BETWEEN LOVE
Chapter IX
Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc
Mian for typo..
Dont plagiat!!
Kyuhyun bersama dengan sekertaris
Park memeriksa semua berkas yang telah disiapkan. Lembar per lembar Kyuhyun
menelitinya. Benar adanya perkataan dari Donghae bahwa ada kejanggalan dari
laporan keuangan proyek.
“Sekertaris Park, apakah sebelumnya
ada informasi pembelian material untuk market item ini.” Kyuhyun menutup berkas
dan menaruhnya dimeja.
"Biar ku ingat." Sekertaris Park tengah
berpikir sejenak dan menjetikkan jarinya. "Ah. Manajer keuangan pernah
memberitahuku bahwa ada bagian purchasing membeli material yang jumlahnya cukup
besar."
"Kenapa kau tidak memeriksanya Sekertaris
Park?"
"Ah, saat itu aku sedang tidak dikantor.
Aku ditugaskan oleh presdir ketempat lain dalam beberapa hari."
Kyuhyun terdiam sebentar. "Kalau begitu
bisakah kau memanggil manajer keuangan?"
"Ah, baiklah." Sekertaris Park segera
memencet tombol pada telepon didekat meja kerjanya. "Nona Jung, tolong
panggilkan manajer keuangan keruanganku.”
Kyuhyun menyeruput teh yang telah disediakan
sebelumnya sambil menunggu kedatangan orang yang dimaksud.
Tok Tok Tok,
“Masuk.” Ucap Sekertaris Park.
“Sekertaris Park memanggil saya?” ucap Manajer
Keuangan ketika masuk kedalam ruangannya.
“Ah, duduklah.” Sekertaris Park mempersilahkan
Manajer Keuangan untuk duduk disamping Kyuhyun. “Dan perkenalkan, beliau adalah
Sekertaris Cho. Beliau utusan dari presdir dikantor pusat.” Susulnya.
Kyuhyun membungkukkan kepalanya dan menjabat
tangan manajer keuangan. “Langsung saja. Ada hal yang ingin aku tanyakan pada
anda.”
“Ah, baiklah.”
“Terlihat dilaporan ini bahwa ada permintaan
pembelian material yang jumlahnya cukup besar. Yang aku tau pembelian material
ini seharusnya bisa dibeli dengan jumlah hanya setengahnya dan cukup untuk satu
semester saja. Dilihat dari laporan pengeluaranmu, dalam jangka waktu satu
semester kau membelinya dengan dua kali transaksi. Bisa bantu dijelaskan?”
“Pembelian material kami mendapatkan pengajuan
dari bagian purchasing untuk hal tersebut. Sebelumnya kami juga merasa ada hal
yang aneh. Kami kira ada kenaikan market item tersebut dipasaran. Namun setelah
tutup buku, tidak ada kenaikan dalam keuntungan yang signifikan di bulan yang
sama atau bulan berikutnya bahkan dalam waktu satu tahun.”
“Jadi kau sudah menyadarinya?”
“Benar. Saya sudah memeriksa semua laporan
pengajuan pembelian material di bagian purchasing saat meeting bulanan. Saat
itu mereka hanya mengatakan semua permintaan berasal dari bagian marketing.”
Kyuhyun terdiam. “Bisakah kau memanggil direktur
marketing kesini, Sekertaris Park?”
“Ah, baiklah.”
Selang beberapa menit. Pertemuan antara mereka
yang tengah membahas masalah yang ada diperusahaan telah menemukan titik temu.
“Hem.. jadi ada competitor yang bermain curang?” Tanya Kyuhyun.
“Ku dengar dari sebagian sales yang memasarkan
bahwa ada sebagian produk kita yang diplagiat oleh mereka bahkan yang lebih
parahnya mereka melisensikan produk tersebut keluaran dari perusahaan mereka.”
Jawab Direktur Marketing.
“Jadi dengan kata lain, semua produk yang kita
buat dan dipasarkan ditarik kembali untuk menghindari pencemaran nama baik
perusahaan?” terka Kyuhyun.
