Selasa, 20 Maret 2018

FF V - Eunha (BTS x GFriend Shipper) - The Handsome Freak Chapter 3



The Handsome freak
Chapter 3

Previous 12

Title : Fanfiction Chapter
Genre : Romance, Comedy
Cast  : 
-Kim Taehyung (V) - BTS a.k.a. Kim Taehyung
-Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend a.k.a Jung Eunha
-Kim Sejeong - Gugudan a.k.a. Kim Sejeong
-Jeon Jungkook - BTS a.k.a. Jeon Jungkook
-Cha Eunwoo - Astro a.k.a. Cha Eunwoo
-Jung Yerin - Gfriend a.k.a Jung Yerin
-Hwang Eunbi (SinB) - Gfriend a.k.a SinB
-Kim Jungwoo - NCT U a.k.a. Kim Jungwoo

And other cast.

***

Eunha terlihat memikirkan sesuatu dimejanya. Pandangannya kosong saat melihat keluar jendela.
Flash back on
'ting tong' suara bel pintu kediaman keluarga Jung terdengar. Eunha segera berlari mendahului Yerin yang pertama mendengar suara bel itu.
"Biar aku saja Eouni." pinta Eunha menahan tangan Yerin.
Sementara itu Yerin menatap tajam kearah tangannya, "Terserah." jawabnya sambil melepaskan genggaman Eunha dan berlalu pergi.
Eunha menatap punggung Yerin yang terlihat dingin itu. Kemudian ia menghampiri pintu rumahnya dan membuka.
"Ah.. Sejeong." lega Eunha.
"Hmm... Kenapa kau terlihat lega sekali? Sepertinya kau menunggu seseorang datang ya?" terkanya.
"Ahni! Bukan begitu." jawabnya terbata, Eunha melirik apa yang dibawa Sejeong. "Belanjaanku?"
"Aahhh.. Ya ini. Taehyung Oppa minta tolong padaku untuk mengantar ini padamu. Katanya tertinggal dimobilnya." ucap Sejeong sembari memberikan 2 kantung plastik kepada Eunha.
"Gomawoyo.." ucap Eunha.
"Ne. Karena sudah siang sekali aku pulang ya dah.." ucapnya pamit.
"Eh kau tidak mampir dulu?" tawar Eunha.
"Ahniya.. Oppa menungguku dimobilnya. Apa sih manusia itu, kenapa dia tidak mengantarkannya sendiri padamu." gumam Sejeong.
"Baiklah. Hati - hati dijalan."
"Ne."
Flashback off.
Eunha menghela nafasnya panjang sembari memejamkan kedua matanya. Tiba - tiba ia merasa merinding, ia membuka matanya kemudian menyipitkannya kembali, 'Aura bunga - bunga macam apa ini?' ucapnya dalam hati ketika melihat Kim Jungwoo sudah berada didepannya dengan tersenyum lebar.
"Selamat Pagi Eunha-ya." sapanya tanpa menghilangkan senyum lebarnya. "Pagi - pagi kau sudah melamun. Memikirkanku ya?" Percaya dirinya.
"Haaahh...." jawab Eunha jengah.
Sejeong mendekati Eunha, "Eunha, aku ingin bicara denganmu tapi tidak disini, kajja ikut aku?" pintanya
Eunha menoleh kearah Sejeong begitu pula dengan Jungwoo. "Ne." ia bangkit dari duduknya dan mengikuti kemana Sejeong pergi.
Jungwoo memanyunkan bibirnya kesal, kemudian ia melihat sekitar kelas dan pandangannya berhenti di mana Sin B duduk. Terlihat senyum jahil dibibirnya, "Hehehe..."

