  istirahatnya disana, baik siang ataupun setelah pulang bekerja. Sesekali ia memperhatikan Seohyun bekerja dari melayani pembeli sampai membersihkan mejanya. Seohyunpun begitu, ia mulai terbiasa akan kehadiran namja yang sering ke kedai tersebut dan ia mulai menyadari sepertinya namja itu sering memperhatikannya. Namun Seohyun tidak menghiraukan hal itu, pikirannya hanya terfokus pada hubungannya dengan Yoona yang sampai saat ini belum membaik.

Malam telah tiba, Seohyun tengah merapikan meja kasirnya serta segera mengganti baju kerjanya dengan baju biasa. “Ah, udaranya dingin.” ucap Seohyun ketika ia membuka pintu kedai itu sambil meraba – raba kedua lengannya untuk mencari kehangatan ia berjalan pulang menuju halte bus.
“Eh, orang itu?” Seohyun melihat Kyuhyun tengah membaca buku didekat tiang tak jauh dari kedainya, seingatnya namja itu sudah pulang sekitar satu jam yang lalu. Seohyun menghampirinya. “Hmm, kau masih disini?” tanyanya ketika berada tepat disamping Kyuhyun.
Kyuhyun menoleh kearahnya, “Oh, kau sudah mau pulang rupanya.” jawabnya dingin sambil menutup buku yang ia baca tadi. “Kajja.” ajaknya.
Seohyun mengeryitkan dahinya, “Kemana?”
“Pulang, memangnya mau kemana?”
“Eh, kenapa?”
Kyuhyun menghela nafas, “Kau tidak tau maksudku sampai malam begini aku masih disini hah?”
Seohyun menggelengkan kepalanya, “Aku tidak tau.”
“Ck. Kau ini seorang gadis, tidak baik berjalan sendiri dimalam hari seperti ini.” jelas Kyuhyun.
“Kenapa peduli padaku?”
“Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Kajja! Jangan banyak bicara.” ucapnya memaksa sambil meraih tangan kiri Seohyun dan ditariknya untuk segera berjalan. Seohyun shock dan mau tidak mau mengikutinya.
“Oke, tapi lepaskanlah tanganku dulu.”
Kyuhyun menghentikan langkahnya dan melepas tangan Seohyun, kemudian ia melanjutkan langkah lagi. Seohyun cemberut, ia tak mengerti maksud namja ini. “Seenak – enaknya ia menarik – narik tanganku untuk mengikutinya. Memangnya dia siapa?” gerutunya dalam hati.
Sepanjang perjalanan menuju halte kurang lebihnya 1 km, mereka berdua tak saling membuka pembicaraan. Seohyun hanya melihat punggung Kyuhyun dari belakang dan menggerutu tidak jelas.
“Hei, sampai kapan kau akan menggerutu seperti itu. Seperti nenek – nenek saja.” ucap Kyuhyun yang merasa risih.
Seohyun menyadari tingkahnya, “Kau ini sebenarnya siapa?”
“Aku Cho Kyuhyun.” jawabnya singkat.
“Aku tanya siapa sebenarnya kau, aku tidak menanyakan namamu tau!.” Seohyun berucap sinis.
“Bukan siapa – siapa. Hanya manusia biasa.”
Seohyun memanyunkan bibirnya, “Orang ini?!!” gerutunya kesal.
Kyuhyun menghentikan langkahnya tiba – tiba dan berbalik menghadap Seohyun, Seohyun yang saat itu tidak mengetahui bahwa Kyuhyun berhenti terkejut, karena Kyuhyun menatap mata Seohyun yang berjarak sekian centimeter didepannya. Mereka saling pandang tanpa bersuara.
“Tidak usah bergerutu seperti itu, bukankah aku sudah mengatakannya tadi?” ucap Kyuhyun memajukan wajahnya, “Aku merasa terganggu dengan itu.” ucapnya dingin.
Seohyun mengepalkan tangannya, “Yak! Kau ini apa – apaan sih!” serunya berteriak tepat didepan wajah Kyuhyun, sontak membuat Kyuhyun sedikit mundur dari posisinya. “Kau ini siapa sih? Mengapa kau menungguku pulang, mengapa setiap hari selalu datang ke tempat kerjaku, mengapa kau selalu memperhatikanku?!” teriaknya dihadapan namja itu, Kyuhyun terlihat shock melihat ekspresi Seohyun. Ia tidak mengetahui bahwa gadis seperti Seohyun dapat marah seperti ini. Seohyun berjalan menghampiri Kyuhyun, “Dan satu lagi mengapa kau memberiku hadiah?” tanya Seohyun mereda dan masih terlihat emosi, bahunya naik turun dan nafasnya tersengal – sengal.
Kyuhyun menghela nafasnya, “Kau ini polos sekali.” ucapnya dengan mata terpenjam dan gayanya yang dingin.
Seohyun merasa aneh dengan kata – katanya, setelah ia menunjukkan kemarahannya. “Apa maksudmu?”
Kyuhyun tersenyum sinis, “Kau ini benar – benar ingin tau siapa aku sebenarnya?” tawarnya. Tak lama ia melakukan hal yang tak pernah Seohyun bayangkan sebelumnya.
Seohyun terkejut, shock dengan apa yang dilakukan Kyuhyun terhadapnya. Tanpa ijin dan tanpa sepatah katapun ia mencium Seohyun tepat dibibirnya. Jantungnya serasa akan meledak, darahnya mengalir deras, tubuhnya melemas.
Sedetik kemudian Kyuhyun melepas ciumannya dan berkata tepat ditelinga Seohyun, “Aku Cho Kyuhyun. Ingat itu.” ucapnya, kemudian Kyuhyun menatap Seohyun dalam dan berlalu pergi dari hadapan Seohyun meninggalkannya dengan keterkejutan yang ia buat.
Seohyun yang masih shock hanya memenggangi bibirnya, “Mwo? Apa ini? Apa yang ia lakukan kepadaku?” Seohyun bertanya – tanya pada dirinya. “Kenapa namja yang bernama Kyuhyun itu berani – beraninya menciumku tanpa ijin?” Seohyun terdiam, namun ia aneh pada dirinya yang tak bisa menolak perlakuan Kyuhyun tadi. Bisa saja ia langsung menghindar secepat kilat, tapi tubuhnya kaku begitu saja. Seohyun melanjutkan langkahnya kembali dengan tatapan kosong dan tubuhnya yang lemas.
***

