Kamis, 28 Januari 2016

New Story : Prolog Cerpen - REVERSE

REVERSE



Genre : Schoolife, Drama, Fantasy

PROLOG

Pandanganku gelap. Perlahan aku membuka kelopak kedua mataku. Terlihat begitu samar dari keramik – keramik berwarna cream disekitarku. Aku mengepal – ngepal pelan kedua tanganku yang tak berasa. Aku menghela nafasku pelan kemudian mencoba mengatur nafasku. Posisiku saat ini sedang terduduk disebuah closet. "Eh closet?!!" 

--------------------------------------------------------------------------------------
Aku menggembungkan kedua pipiku yang sedikit chubby. Aku duduk sendirian dibelakang sebuah sekolah yang tidak aku ketahui apa nama sekolah ini. Sejak aku terbangun dari tidur panjangku, aku sudah tiba disini. Kedua mataku menjelajahi setiap sudut bangunan berlantai 5 itu dengan seksama.

"Aku belum pernah melihat sebuah sekolah yang mempunyai tingkatan seperti ini disekitar rumahku."
Aku terdiam sebentar. "Berarti saat ini aku sedang tidak berada disekitar daerah rumahku?"
--------------------------------------------------------------------------------------
"Hn? Apa sejak tadi Eka tiduran saja?" seorang anak laki – laki yang duduk didepan siswa bernama Eka itu.
"Iyah, kalau dipanggil ia hanya bergumam." jawab anak laki – laki lainnya.

'Sial.. aku dimana?' gumam Eka.
Flash back on
Aku terkejut ketika aku terbangun dari tidurku. Aku sudah berada dalam sebuah kelas yang dimana masing – masing anak duduk pada satu meja. Memang keadaan kelas itu masih agak sepi. Aku melihat orang – orang disekitarku. Tidak ada yang aku kenal. Ketika segerombolan anak laki – laki datang, aku memutuskan untuk menenggelamkan kepalaku dimeja tempat aku duduk.
Flash back off
--------------------------------------------------------------------------------------
SINOPSIS

Kisah dari ketiga orang yang saling mengenal ketika masih berada di SMP. Yang dalam kehidupan nyatanya mereka telah berumur 27 tahun. Namun suatu ketika mereka dihadapkan pada situasi dimana tubuh dan umur mereka berada pada 17 tahun. Lingkungan dan keseharian mereka saat berbeda dengan apa yang mereka telah alami. Dari kehidupan sekolah, keluarga maupun dengan kisah percintaan mereka. Lyan, Sari dan Eka adalah 3 tokoh utama yang diharuskan terjebak dalam dunia ilusi yang nyata. Dimana mereka benar – benar mengalami kehidupan 180 derajat terbalik dengan kehidupan didunia nyata.
Apakah mereka akan memilih tinggal didunia ilusi yang begitu nyata atau akankah mereka kembali kedalam kehidupan yang nyata?.

Wait for story ya ^^

Thanks for reading

Jumat, 01 Januari 2016

FF Seokyu : Between Love Chapter 8




BETWEEN LOVE
Chapter VIII

Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc

Mian for typo..
Dont plagiat!!