Sin B tengah berseri - seri hanya karena melihat Jungkook tertawa bersama teman - temannya didepan kelas. Tiba - tiba Jungwoo memunculkan wajahnya dihadapan Sin B, "Ba.." suprisenya.
"Kya..." kejut Sin B hampir meloncat dari kursinya. 
"Hahahaa.." tawa Jungwoo.
"Hisshh.. Kau lagi!" serunya kesal. "Mau apa hah?"
Jungwoo menggeser kursi kesebelah Sin B. "Hey kau menyukainya ya?" selidik Jungwoo.
Sin B membulatkan kedua matanya, "Hah? Siapa yang kau maksud?" gelagapnya.
Senyum jahil Jungwoo muncul, "Hee... Siapa lagi kalau bukan Je.on.Jung.Kook." ejanya sambil menggodan Sin B.
Kedua pipi gadis itu merona, "Ahni! Jangan mengada - ngada!" elaknya dengan memalingkan wajahnya malu.
Lagi dan lagi Jungwoo tersenyum jahil, "Haahh..." helanya, "Hey Jeon Jungkook." panggilnya. Sin B tersentak , sekilas menatap Jungwoo dan kemudian beralih kemana Jungkook berada.
Jungkook yang merasa dipanggilpun menoleh kearah mereka, "Ne. Kau memanggilku." ucapnya.
Jungwoo dengan senyum lebarnya. "Yup." disampingnya Sin B terdiam kaku.
"Hn? Ada apa?"
"Aku hanya ingin bilang kalau dia suka padamu." ucap Jungwoo dengan menunjuk kearah Sin B polos tanpa dosa.
Sin B tercekat namun dengan secepat kilas ia menampik wajah Jungwoo disampingnya hingga tubuhnya terjatuh kelantai.
'gubrak' Jungwoo terjatuh, "Appo..." rintihnya.
"Abaikan saja dia. Dia hanya bercanda. Hehee..." ucap Sin B bangkit dari kursinya menghampiri Jungwoo dan menarik kerah bajunya dari belakang dan membawa Jungwoo keluar kelas, "Dasar manusia ini, ikut aku! Ku pastikan hari ini kau akan langsung ke surga!" ancamnya dengan aura menyeramkan.
"Huaaa... Selamatkan aku..." rintih Jungwoo kembali.
Jungkook dan teman - temannya terkejut dengan sikap Sin B pada Jungwoo.
"Woah.. Sin B kuat juga ya.. Haha"
"Daebak.."
"Apa mereka selalu suka bercanda seperti itu?"
Jungkook terlihat berpikir, "Apa mereka berdua pacaran?" tanyanya teringat pertanyaan dari Jimin tempo hari.

***

Eunwoo berdiam diri menatap bola basket didekat kakinya, tak menghiraukan panggilan dari Jaehyun. Sampai akhirnya Jaehyun berlari mendekati Eunwoo.
"Yak! Eunwoo-ya kenapa diam saja. Ku bilang lempar bolanya." ucap Jaehyun.
"Aniyo!" tolaknya memalingkan wajah.
"Hah? Wae? wae?" 
Eunwoo tetap tak bergeming dan itu membuat Jaehyun kesal. Bola basket itu diambil oleh kedua tangan Jaehyun, Eunwoo melirik dan bergidik ngeri.
"Wae?" tanya Jaehyun melihat ekspresi Eunwoo.
"Iihh.. Kau harus mencuci tanganmu. Menjijikkan." Eunwoo dengan ekspresi gelinya.
"Hah? Apa maksudmu?"
"Kau tau bola itu habis dipegang oleh Moonbin." unjuknya pada diri Moonbin yang berada jauh dari mereka.
"Hn? Memangnya kenapa?" tanya Jaehyun aneh.
Eunwoo terlihat geli, "Aku melihatnya tidak mencuci tangan sehabis ia buang air besar ditoilet tadi. Yak!"
Jaehyun menjatuhkan bolanya seketika, "Yak Moonbin!!!!!" teriaknya.