Kyuhyun menyeka kerah lehernya kasar, melepas dasi yang terpampang disana, jasnya dibuat begitu saja keatas tempat tidur. Dia terduduk ditepi tempat tidurnya, keduanya tangannya saling mengepal “Apa yang aku lakukan tadi dengan gadis itu!” gumamnya sekilas bayangan kejadian itu muncul. Tubuhnya dihempaskan dengan melentangkan kedua tangan, dada bidangnya terlihat naik turun begitu cepat. “Aku tidak bisa menghindari dari tatapan dan  wajah gadis itu. Jika didekatnya rasanya ia aku miliki!” ucapnya dengan mata terpejam.
“Donghae Hyung, kau membuat masalah baru bagiku dengan munculnya gadis itu dikehidupanku.” gumamnya.

Dilain tempat,
Kim Taeyeon menunggu Yoona didekat mejanya, “Sampai kapan kau akan bekerja hingga larut malam seperti ini Yoona-ah?” tanyanya khawatir, ia baru saja kembali dari busan 15 menit yang lalu dan melihat hanya Yoona yang masih berada dikantor.
“Sedikit lagi Tae-ah.” ucapnya tanpa melepas  perhatiannya dari layar monitor komputernya.
Taeyeon menghela nafasnya, “Ini sudah malam, diluar begitu dingin. Belum lagi kau itu wanita. Kau pulang dengan siapa?”
“Aku bisa pulang dengan Donghae, Tae-ah.”
“Hmm.. baiklah kalau begitu, pastikan Donghae datang ne. Jika tidak teleponlah aku. Nanti aku kembali untuk menjemputmu.” jelas Taeyeon dan dijawab dengan anggukkan Yoona. Taeyeon berlalu dari meja Yoona.
“Huft.” Yoona menyandarkan bahunya, memijat dahinya sebentar dan segera ia ambil ponselnya untuk menelpon seseorang.
“Yobseo.” ucapnya.
“Yobseo, ada apa Yoona-ah?” tanya dari seberang telepon.
“Oppa, apa kau sibuk?”
“Tidak.”
“Bisa jemput aku pulang? Aku lembur malam  ini.”
“Aigo.. kau lembur hingga larut malam seperti ini. Itu tidak baik dengan kesehatanmu.”
“Aku tau Oppa, tapi waktu persentasiku tinggal beberapa hari lagi. Kumohon mengertilah.”
“Ne ne. Oke sebentar lagi aku akan tiba dikantormu. Tunggulah.”
“Ne. Gomawo Oppa.”
“Ne. Chagi.” klik. Yoona kembali melanjutkan pekerjaannya.