“Benar. Kami tim marketing bersepakat untuk
melakukan hal itu. Dengan memikirkan solusi bagaimana mencari inovasi baru
untuk produk yang sama namun berbeda. Semua bahan yang dipakaipun komposisinya
menjadi bertambah dua kali lipat. Bahkan bahan baku dari produk sebelumnya pun
masih menjadi stok digudang, saat ini kami tengah berusaha untuk tetap menghabiskan
sisa stok tersebut.”
Kyuhyun mengangguk mengerti, “Hem.. baiklah.
Kalau begitu dengan ini aku akan membuat laporan untuk presdir. Tolong semua
bagian dapat bertanggung jawab pada masalah masing – masing. Dikhawatirkan jika
masalah ini terus berlanjut, perusahaan akan mengalami kerugian.”
Manager Keuangan dan Direktur Marketing
menganggukkan kepalanya.
Kyuhyun dan diikuti Sekertaris Park berdiri dari
duduknya untuk mengakhiri meeting singkat hari ini.
***
Taeyeon mengajak Yoona makan bersama
dikantin kantornya.
“Tumben kau mengajakku Tae-ah.”
“Ah, aku hanya ingin ada yang menemani
saja. Belakangan pekerjaan dikantor sangat membuatku lelah.” Keluhnya sambal
menyeruput segelas cappuccino.
Yoona yang memesan segelas orange
juice hanya memberikan anggukan sebagai tanggapan.
“Ah, jadi kapan kau akan menikah?”
tanya Taeyeon yang tiba – tiba.
“Mwo? Kenapa kau jadi menanyakan hal
itu.”
“Hey, kau ini sudah bertunangan
dengannya. Berpacaran juga sudah beberapa tahun. Jadi mau sampai kapan?”
“Hemm.. ahniyo.”
“Hn? Kenapa kau tidak tau.”
“Donghae Oppa terlalu sibuk dengan
urusannya dikantor. Jadi aku tidak sempat menanyakan hal itu padanya.” ada
gurat kesedihan disana.
“Bagaimana jika kau menanyakannya
kembali. Mungkin hanya untuk memastikan saja.” Saran Taeyeon.
Yoona mengangguk, “Akan kucoba.”
Taeyeon ikut menganggukkan kepala.
“Hem.. tapi jika aku menikah.
Bagaimana dengan Seohyun?”
“Kau ini, Seohyun kan sudah dewasa.
Kau harus percaya kalau ia bisa melakukan semuanya sendiri.”
“Tapi.. aku tetap mengkhawatirkannya.”
“Yoona-ah. Jika kau sudah menikah
dengan presdir muda itu, maka kau akan menjadi nyonya besar diistananya. Tidak
memungkinkan kau akan melakukan tindakan sesuai yang kau mau. Pikirkanlah itu.”
Jelas Taeyeon. “Lagipula, ini sudah saatnya kau membiarkan Seohyun untuk
memilih jalan hidupnya sendiri. Yah walaupun sekarang ia masih menyelesaikan
kuliahnya.” Susulnya.
Yoona nampak berpikir. Sebenarnya
hal itulah yang terus menerus melayang dipikiran Yoona, namun dalam hatinya ia
tidak tega meninggalkan Seohyun dalam kondisi sendirian. Walaupun sebenarnya
Seohyun bisa melakukan semuanya sendiri.
“Apa yang kau pikirkan?” Taeyeon
memecahkan lamunan Yoona.
Yoona menghela nafas panjang. “Aku
akan pikirkan baik – baik dan matang untuk hal itu Tae-ah.”
“Baguslah kalau begitu.”
“Tapi kenapa kau tiba – tiba
menanyakan dan berbicara seperti itu padaku?”
“Aku hanya tidak ingin keegoisan
yang kau miliki mengakar kuat dalam dirimu. Apalagi itu mengenai adik
kesayanganmu.”
“Yak! Kau Tae-ah..” Yoona
memanyunkan bibirnya. Ia tidak terima Taeyeon mengejeknya.