Jaehyun menyeka keringat diwajahnya. Ia mendudukkan diri disamping Eunwoo yang saat itu tengah menegak air mineral di botol yang ia bawa dari kelas sebelumnya.
Jaehyun mengatur nafasnya yang sedikit tersengal itu sambil melirik Eunwoo. 
Sadar akan dilihat Eunwoo menghentikan aktifitasnya, "Kau mau?" tawarnya.
"Ah ya.." Jaehyun menerima air mineral itu dan diteguknya. "Ahhh... "
Eunwoo memperhatikan permainan basket timnya, "Hey kurasa anggota tim basket kita sudah semakin mahir. Kurasa setelah kita lulus nanti, kita bisa bernafas lega."
Jaehyun mengangguk, "Para junior juga memiliki bakat yang bagus. Permainan mereka boleh juga." ucapnya kemudian sekilas ia melihat gelang tali dipergelangan tangan Eunwoo, "Hey apa itu? Gelang couple?" tanyanya.
Eunwoo menatap sekilas gelang yang ia pakai, "Ya. Pacarku yang membelikan ini untuk kami."
"Kudengar dia bukan anak sekolah ini ya?"
"Ya. Aku bertemu dengannya beberapa bulan lalu diminimarket."
"Jadi dia anak SMA mana?"
"Dia masih kelas 2 SMA X."
Jaehyun hanya beroh ria. Ia teringat dengan wajah Yerin. "Hey Eunwoo bagaimana kau bisa dekat dengan pacarmu?"
"Hn? Aku?"
"Ya. Bukankah disekolah kau adalah siswa populer. Jadi bagaimana kau bisa jadian dengannya? Sedangkan disekolah banyak yang menyukaimu bahkan menembakmu."
"Kau juga."
"Tidak lebih populer dibanding denganmu." elaknya.
"Hem.." Eunwoo mencoba mengingat, "Sebenarnya kami tidak sengaja dekat, justru kesan pertamaku dengannya buruk." jelasnya.
"Buruk?" lirih Jaehyun, 'Seperti kesanku pada Yerin saat itu.' ucapnya dalam hati.
"Aku melihatnya seperti gadis tidak pada umumnya. Dia berani dan sangat maskulin, kupikir dia gadis yang kasar tapi setelah kenal ternyata dia gadis yang baik. Entah sejak kapan aku suka dengannya."
"Bagaimana kau bisa dekat dengannya jika awalnya ia berkesan buruk dimatamu."
"Hem, suatu saat aku tak sengaja melihatnya tengah bersedih, aku mendekatinya. Ia menyeka air mata dikedua matanya. Ku tanya ia kenapa? Awalnya dia bilang bukan urusanku. Dan akhirnya ia bilang kalau ia bertengkar memperebutkan kakak kesayangannya dengan orang lain. Ku pikir ia bertengkar ya mungkin pacar kakaknya. Kau tau? Ternyata ia bertengkar dengan seorang laki - laki."
Kedua alis Jaehyun bertautan, "Hah?"
"Ia menceburkan laki - laki itu ke sungai dekat kawasan rumahnya."
Jaehyun membulatkan matanya. "Ba.. Bagaimana bisa? Apa ia sekuat itu?"
Eunwoo mengangguk, "Tapi ia bukan bersedih karena telah berbuat hal itu, melainkan sang kakak lebih memilih laki - laki itu dibanding dirinya. Tega kan?"
"Eunwoo-ya. Pantas saja kakaknya lebih memilih laki - laki itu, jika tidak ia bisa mati tenggelam disungai."
"Sungainya dangkal."
"Oh. Memangnya kakaknya seorang perempuan?"
"laki - laki."
Jaehyun terkejut, "Oh."
"Jadi kurasa, ah dia memang seorang gadis dimana punya sisi lembut yang disembunyikan dibalik sikap maskulinnya. Dan mungkin dia butuh seseorang untuk melindunginya kelak dari rasa sakit di sisi lembutnya itu."
Jaehyun terdiam.
"Terkadang kita melihat seseorang hanya dari luarnya saja, menilai ini dan itu. Saat mengenal dirinya aku jadi tau bahwa aku tidak berhak menilai seseorang hanya dari sekali bicara apalagi melihat saja."
Jaehyun mengangguk, "Arraso."
Eunwoo mengernyitkan dahinya, "Hey aku baru sadar, mengapa kau menanyakan pacarku? Apa kau menyukainya? Ahniyo kau tidak boleh mengambilnya dariku!" serunya.
'Tuk' bekas botol minuman mendarat mulus dikepala Eunwoo, "Bicara apa kau? Bagaimana bisa aku menyukai bahkan mengambil pacarmu, bertemu saja tidak pernah. Ada - ada saja!"
"Eh? Betul juga. Hehehe.."
"Bersyukurlah jika ia mau menjadi pacarmu."
"Kenapa?"
"Karena kau laki - laki aneh."
"Hn? Aneh? Aku normal tau?!"
"Tidak ada laki - laki normal yang duduk sepertimu!" serunya sembari bangkit dan pergi meninggalkan Eunwoo.
Eunwoo melirik sikap duduknya 'duduk dengan kedua lutut menyatu rapi tanpa sela layaknya duduk seorang yeoja'. "Hey tunggu, memangnya kenapa kalau duduk seperti itu? Normal tau!" 
"Terserah!"

***

Yerin mengambil sebuah buku dirak perpustakaan dan berjalan menghampiri meja. Ia mendudukan dirinya perlahan sembari membetulkan roknya agar tidak terlipat. Sekilas ia melirik dua orang siswi berbisik - bisik membicarakan sesuatu, hal itu sangat menganggunya. Ia mengetuk buku yang ia pegang kearah mereka dan menatap tajam, "Hey. Harap tenang."
Namun dua siswi tersebut tidak mengubrisnya malah memalingkan wajah mereka. 
"Ah... Dasar." desis Yerin. Ia bangkit dari duduknya dan menghampiri kedua siswi tersebut.
"Kalau kalian ingin mengobrol bukan disini tempatnya, keluar sana!" serunya dengan suara pelan penuh tekanan.
Mereka hanya memincingkan matanya tak suka pada perlakuan Yerin. Yerin menghela nafasnya, "Mau jadi apa anak itu?" gumamnya.