***
Seohyun tiba dirumahnya dengan tubuhnya yang lemas, dengan langkah gontai ia masuk kedalam kamar. Ia masih teringat kejadian malam ini yang belum pernah ia alami sebelumnya, “Namja pabo!” runtuknya. Ia menaruh tasnya dimeja belajarnya dan mendudukan tubuhnya dikursi empuk itu. “Aku benci namja itu.” gumamnya, sekilas ia teringat kotak kecil yang diberikan oleh Kyuhyun. “Ah, ini pemberian darinya. Sebuah gantungan kunci berbentuk hati. Apa maksudnya ini?” gerutunya, “Apa dia seorang penggemar rahasiaku?” terkanya sambil menyipitkan kedua matanya yang bulat itu.

Beberapa saat kemudian,
Yoona tengah berada dimobil Donghae. Pandangannya lurus kedepan dan tak sepatahpun berkata.
“Ada apa chagi? Kenapa tiba – tiba kau diam, biasanya kau ceria?”
“Aku sedang lelah Oppa.” jawabnya datar.
“Hmmm. Jangan terlalu diporsir waktumu untuk pekerjaanmu itu. Nanti kau bisa sakit.” jelasnya sembari menyetir.
“Ne Oppa. Hanya untuk kali ini saja.”
Donghae hanya mengangguk – angguk, “Ah, bagaimana dengan Seohyun. Apa kau sudah berbicara padanya?”
“Belum Oppa, aku ingin dia berkata jujur padaku.”
“Mwo? Jadi selama aku memberitahumu terakhir kali itu, sampai saat ini kau belum berbicara padanya?”
“Aku bahkan marah padanya Oppa.”
“Waeyo?”
“Entahlah akupun tidak mengerti. Aku hanya melakukan yang terbaik untuk dongsaengku. Tapi apa yang ia harapkan. Aku merasa dikecewakan oleh sikapnya.”
“Chagi, jangan berpikir seperti itu. Berilah ia kesempatan untuk menjelaskan kenapa ia melawan perintahmu. Jangan egois.”
“Aku tidak egois Oppa!” serunya menatap Donghae tajam. “Aku hanya melakukan kewajibanku, kewajiban atas amanah kedua orang tuaku. Menjaganya dan menyekolahkan hingga menjadi seorang sarjana. Aku tidak ingin dia melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan, aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya Oppa.”
“Yoona-ya..” ucap Donghae terkejut dengan sikap kekasihnya itu.
Yoona tersengal – sengal, ia terlihat marah atas perkataan Donghae. “Kau tau Oppa, aku hanpir saja kehilangan Seohyun waktu itu. Kau ingat, ia melakukan apa? Ia melawan perintahku dan tetap pergi bersama – sama temannya waktu itu. Kau tau betapa hancurnya hatiku ketika mendengar ia kecelakaan dan koma? Kau tau, kau tau perasaanku Oppa!” kali ini tangis Yoona pecah.
Donghae menghentikan mobilnya dipinggir jalan, memutar kunci mobil untuk mematikan mobil. Langsung ia memeluk kekasihnya itu, “Mianhae, chagi-ah.. aku paham perasaanmu waktu itu.” ucapnya sambil membelai rambut Yoona, gadis berambut kecoklatan itu terlihat menangis tersedu - sedu dibahu Donghae.
“Bagaimanapun kau harus terlihat bijaksana chagi-ah.”
“Ne Oppa.” ucapnya masih terisak.
“Kyuhyun pun masih memantau kegiatan adikmu chagi-ah.”
Yoona melepas pelukannya dan menatap Donghae dengan mata berairnya, “Apa kita menyusahkannya Oppa. Sudah hampir 3 minggu.”
“Aniyo, sepertinya ia menikmatinya.” ucapnya tersenyum.
“Maksudmu Oppa?”
“Kyuhyun adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah dalam segala hal. Jika sesuatu hal membuatnya sulit ia akan bercerita padaku. Namun ketika ia memantau adikmu, hampir setiap hari ia melaporkannya padaku dan terlihat kalau ia sangat menikmati pekerjaan sampingannya itu.”
“Apa dia laki – laki yang baik Oppa?”
“Tentu saja. Dia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri.” ucapnya sambil tersenyum. “Bagaimana nanti setelah adikmu lulus, kita jodohkan saja mereka berdua.” ucapnya sambil nyengir (?).
“Mwo?” Yoona terkejut.
***