Happy reading ^^

Previous Chap 1-2-3-4-5-6-7

*********************************************************************************
Yoona tengah menyiapkan sarapan pagi pertamanya sejak terjadi kesalahpahaman dengan adiknya beberapa bulan lalu. “Kurasa semua sudah beres.” Ucapnya tersenyum dan berbalik menuju meja dapur untuk membersihkan wadah – wadah disana.
Seohyun berjalan gontai dan masih mengantuk, ia berjalan menuruni tangga dan menuju dapur untuk meminum segelas air putih. Langkahnya terhenti ketika ia melihat eouninya tengah duduk manis dimeja makan dan tersenyum padanya. “Eouni kau?”
“Ne. Seohyun selamat pagi.” Yoona tersenyum manis padanya.
Seohyun belum menanggapi sikap eouninya itu, ia berjalan menuju meja makan dan duduk bersebrangan dengan Yoona.
Dengan senyum yang tak lepas dari bibir Yoona, ia mengambil satu slice roti bakar dan membubuhkan coklat meisis kesukaan Seohyun dan kemudian ditutup oleh satu keju slice sebagai tambahan. “Ige.” Yoona memberikan roti itu pada Seohyun.
Seohyun menerimanya dan mengangguk. Banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam hati Seohyun pagi ini. Sikap eouninya begitu berbeda dari biasanya dan dia juga belum mendapatkan kata dimaafkan oleh eouninya itu.
“Hemm? Kau kenapa Seohyun-ah?” Tanya Yoona yang tengah menguyah rotinya.
“Ah, Aniyo.” Seohyun ketahuan memandangi Yoona dan ia menundukkan kepalanya serta mengunyah sarapannya.
Yoona menyudahi sarapannya pagi ini dengan segelas susu putih favoritnya, “Seo-ah.” Lirihnya.
Seohyun terkejut saat dipanggil eouninya, “Ne.”
“Aku minta maaf atas sikapku padamu.” Ucap Yoona pelan.
Seohyun berhenti mengunyah, “Maksud eouni?”
“Hem.. aku baru tau sejak seseorang berkata padaku bahwa aku ini sungguh egois. Aku hanya melihat dari sudut pandangku saja.” Jawabnya sedikit menghela nafas, “Aku juga baru sadar dengan apa yang kau maksud. Perkataanmu tempo hari padaku akhirnya sekarang aku mengerti. Maka dari itu aku perlu meminta maaf padamu juga.”
Seohyun tertegun dengan perkataan eouninya, ia masih tercengang. “Jadi eouni meminta maaf padaku?”
Yoona mengangguk, “Aku rasa kau ini sudah berhak menentukan perjalanan hidupmu sendiri. Sebagai seorang kakak, seharusnya aku mendukungmu bukan mengekangmu.” Susulnya.
Seohyun terdiam menahan emosi dihatinya, ‘Tidak! Aku tidak boleh menangis didepan eouni.’ Serunya dalam hati.
“Jadi maukah kau memaafkan eounimu yang egois ini Seohyun-ah?”
Seohyun memandang sendu kearah Yoona, ia merasa sangat bersyukur bahwa masalah diantara mereka telah usai dan ia merasa lebih bersyukur dengan memiliki kakak seperti Yoona. Seohyun mengangguk, “Ne Eouni.” Jawabnya hingga air mata Seohyun menetes karena sudah tidak terbendung lagi.
“Hah.. leganya.” Ucap Yoona, “Mwo? Kau menangis? Seperti anak kecil saja. Hahaha …” goda Yoona sambil menghapus air mata dikedua pipi Seohyun.
“Ahni eouni.”
Kedua saudara itu akhirnya saling melempar senyum.

***

“Ne Hyung aku sudah ada dibandara bersiap untuk take off ke pulau Jeju.” Jawab Kyuhyun pada Donghae yang menelponnya hari ini.
“Kau yakin tidak perlu ditemani oleh Nona Choi?” Tanya Donghae sambil melihat keluar jendela kantor.
“Hem.. tidak usah Hyung. Aku bisa melakukannya sendiri.”
“Haaa… itulah kebiasaanmu Kyu. Kau ini memang tidak pernah mau diganggu oleh siapapun ya?”
“Tidak juga Hyung.”
“Oke baiklah. Semoga selamat sampai tujuan.”
“Ne.” Kyuhyun menutup ponselnya dan menarik kopernya untuk segera take off.