Dilain tempat, kelas 2-3 SMA X,
Eunha merenungkan kembali pembicaraannya dengan Sejeong tadi pagi. Ia masih bingung apa yang harus ia lakukan saat ini, apakah harus mengakui apa yang terjadi atau tidak?
Flash back on,
"Kau ingin bicara apa?" tanya Eunha.
Sejeong membalikkan tubuhnya menghadap Eunha, berjalan mendekati dan memberi jarak beberapa centi dengan wajahnya.
Sontak Eunha terkejut dan memundurkan wajahnya, "Wae?"
"Hem? Sebenarnya apa yang terjadi antara kau dengan Taehyung Oppa kemarin?" selidiknya.
"Eh? Tidak terjadi apa - apa kok." sangkal Eunha.
"Lalu kenapa belanjaanmu ada dimobilnya? Apa kemarin kalian janjian atau malah berkencan." telak Sejeong.
"Mwo? Ahniya ahniya! Bukan seperti itu. Kami tidak sengaja bertemu disupermarket kemudian kakakmu minta ditemani makan dan akhirnya ia mengantarku pulang. Iya begitu, memangnya dia tidak cerita apapun?"
Sejeong menggeleng, "Benar begitu?"
Kali ini Eunha mengangguk cepat.
Sejeong memutar tubuhnya, "Tapi sikapnya aneh. Kau tau tiba - tiba.."
'Ingatan Sejeong'
Taehyung berlari dan membuka pintu kamar Sejeong, kemudian ia berteriak, "Yak! Kim Sejeong bangun. Ppali ppali."
Sejeong mengucek kedua matanya malas, "Ah.. Apa sih. Ini kan hari libur, aku ingin bangun siang tau!"
"Cepat bangun dasar pemalas. Bagaimana bisa Eunwoo yang tampan itu suka padamu? Jika dia tau kau seperti ini, pasti dia akan minta putus darimu." omel Taehyung.
"Tidak akan. Dia tidak akan tau.. Hoooaammm..." ia menarik selimutnya kembali.
Taehyung kesal dan menarik paksa tangan Sejeong untuk segera bangun, "Argh.. Bangun cepat bantu aku!"
Aku kesal, "Arghh.. Apa sih Oppa! Kau mengganggu tidurku tau!" 
"Bangun atau foto ini aku kirim ke ponsel Eunwoo?!" Taehyung memperlihatkan foto pose tidur Sejeong yang memalukan. "Eh, kemana anak ini?" Taehyung melongok kesana kemari. Secepat kilat Sejeong hilang sekejap mata dari hadapan Taehyung.
'Set Set Set', "Kau mencari siapa Oppa? Apa yang harus kubantu?" tawar Sejeong yang seketika sudah rapi dengan baju santainya dan bermakeup tipis mengembangkan senyumnya dibalik pintu.
"Eh? Sejak kapan kau, kau???" Taehyung melongo.

"Kita mau kemana Oppa?" tanya Sejeong sembari mengupil dimobil Taehyung.
Taehyung yang sedang konsentrasi menyetir sekilas melirik dan, "Yak Kim Sejeong jangan menempelkan kotoran hidungmu disana!" teriaknya ketika hampir saja Sejeong membuang kotoran itu didashboard mobil.
"Lalu aku harus membuangnya dimana?" tanyanya polos.
"Buang keluar bodoh!" serunya lagi.
"Kau lupa Oppa. Kaca mobil sebelah sini kan macet tidak bisa dibuka." jawab Sejeong santai.
"Ah.. Kalau gitu makan saja, masukkan kedalam mulutmu."
"Mwo jangan bercanda. Cepat buka kaca pintu disebelahmu Oppa." suruh Sejeong.
"Arhh.." Taehyung melepas salah satu tangannya untuk menekan tombol jendela disebelahnya, "Ppali!"
"Hem." Sejeong mengiyakan sembari menyentil kotoran hidungnya kearah luar jendela.
Sesaat kotoran itu melayang pelan menghampiri wajah tampan Taehyung, dengan gerak cepat Taehyung menghindar. lOLOS!
"Wah daebak!"
"Aku tau kau akan sengaja membuangnya kearah wajahku kan?"
"Hahaha... Kau pintar juga Oppa.. Hahaha" tawa Sejeong menggelegar.
"Hey kecilkan suaramu!" omelnya.

Taehyung memberhentikan mobilnya didepan rumah Eunha.
"Hn? Ini kan rumah Eunha." ucap Sejeong, "Mau apa kau kemari?"
"Ayo turun!" 
"Ah ya."
Taehyung membuka bagasi mobil dan mengambil dua kantung belanjaan diberikannya pada Sejeong, "Tolong antarkan ini pada temanmu itu. Barangnya tertinggal dimobilku."
"Heh? Kok jadi aku yang mengantarnya. Kenapa bukannya kau Oppa?"
"Sudah jangan banyak tanya. Cepat, pasti dia menunggu."
"Ada apa sih sebenarnya? Haa... Jangan - jangan kau?"
Taehyung mengancam Sejeong lagi, ibu jarinya mengambang sempurna dilayar ponselnya. "Hanya tinggal menekan tombol kirim,  foto ini akan terkirim sempurna ke ponsel pacarmu."
Sejeong memutar bola matanya, "Ah arraso. Aku akan mengantarnya." 
"Ah. Aku menunggumu disini."
"Ne."