Sulli memanyunkan bibirnya, menunggu seseorang yang telah lama dihubunginya beberapa menit lalu. Ia kelihatan bosan dan sedikit gelisah, “Yak! Seohyun-ah kemana dia? Lama sekali.” berkali – kali ia mengucapkan kata yang sama dan sesekali melihat jam ditangannya.
Dari kejauhan ia Seohyun telah melihat Sulli tengah duduk sendirian, “Sulli-ah!” serunya meneriaki Sulli.
Sulli menoleh kesumber suara, “Ah, akhirnya dia datang.” ia melambai – lambaikan tangannya kearah Seohyun dan Seohyunpun membalas.
“Mian, kalau aku lama datangnya ya. Hehehe.” ucap Seohyun ketika sudah berhadapan dengan Sulli.
“Yak, kau memang selalu seperti itu.” jawab Sulli berlagak marah, “Eh, Seo-ah. Bagaimana kabarmu?”
“Hmmm. Baik – baik saja. Bukankah harusnya aku yang mengatakan hal itu padamu.”
“Apa maksudmu?”
“Kudengar anak – anak kampus tengah membicarakan Minho dengan Kristal.” ucap Seohyun sambil merogoh sesuatu ditasnya.
Kedua mata Sulli membelakak dan membulat sempurna, “Kau sudah mengetahuinya juga?”
Seohyun mengangguk, “Bagaimana perasaanmu? Jangan bilang kau patah hati.” goda Seohyun.
“Yak! Seo Joo Hyun! Jangan menggodaku!” seru Sulli merasa terpojok karena Seohyun tau betul keadaan hatinya saat ini. “Aku ingin  bertemu denganmu bukan untuk membahas masalah ini.” alihnya.
Seohyun menatap Sulli, “Ah, membahas apa?”
“Beberapa minggu lagi aku akan sidang Seo-ah. Ada satu nilai mata kuliahku yang dibawah rata – rata. Kau tau kan aku sangat lemah di mata kuliah ekonomi. Kau bisa bantu mengajariku?” mohon Sulli dengan puply eyesnya.
Seohyun nampak berpikir, “Hmmm.. bagaimana ya?” ucapnya sambil melirik menggoda Sulli.
“Yak! Lagi – lagi kau menggodaku. Tidak lucu Seo-ah.” ucapnya yang sadar tengah digoda Seohyun. Seohyun hanya terkekeh geli.
“Ne ne. Aku akan membantumu sebisaku. Aku hanya punya waktu lowong dihari minggu. Kalau kau mau kerumahku saja.” tawar Seohyun.
“Benarkah, ah.. kau memang sahabat terbaikku Seo-ah.” ucapnya kegirangan hingga memeluk Seohyun tiba – tiba. Seohyun hanya bisa menerima pelukan itu dengan terkekeh geli.