Selang beberapa jam Kyuhyun sudah tiba di tempat tujuannya. Ia mengambil ponselnya dan menekan kontak telepon dilayarnya.
“Ah, Yobseo?”
“Yobseo Sekertaris Cho. Apa kau sudah tiba dibandara?”
“Ne, Sekertaris Park.”
“Baiklah aku akan menyuruh anak buahku untuk menjemputmu dibandara.”
“Ah tidak usah, aku bisa naik taksi.”
“Tapi..??”
“Tidak usah khawatir Tuan Park, aku sudah sering kesini.”
“Ah, baiklah kalau begitu.”
“Hem.”
Pembicaraan itu selesai dan Kyuhyun segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari Bandara.

At Office Lee Corporation,
Sooyoung terlihat terdiam sejak ia tiba dikantor tadi pagi. Ia tertegun dengan keputusan Kyuhyun kala itu untuk tidak mengajaknya mengurus masalah di Pulau Jeju. Hatinya berkecamuk sejak kejadian minggu lalu dikantornya. Bahkan dengan menuangkan curahan hatinya kepada Sulli itu tidak cukup.
“Seohyun? Ada hubungan apa dengan gadis itu?” Sooyoung tengah memikirkan sesuatu hingga seorang rekan kerjanya menepuk bahu untuk menyadarkan lamunan Sooyoung.
“Hei, kau sedang memikirkan apa hem?”
“Ah Yuri-ah. Ahni aku tidak memikirkan apa – apa. “ elak Sooyoung diiringi dengan senyum palsunya.
“Hn?” Yuri mengambil kursi kosong dan ditariknya bersebelahan dengan Sooyoung. “Raut wajahmu tidak mengatakan hal itu, apa ada masalah?” Yuri mendekatkan wajahnya dan memerhatikan mimic wajah Sooyoung.
“Yak! Jangan sedekat itu. Kau seperti akan menciumku.” Usirnya dengan menjauhkan wajah Yuri.
“Hee.. kau ini!” decak Yuri dan melipat kedua tangannya. “Hah… apa kau memikirkan namja itu lagi eoh?” terkanya.
Sooyoung terkejut, bagaimana bisa sahabatnya tau apa yang dipikirkannya saat ini.
“Kenapa dengan ekspresimu? Apa aku menebaknya dengan benar?” sindir Yuri dengan senyum liciknya.
“Hah..” Sooyoung menghela nafasnya, “Apa yang kau bicarakan. Jangan bahas dirinya. Bukan sudah kukatakan itu adalah masa lalu.” Sooyoung membersekan dokumen yang ada dimejanya.
“Kau berkelit hah?” Yuri menggelengkan kepalanya. “Payah.”
Sooyoung menoleh dan mengernyitkah dahinya, “Hn?”
“Pabo! Kau selalu payah jika itu berurusan dengan hatimu.” Yuri mengambil sebuah figuran berisikan kedua yeoja tengah tersenyum lebar. “Bagaimana kabar adikmu?”
Sooyoung menghela nafasnya, “Kau ini suka sekali mengubah topic pembicaaan.” Ucapnya sambil tersenyum kecil. “Adikku semakin tinggi dan tentunya semakin cantik.”
“Hem.. begitu.” Yuri menganggukkan kepalanya, “Ah.. Kajja. Kau sudah merapihkan mejamu? Bagaimana kalau hari ini kau ku traktir makan siang.” Dengan semangat Yuri menarik lengan Sooyoung.
“Chankaman.. aku ambil dompet dan ponselku. Kau ini tidak sabaran.”
“Ayolah, kau tau kan aku tidak suka menunggu.” Ucap Yuri tersenyum gaje (?).
“Ne.. Ne.. “ Sooyoung terlihat pasrah dengan tindakan Yuri kepadanya.