Sejeong sudah kembali dan masuk kedalam mobil, "Haaahhh.." keluhnya.
"Bagaimana?"
"Apanya bagaimana?"
"Apa dia mengatakan sesuatu?"
"Ya. Hanya bilang terima kasih."
"Hanya itu?"
"Ne. Memangnya apa yang kau harapkan Oppa? Apa kau berharap dia akan membayar atas jasa mengantar?"
"Ah.. Tidak tidak." Taehyung terdiam dan merasa lega.
Sejeong yang melihat itu merasa aneh. Kenapa kedua orang tersebut sama - sama terlihat lega satu sama lain. Lagipula sikap Taehyung kali ini terlalu berlebihan, biasanya ia lebih tenang apalagi bersama dengan Jungkook. Hal tersebut membuat Sejeong tersenyum, ia merindukan hal semacam ini dengan kakaknya yang sudah lama tidak ia rasakan. Oppa yang sebenarnya sangat berisik dan bicara sekenanya padanya. Sejeong memeluk Taehyung dari samping.
"Eh.. Apa yang kau lakukan?" Taehyung terkejut dengan sikap Sejeong tiba - tiba.
"Hanya memeluk Oppa saja. Memangnya kenapa tidak boleh? Kau kan kakak kandungku." jawab Sejeong.
"Eh? Tumben. Biasanya kau gengsi jika berpelukan denganku."
Sejeong melepas pelukannya dan merapikan dirinya kembali. "Cepat pulang. Aku lapar!" ucapnya.
"Hah?" 
----
"Bukankah itu aneh? Tapi aku merasa senang. Sosok Oppa yang hilang tiba - tiba kembali lagi." ucap Sejeong senang. "Jadi, benar tidak ada apa - apa di antara kalian?"
Eunha mengangguk.
Flash back off
Eunha menghela nafasnya kembali, "Eottoeghe??" gumamnya.

***

Hari sudah semakin malam, Yerin terlihat keluar dari tempat lesnya. Ia berjalan ditrotoar tak jauh dari halte bus yang biasa ia tumpangi.
Ada seorang siswi SD berlari mengejar temannya yang sudah lebih dulu menyeberang, namun ketika anak itu menginjak garis penyeberangan lampu pejalan kaki berubah menjadi merah dan sebuah mobil melaju kearahnya. Sontak Yerin terkejut dan berlari menghampiri anak itu, "Ah..." Yerin menarik tas dan memeluk anak itu dengan erat. "Hampir saja. Gwaenchana?" ia melepas pelukannya dan menatap anak itu dengan tatapan tak biasa, ada ketakutan dan kekhawatiran disana. Anak itu mengangguk, "Kamsahamida Eouni." ucapnya.
Yerin tersenyum kecil dan mengelus pucuk kepala anak itu. "Syukurlah. Lain kali hati - hati jika menyeberang. Lihat disana, lihat lampunya. Mengerti?"
Lagi anak itu mengangguk, "Ne."
"Soo-ah. Kau tak apa? Cepatlah kesini!" teriak salah satu temannya dari seberang.
"Ne. Aku baik - baik saja." balasnya.
Yerin menggandeng tangan kecil anak itu dan mengantarnya menyeberang jalan. "Kajja." ajaknya.
"Sekali lagi terima kasih Eouni." ucap anak kecil bernama Soo tersebut.
Yerin membungkukkan tubuhnya setara dengan tinggi anak itu. "Ne. Hati - hati." ucapnya tersenyum.
"Dah Eouni."
Yerin melambaikan tangannya pada anak itu dan kembali menuju halte bus.
Tanpa disadari, sejak tadi Jaehyun melihat kejadian langka itu. "Kau benar Eunwoo. Kita tak berhak menilai seseorang hanya dengan melihat atau sekali bicara dengannya." ucapnya pada diri sendiri.