***
Choi Sulli berjalan dengan lunglai,
sepanjang perjalanan ia tengah memikirkan apa yang baru saja Seohyun ceritakan
padanya mengenai namja yang dimaksud. Namja yang sama – sama dimaksud oleh
kakaknya dan sahabatnya itu.
Ia menghela nafasnya dan
menghentikan langkahnya tepat didepan mesin minuman otomatis. Ia rogoh saku
mantel tebalnya itu dan memasukkan koin disana. Satu kaleng kopi dingin ia
genggam dan diminumnya ketika ia berada disebuah bangku taman disana.
“Haahhhh…. Aku ini benar – benar
bodoh. Cuaca malam sedingin ini, aku malah membeli kopi dingin. Paboya!”
serunya pada dirinya sendiri.
“Jadi kesimpulannya namja yang
bernama Cho Kyuhyun itu menyukai Seohyun dan itu berarti cinta yang telah unnie
pendam sejak lama akan bertepuk sebelah tangan?” Sulli meneguk kembali
minumannya. “Hah.. kenapa jadi seperti ini yah. Kenapa jadi saling berkaitan
seperti ini. Dia adalah masa lalu unnieku yang sampai sekarang masih
dicintainya, namun aku sebagai adiknya tidak bisa berkata ataupun melakukan apa
– apa untuk unnieku. Disatu sisi, Seohyun adalah sahabat baikku, tidak mungkin
aku tidak mendukungnya.” Ia menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan,
sengaja untuk membuat pikirannya tenang dan rileks.
“Kau, Choi Sulli?” tanya seseorang
dari arah samping.
Sulli menoleh kearahnya dan saat
itupun Sulli langsung membulatkan kedua matanya.
Setibanya Seohyun dirumah,
Seohyun terdiam, menopang dagunya
dengan tangan kanan menghadap kejendela yang dibiarkannya terbuka.
“Kenapa namja itu tidak muncul dihadapanku
belakangan ini?” tanyanya.
Seohyun tersentak, “Ahni! Kenapa aku
memikirkan namja itu. Paboya Seohyun!!” ia memukul pelan wajahnya. Kemudian ia
mengambil ponsel disaku tasnya dan menekan nomor sahabatnya disana.
“Haish.. kenapa Sulli tidak
mengangkat teleponku. Apakah dia sudah tidur?” omel Seohyun. Ia menoleh kearah
jam dinding kamarnya, “Ah sudah hampir jam sebelas malam, mungkin dia sudah
tertidur. Baiklah besok saja aku bertemu dikampus.”
Seohyun menjatuhkan tubuhnya
ditempat tidur, nafasnya terlihat naik turun. Kedua matanya yang indah tengah
menerawang ke langit – langit. “Cho Kyuhyun. Kyuhyun hah!”
Wajah Sulli terlihat memerah, entah
karena cuaca dingin atau karena seorang namja duduk disebelahnya. Namja yang pernah
singgah didalam hati Sulli, namun perlahan ia lupakan karena perasaannya yang
tak terbalas. “Jadi kenapa kau ada disini?”
Namja yang bernama Choi Minho itu
tersenyum getir, “Aniyo.”
“Hah..” Sulli menghela nafasnya,
“Jadi hanya kebetulan ya.”
“Ne.”
Sekilas Sulli melihat raut wajah
Minho, ada guratan kekecewaan disana. “Hey, apa kau baik – baik saja?”
Minho terdiam bahkan ia menundukkan
kepalanya.
“Sudah lama kita tidak saling
bertemu apalagi bicara. Jadi rasanya sangat canggung bagiku. Tapi jika kau ada
masalah, mungkin aku bisa jadi pendengar yang baik atau mungkin aku bisa
membantumu.”
Kali ini Minho menolehkan wajahnya
dihadapan Sulli, “Memangnya aku terlihat seperti orang yang punya masalah saat
ini?”
“Tentu saja. Kau diam dan wajahmu
terlihat seperti orang yang sangat kecewa. Ada apa sebenarnya.”