***

Sulli berlari dengan tergesa – gesa dilorong – lorong kampus, pasalnya dirinya lupa kalau hari ini adalah jadwal bimbingannya dengan dosen pembimbing. Kebetulan ia mendapatkan dua dosen pembimbing dengan jadwal yang berbeda. “Hosh.. hosh.. hosh… paboya! Kenapa aku sampai lupa!” runtuknya.
Ia mengatur nafasnya ketika ia sudah sampai diruang dosen.
“Ah.. Anneyoung haseyo. Permisi apa ada Hechul seongsanim?” tanyanya pada dosen yang duduk didekat pintu ruangan.
“Hem.. kurasa tadi dia sudah pergi.”
“Hah? Sudah pergi?”
Dosen itu mengangguk – angguk.
“Apa masih ada jadwal lagi hari ini bagi Heechul seongsanim?”
“Kurasa tadi adalah mata kuliah terakhir yang dia ajarkan.” Jawabnya, “Ah, kau terlambat datang ya untuk bimbingan dengannya?” susulnya.
“Haaahhh…” keluh Sulli lemas dan mengangguk. “Kalau begitu saya permisi. Kamsahamida seongsanim.”
“Hem.”

Seohyun yang tak sengaja melihat Sulli keluar dari ruang dosen datang menghampirinya. Sulli terlihat lemas dan tidak bersemangat seperti biasanya. “Sulli-ah. Ada apa denganmu?” tanya Seohyun dengan ekspresi khawatirnya.
Sulli menahan tangisnya dengan tingkah yang konyol, “Seoh-ah.. Aku kelupaan bimbingan lagi hari ini.. Huuaaaahhh…” ia menumpahkan kekesalannya dengan menangis Bombay dipelukan Seohyun.
Seohyun mengernyitkan dahinya, “Eh? Lagi?”

“Ige.” Seohyun memberikan minuman kepada Sulli. Saat ini mereka berada ditaman disekitar kampusnya.
“Gomawo.” Sulli meneguk minumannya. “Haaahhh..”
Seohyun menoleh dan tersenyum geli.
“Eoh? Waeyo?”
“Ahni. Kau sangat lucu Sulli-ah.” Seohyun menahan tawanya.
“Ya Seohyun-ya! Jangan tertawa diatas penderitaanku.” Ucapnya dengan tatapan sinis.
“Aahh.. Ahni.. Aniyo. Aku tidak bermaksu demikian.” Jawabnya.
Sulli menghela nafasnya pelan dan kemudian berdecak. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi taman itu. “Aku benar – benar bodoh. Bagaimana aku bisa lupa kalau hari ini aku ada bimbingan skripsi. Kau tau? Heechul seongsanim itu sangat disiplin. Bertemu dengannya sama saja seperti bertemu dengan artis terkenal.” Keluhnya.
“Sudah tau seperti itu, kenapa kau ulangi. Kau ini!”
“Iya ya aku tau.” Sulli menatap pergerakan awan putih dilangit nan biru.
Seohyunpun mengikuti kegiatan Sulli. “Hari yang cerah. Ne?”
Sulli mengangguk, “Hem.”
“Kau tau kalau hari ini aku sangat bahagia.”
Sulli menoleh, “Hn?”
“Yoona eouni. Aku sudah berbaikan dengannya.” Jawab Seohyun dengan terus memandangi langit dan tersenyum.
“Aahh.. syukurlah kalau begitu. Aku turut senang mendengarnya.”
Seohyun senyum sesaat. Sepersekian detik ia seperti melihat perlahan wajah seorang namja dan hal itu mengakibatkan hawa panas diwajah Seohyun. “Aniyo!” teriaknya tiba – tiba menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.
Sulli terperangah, “Eh? Gwaenchana?”
“Ahni.” Seohyun menunduk.
Sulli mencurigai tindakan Seohyun, “Kau mencurigakan Seo-ah.” Deliknya.
“Eh, tidak ada apa – apa Sulli-ah.” Elak Seohyun.
“Hem??” Sulli memikirkan sesuatu. “Ah.. Apa ada hubungannya dengan namja itu?” terkanya.
“Eh..” mendengar kata namja, wajah Seohyun semakin memerah.
“Hihihi.. Kau tidak bisa menyembunyikan rahasiamu padaku Seoh-ah. Kau kalah. Hahahahha..” Bangganya.
“Huuh..” eluhnya, “Mianhae.. Aku terlalu malu untuk menceritakannya.”
“Oohh.. jadi benar kau terbayang dirinya ya?” goda Sulli.
Seohyun mengangguk pelan.
“Ayo cepat ceritakan padaku apa yang terjadi. Aku ingin tau.” Paksa Sulli mengoyang – goyangnya lengan Seohyun. ‘Aku ingin tau seberapa dekatnya Seohyun dengan orang itu. Apakah ada hubungan yang sangat spesial diantara mereka. Bahkan orang itu sudah mencium Seohyun.’ Gumamnya dalam hati.
Seohyun mengangguk dan tersenyum lebar, “Aku mulai dari mana ya…..”