“Kau mengajakku ketempat ini untuk apa Sulli-ah?” tanya Seohyun lagi kesekian kalinya ia bertanya pada Sulli, Sulli hanya tersenyum. Seohyun memanyunkan bibirnya, pasalnya ia diajak mengunjungi sebuah kantor ternama di Seoul.
“Pernah kah aku mengatakan padamu, kalau kau akan kukenalkan kepada kakakku.”
“Hah? Kakakmu? Bukankah kau sempat berpisah dengannya?”
“Ne. Tapi sekarang kakakku tinggal didaerah yang sama denganku.” jawabnya.
“Dan dia bekerja ditempat ini. Bukankah seperti itu Sulli-ah?”
“Ne.” ucapnya sambil tersenyum lebar.
“Dan kenapa kau tidak tinggal bersamanya atau kenapa dia tidak tinggal bersamamu.”
“Ayah kami mengatakan kalau kami harus tinggal berpisah untuk menanamkan jiwa kemandirian, ketika satu sama lain hidup sendiri disitu akan mengerti bagaimana kita harus mengerti kondisi atau keadaan orang lain.” jelasnya. Seohyun hanya mengangguk – angguk.
“Sulli-ah!” teriak seorang Yeoja cantik berpakaian rapi selayaknya orang kantoran, terlihat anggun dengan mengenakan setelan blazer dengan warna soft yang berbeda. Tengah melambai – lambaikan tangannya kearah Sulli.
Sulli menengok dan senyumnya merekah, “Sooyoung eouni!” teriaknya dan berlari kearah Sooyoung. Ya Sooyoung dan Sulli adalah saudara kandung yang sengaja hidup terpisah oleh kedua orang tuanya.
Seohyun sedikit terkejut dengan tingkah Sulli, “Yak Sulli-ah, tidak usah berlari. Haaissshh..”
“Bogoshipoyo Eouni.” ucap Sulli memeluk Sooyoung.
“Ne, Nado bogoshipo.” jawab Sooyoung tersenyum, sekilas ia melihat keberadaan Seohyun. “Ini temanmu Sulli-ah?”
Sulli melepaskan pelukannya dan sadar bahwa ia kesini tidak sendiri, “Ah iya Eouni, perkenalkan ini sahabatku Seo Joo Hyun.”
“Anneyong, panggil saja aku Seohyun.”
“Ah, Anneyong. Aku Choi Sooyoung. Kakak dari Choi Sulli.” sapanya ramah.
“Eouni jadi semakin cantik ya.” puji Sulli.
Sooyoung tersenyum lebar, “Kau juga semakin imut.”
“Imut apanya, aku malah akan mengejarmu. Lihatlah aku sudah tinggi kan?” protesnya.
Seohyun terkekeh geli. “Tapi yang jelas kau kalah cantik dengan eounimu Sulli-ah.”
“Yak! Seo-ah, jangan begitu padaku.” protesnya lagi.
“Sudahlah, Sulli dan Seohyun. Ikutlah denganku, kita makan dikantin saja.” ajak Sooyoung dan diikuti oleh mereka berdua.
Sambil bersenda gurau mereka bertiga berjalan dan tanpa sadar atasan dari Sooyoung berjalan kearah berlawanan dan akan melewati mereka. Namja itu berjalan sambil menghubungi seseorang, ia terlihat sibuk. Seohyunpun tengah tertawa bersama Sulli.
Sooyoung sadar kalau Cho Kyuhyun berjalan kearahnya dan ia memberikan isyarat pada Sulli dan Seohyun untuk berhenti bercanda, “Sullia-ah Seo-ah, diamlah.”
“Siang Sekertaris Cho.” sapanya sambil membukuk sedikit diikuti dengan Sulli dan Seohyun dibelakangnya.
“Ah, siang Nona Choi.” jawabnya.
Mereka kembali menegakkan badannya. Seohyun terkejut melihat namja didepannya begitupun namja itu yang melihat Seohyun. “KAU!” seru Seohyun menatap tajam Kyuhyun.

Kyuhyun hanya terdiam dingin menatap Seohyun dihadapannya, namun degup jantungnya berdetak cepat. Dan kedua kakak beradik itu hanya menatap satu sama lain, ketika Seohyun memanggil namja itu dengan penuh amarah.

***
Tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...