***

Jungwoo berjalan tertatih - tatih, sejak sepulang sekolah ia terlihat lemas. Pasalnya ia dipukuli habis - habisan oleh Sin B. Dikarenakan merasa perlu bertanggung jawab atas tindakannya, Sin B terpaksa mengantarnya pulang.
Lengan Jungwoo mengalung dibahu Sin B. "Argghh.. Sshhh.." keluhnya sepanjang perjalanan pulang.
Sin B merasa jengah, "Kau itu namja atau bukan sih? Masa dipukul begitu saja sudah babak belur begini. Dasar Lemah."
"Bagaimana tidak? Kau kan ahli bela diri." bela Jungwoo masih merintih kesakitan.
"Cih. Padahal hanya lebam dibagian tangan dan kaki saja sudah manja begini." ejek Sin B.
Jungwoo cemberut, "Tapi bahumu kekar juga ya? Apa Jungkook suka dengan gadis maskulin sepertimu?" 
Tanpa babibu Sin B menyikut perut Jungwoo dan itu sontak membuat penderitaan Jungwoo bertambah.
"Auuuhh... Sakit.. Kau ini kasar sekali sih."
"Sekali lagi kau mencampuri urusanku bahkan coba - coba menggodaiku seperti itu lagi, tamat riwayatmu!" ancamnya sambil berlalu pergi.
"Hey, tunggu! Aku tidak bisa berjalan. Kakiku sakit sekali." rintih Jungwoo.
"Haahh.." keluh Sin B memutar kembali tubuhnya dan membantu Jungwoo kembali. "Dasar lemah."
"Hey biar lemah yang penting aku tampan tau." bela Jungwoo kembali diselingi senyum manisnya.
"Menjijikan."
"Yang penting tampan kan? Hahaa"
"Tampan tak berguna!"
"Yang penting tampan. Hahaha"
"Cih."

***

Tbc

Jumat, 09 Maret 2018

FF V - Eunha (BTS x GFriend Shipper) - The Handsome Freak Chapter 2



The Handsome freak
Chapter 2

Previous 1

Title : Fanfiction Chapter
Genre : Romance, Comedy
Cast  : 
-Kim Taehyung (V) - BTS a.k.a. Kim Taehyung
-Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend a.k.a Jung Eunha
-Kim Sejeong - Gugudan a.k.a. Kim Sejeong
-Jeon Jungkook - BTS a.k.a. Jeon Jungkook
-Cha Eunwoo - Astro a.k.a. Cha Eunwoo
-Jung Yerin - Gfriend a.k.a Jung Yerin
-Hwang Eunbi (SinB) - Gfriend a.k.a SinB
-Kim Jungwoo - NCT U a.k.a. Kim Jungwoo

And other cast.


***

Eunha membuka kenop pintu rumahnya, ia merasakan lelah yang sangat hari ini. Ia ingin merebahkan tubuhnya dikamar dengan segera.
"Kau sudah pulang?" Sapaan pertama dari Ibunya.
"Ne." jawabnya malas.
"Kenapa kau tidak ikut les tambahan seperti eounimu, bisa - bisa nanti nilaimu akan terkejar lagi olehnya. Jangan buat ibu dan ayahmu malu dengan hasil nilaimu kali ini." ocehnya.
"Ne." ucap Eunha sambil berjalan menuju kamarnya dan menutup pintunya rapat.
"Haisshh anak itu?!" Gumamnya menggelengkan kepala.

"Selalu saja begitu. Bikin bosan dirumah saja." celetuk Eunha sebelum ia melemparkan tubuhnya ditempat tidurnya. "Haahhh... Dia terus yang dibanggakan.. Memangnya eomma dan appa tau apa tentang sifat aslinya yang buruk itu.. Mengesalkan.." celoteh Eunha sebelum ia menutup kedua matanya dan tertidur pulas.

***

"Jung Yerin!" seru seorang namja berlari mendekatinya.
Yerin hanya menatap dingin, "Apa lagi ini?" desisnya.
"Hosh hosh hosh..." namja bernama Jaehyun itu tengah mengatur nafasnya, "Yerin..."
"Hem?" jawabnya malas.
"Kau mau langsung pulang?" tanyanya.
"Ya. Kenapa?"
"Ah.. Jika kau tidak keberatan, ikutlah denganku.. Ah ahni.. Maksudku ikutlah dengan kami." pintanya diselingin senyum manis.
"Kemana?"
"Ah.. Salah satu teman kita berulang tahun, ia ingin merayakannya bersama kita. Kau mau ikut?"
Yerin melirik ke belakang Jaehyun, terdapat beberapa teman satu lesnya yang lain tengah menunggu."Dengan mereka?"
Jaehyun menengok kebelakang dan kembali menatap Yerin, "Ya. Ada apa?"
Yerin membuang muka, "Aku tidak mau. Aku juga tidak ada waktu untuk bersenang - senang menghamburkan uang dan tidak memikirkan masa depan seperti kalian." ketusnya.
Senyum dibibir Jaehyun perlahan hilang, "Kenapa kau bicara seperti itu?"
Yerin mendelik tajam, "Orang - orang seperti kalian lah yang membuat para orang tua percuma mengeluarkan uang demi pendidikan. Kau dan mereka tidak bisa berpikir bagaimana kita sebagai anak harus membalas budi atas kerja keras mereka."
Jaehyun kesal dan menahan emosinya, "Jika kau tidak mau ikut bilang saja tidak, tapi kau tak berhak menilai kami seperti itu."
"Cih."
"Ah.. Aku salah ya menilaimu. Kupikir kau anak yang bisa diajak bicara baik - baik ternyata tidak." Jaehyun berlalu begitu saja meninggalkan Yerin.
Yerin terdiam, "Apa - apaan anak itu." gumamnya.