Minho menghela nafasnya, “Mungkin
aku bukanlah namja yang baik untuknya dan itu membuatnya memilih jalan lain
untuk meninggalkanku.”
Dahi Sulli mengerenyit, “Maksudmu?”
“Tunggu dulu, apa ini ada hubungannya dengan kekasihmu itu?”
Minho mengangguk, “Apa menurutmu aku
ini bukan namja yang baik?”
“Hn?” Sulli tidak bisa menjawab, “Ah,
a..aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan. Lagipula penilaian terhadapmu tidak
bisa dilihat dari satu sisi. Semua orang punya opini yang berbeda dengan yang
lainnya. Jadi kurasa pendapatku bukanlah satu – satunya yang bisa dianggap
benar.” Jelasnya.
Minho mengeryitkan dahinya.
“Ah, maksudku jika kau bertanya
padaku, apakah kau baik atau tidak tentu dari sudut pandangku bernilai baik.
Dan jika kau bertanya kepada orang lain selain aku, mungkin jawabannya akan
berbeda. Apa kau mengerti apa yang ku maksud?”
Minho terdiam.
Sulli menghela nafasnya, “Mian, jika
jawabanku membuatmu bingung. Hanya saja aku tidak tahu jawaban apa yang tepat
atas masalahmu itu.”
Minho mengalihkan pandangannya
kedepan, “Seharusnya aku yang minta maaf, karena begitu tiba – tiba aku
mengatakannya padamu. Padahal kau tidak tau apa – apa.”
“Ehh.. jangan begitu. Bagaimanapun
kita ini teman kan?”
Minho menyinggungkan senyumannya,
“Benar, kita ini teman.”
Sulli tersenyum kaku atas jawaban
Minho, “Ya benar hanya teman.” Raut wajahnya berubah sendu. Ia teringat akan pilihan
Minho kepada Krystal isbanding dirinya. “Memangnya apa yang dilakukan Krystal
padamu?”
Minho tersentak atas pertanyaan
Sulli, “Krystal memutuskan hubungannya denganku dan ternyata dia sudah
berpacaran dengan namja lain selain aku. Dia bilang aku tidak terlalu peka
terhadapnya dan aku ini sangat tidak menyenangkan.”
“Hah? Jadi maksudmu dia berselingkuh?
Lalu kau diam saja dan pasrah!”
“Yah mau bagaimana lagi?”
“Paboya!! Jika kau masih
mencintainya coba kau kejar dia dulu. Selesaikan masalahmu dengannya dan
berusahalah sebaik mungkin.”
“Tapi dia sudah punya namja lain,
Sulli-ah.”
“Tidak masalah. Karena kau pacarnya
pertamanya kan.”
“Sudahlah aku tidak mau
memperpanjang masalah ini, aku hanya tidak ingin membuatnya tidak bahagia
disampingku.”
“Oh.. jadi maksudmu. Dia tidak
bahagia denganmu dan lebih bahagia dengannya. Dan kau bahagia kalau melihat dia
bahagia?”
“Kurang lebih seperti itu.”
“Hah.. klasik sekali ya.”
“Sulli-ah, maaf apa kau bisa menjaga
rahasia ini.?”
“Hn?”
“Aku tidak ingin citra buruk
menghampiri Krytal karena masalah ini.”
“Minho-ya…”
“Please ku mohon.”
“Baiklah, aku akan jaga rahasia ini.”
“Terima kasih Sulli-ah, kau memang
teman terbaik yang pernah aku miliki.”
Sulli mengangguk, ‘Minho-ah, asal
kau tau kalau aku masih menyimpan rasa terhadapmu. Tapi entah apakah rasa itu
akan tetap sama seperti sebelumnya. Jika saat ini kau sudah memilih untuk
sendiri dan mencoba melepas kekasihmu itu.’
***
tbc
mantap ;)
BalasHapusSupplier Tas Terbesar
terima kasih ^^
Hapusthank you ^^
BalasHapus