***

Seperti biasa, Donghae sendirian di dalam ruangan kantornya berhadapan dengan segunung kertas pekerjaannya. Timbunan dokumen yang berada didepan tempat duduknya benar – benar telah sampai begitu tinggi dan mereka juga sudah memblok batas penglihatan dari tempat duduknya, itu bukan hanya satu tumpukan, ada beberapa tumpukan yang sama tingginya dan sudah menumpuk mengelilingi kiri dan kanannya. Ini adalah laporan akhir tahun yang harus ia periksa.
Namun bagi Donghae itu bukan masalah atau sebaliknya itu bukanlah suatu permasalahan yang sangat penting. Dari semua dokumen pekerjaannya yang berada dimejanya menjadi mudah untuk dibereskan dengan membacanya satu persatu dan selanjutnya dokumen – dokumen tersebut perlu ditanda tangani. Untuk pekerjaan seperti ini, kau harus memulainya dengan berkonsetrasi terlebih dahulu, kau akan terkejut seberapa cepa untuk mengerjakannya.
‘Tok tok’ suara ketukan pintu mengalihkannya.
“Ah. Masuklah.”
Seorang gadis cantik nan anggun masuk kedalam ruangannya, “Anneyoung Oppa.” Sapa Yoona. Ia sengaja ijin setengah hari dari kantor hanya untuk bertemu dengan tunangannya itu.
Donghae terkejut dengan kedatangan gadis pujaannya, “Chagi-ya.” Lalu ia menghampiri Yoona dan mencium pipi kanannya. “Duduklah.”
Donghae mengantarkan Yoona untuk duduk disofa dalam ruangannya. “Ada angin apa kau kemari, hem?”
Yoona tersenyum kecil, “Aku ingin memberikan ini padamu Oppa. Aku khawatir bahwa kau belum makan siang.” Ucap Yoona kemudian sekilas ia melihat tumpukan dokumen dimeja Donghae. “Karena setumpuk pekerjaan yang ada disana.” Tambahnya.
Donghae melihat kearah ujung mata Yoona yang menunjukkan mejanya, “Ahh.. itu..” senyumnya. “Kau sangat mengkhawatirkanku eoh?”
“Tentu saja Oppa.”
“Apa kau ijin kerja.”
“Ne, setengah hari. Kebetulan pekerjaanku sudah selesai. Dan persentasiku berjalan lancar.”
“Benarkah. Ah.. aku ikut senang.”
“Dan satu lagi Oppa. Aku sudah berbaikan dengan  Seohyun.”
Donghae tercengang dengan perkataan Yoona barusan, “Kau sudah memaafkannya?”
Yoona mengangguk, “Aku rasa, aku sedikit egois. Maka aku memaafkannya.”
“Syukurlah. Kau ini memang yeoja yang baik.” Ucap Donghae membelai rambut kekasihnya sekaligus tunangannya itu.
“Ah, kajja dimakan Oppa.” Yoona membuka bekal yang dibawanya untuk Donghae.
“Ne.. baiklah akan aku makan.. selamat makan.” Donghae melahap makanan yang dibawa Yoona dengan gembira dan Yoona membalasnya dengan tersenyum riang.

***
TBC

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...