***

Eunwoo berdiri disebuah toko, sesekali ia melihat layar ponselnya dengan wajah cemas. "Ah.. Kemana dulu dia? Apa dia tersesat?" gerutunya.
Sejeong berlari menghampiri Eunwoo, "Oppa!" teriaknya dan membuat notice pada Eunwoo.
"Sejeong-ah.."
"Mianhaeyo... Aku terlambat.. Hosh hosh..." Sejeong mencoba mengatur nafasnya.
"Gwaenchana.." jawabnya dan memberikan senyuman khas flower boy pada Sejeong.
Sejenak Sejeong terpana akan hal itu, 'Ah.. Rasanya aku ingin pingsan melihatnya.. Eunwoo Oppa...' ucapnya dalam hati dengan mata berbinar - binar. Kemudian, "Ah Oppa kau ingin mengajakku kencan kemana?" tanyanya.
Eunwoo mengembangkan senyuman pernuh arti itu, membuat Sejeong merasa curiga.

Sejeong menyipitkan kedua matanya, sekilas tak percaya dengan apa yang ia dan eunwoo lalukan sekarang. 'Kupikir Eunwoo Oppa akan mengajakku kencan dengan nonton bioskop atau makan malam romantis. Tapi apa ini?' gerutunya dalam hati. 
"Nona apa wajahmu ingin difacial juga seperti pacarmu yang tampan itu?" tanya seorang pekerja disalon itu.
Sejeong memutar bola matanya, "Ah.. Ya. Boleh boleh.." jawabnya malas.
'Sebenarnya aku sudah tau akan begini, bagaimana bisa dia mengajakku kencan ke Salon!' kesalnya.
"Heemm..Apa wajahku sudah terlihat bersih dari jerawat? Apa ini krim yang bagus untuk perawatan.. Tapi aku takut tidak cocok, sebenarnya kulitku ini jenis kulit yang normal sih... Hemm... Tapi tidak boleh sembarangan juga ya memakai krim wajah yang asal - asalan... Bla bla bla...." celoteh Eunwoo pada pekerja salon yang sedang men-facial wajahnya.
"Bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan namja itu?" tanya Sejeong pada dirinya sendiri.

***

Sebuah bus berhenti disebuah halte, beberapa penumpang naik dan memenuhi kursi kosong disana. Jungkook dan Taehyun duduk bersama.
"Kookie gomapta." ucap Taehyung.
"Ne Hyung." jawabnya sedetik kemudian ia melirik kantung belanja milik Taehyung, "Hyung kenapa kau beli itu?"
"Hem?" Taehyung melihat kantung belanjanya, "Ah...lain kali kau harus coba pakai ini." ia memberikan satu sachet masker wajah pada Jungkook. Dan Jungkook menerimanya. "Kau harus coba. Karena banyak waktu menyita harimu, pasti kau sangat lelah.. Dan akibat dari kelelahan itu kulit wajahmu akan terlihat kusam, apalagi jika kau seharian berolah raga dan terkena terik matahari. Jadi kusarankan agar kau menjaga kelembaban kulit wajahmu agar terlihat selalu segar." jelas Taehyung dengan penuh keyakinan.
Jungkook hanya menganggukkan kepalanya sambil sesekali membolak balik kemasan masker wajah tersebut, "Benarkah itu Hyung?"
"Ne." ucap Taehyung mantap.
"Jika kau yang bicara aku percaya.. Baiklah akan kupakai.."
"Anak baik." Taehyung mengusap pucuk kepala Jungkook.
Jungkook tersenyum senang.
Jung Yerin yang satu bus dengan mereka dan duduk berseberangan dengan Jungkook bergidik ngeri melihat tingkah laku dan pembicaraan mereka, "Apa - apaan itu.. Apa mereka menyukai sesama jenis?" desisnya.
"Ngomong - ngomong kau tau darimana tentang ini Hyung?" tanya Jungkook kembali.
Taehyung mencoba mengingat, "Mm ah.. Dari Sejeong." 
"Hah? Sejak kapan Sejeong peduli denganmu atau hal semacam itu? Bukankah dia gadis tomboy?" 
"Hemm.... Mungkin sejak ia jatuh cinta dengan... Hemmm... Biar ku ingat dulu... Hemmm..." Taehyung tengah berusaha mengingat dengan ekspresi lucunya.
Jungkook menunggu dan sekilas menahan tawanya, "Cha Eunwoo?"
"Ah.." Taehyung menjetikkan jari, "Benar... Sejak ia jatuh cinta dengan namja itu.. Sejeong mulai merubah dirinya menjadi feminim.. Dan sering memintaku menemaninya ke face shop untuk membeli perlengkapan make up atau serba serbi perawatan wajah.. Ahh.. Ini salah satunya.."
"Hee.... Tapi bagiku dia sama saja tidak berubah."
"Hahahaa.... Kau akan terpana nanti jika melihat ia berdandan."
"Tidak akan Hyung."
"Hn? Kenapa?"
"Karena aku hanya suka melihatmu Hyung.. Hehehe" 
Taehyung menatap haru pada Jungkook, "Oh dongsaeng kesayanganku. Kemari hyung peluk.." Taehyung meregangkan kedua tangannya dan Jungkook menerima pelukan itu dengan senang.
"Ah.. Aku mau muntah!" seru pelan Yerin melihatnya.

***

Akhir pekan dikediaman keluarga Jung. Saat ini mereka sekeluarga tengah menikmati sarapan pagi bersama. Namun hanya dentingan sendok dan pisau beradu dengan piring yang berisi roti panggang yang terdengar.
"Aku sudah selesai." ucap Yerin Sembari merapikan bekas makannya dan menaruhnya di wastafel dapur.
Eunha melirik sekilas kearah Yerin.
"Aku mau kekamar. Tolong jangan ganggu aku, karena aku harus belajar untuk persiapan ujian kelulusan nanti." Lanjutnya dengan sikap dingin.
"Ne. Kami tau. Cepatlah kekamarmh, kami tidak akan mengganggu." jawab Eommanya dengan diselingi senyuman. Sedangkan Appanya hanya mengangguk.
Kemudian Yerin langsung berlalu menuju kamarnya, terlihat Eunha menghela nafasnya pelan.
"Aku juga sudah selesai." susul Eunha.
"chankaman.." tahan Eommanya, "Hari ini kau tidak kemana - mana kan?"
"Ya."
"Karena Eomma dan Appamu akan berkunjung kerumah pamanmu hari ini, bisakah kau membeli bahan makanan disupermarket? Karena Eomma pikir jika akan membeli setelah pulang nanti tidak ak..."
"Ya.. Berikan saja listnya. Aku akan mengambil sweater dikamar." jawab Eunha berlalu menaruh piring makannya didapur dan menuju kamarnya.

Eunha menaiki bus sendirian dan beberapa menit kemudia ia sampai ditempat yang dituju. "Haahhh... Setiap bulan aku kesini bukan untuk shopping seperti remaja lainnya, bahkan aku merasa seperti ahjumah - ahjumah." gerutunya pelan.
Eunha mengambil troli dan berjalan menuju lorong lorong supermarket itu, membeli berbagai bahan makanan yang ditulis eommanya. "Kubis? Hemm.. Kubis yang dimaksud yang mana ya?" Eunha merasa kubis itu samadengan wortel, maka kedua tangannya memegang wortel dan kol (kubis).
"Yang ini." tunjuk salah seorang disampingnya menunjuk kol yang dipegang Eunha.
"Oh.. Kamsahamida.." jawab Eunha menundukkan kepalanya kepada orang disampingnya itu,  "Aargghh.." kagetnya ketika melihat siapa orang itu.
"Annyeong." sapa namja yang tak lain adalah Taehyung.
Dengan cepat Eunha menundukkan kepalanya kembali, "Annyeonghaseyo."
"Wah... Tak usah begitu. Kau sopan sekali." ucapnya tersenyum.
Eunha tersenyum kecil sembari membetulkan kacamata bulatnya.
Pandangan Taehyung beralih ke troli yang berada didepan Eunha, "Kau berbelanja sendirian sebanyak itu?" tanyanya.
"Ah.. Iya.." jawabnya. "Apa kau juga Taehyung-ssi?" tanyanya balik.
"Hm? Oh aku? Ahh.. Ini tiba - tiba aku ingin makan ramyeon. Tapi stok ramyeon dirumah habis."
"Oh jadi kau kesini hanya membeli mie ramyeon saja?"
"Aniyo."
"Hn?"
"Hem,, setelah kupikir - pikir aku ingin makan dengan kimchi saja. Kebetulan eomma dirumah tidak ada persediaannya."
"Ya sih memang ada yang jual kimchi instan. Hanya itu?" 
"Ahni."
"Eh?"
"Tapi setelah melihatmu, aku seperti ingin makan bakpao ya. Apa disini jual bakpao?"
Eunha menyipitkan kedua matanya kesal, "Tidak tau." 
Taehyung terlihat menimang - nimang apa yang harus ia beli sebenarnya.
'Kenapa namja ini aneh sekali sih?' ucap Eunha dalam hati.
"Ah.. Aku tau, bagaimana kalau kau temani aku makan mie ramyeon didepan sana. Otthe?" pinta Taehyung dengan polosnya.
"Hah?!"

Dikedai mie diseberang supermarket,
'Padahal tadi aku sudah sarapan, kenapa sekarang aku jadi menemani dia makan? Tapi karena dia sudah membantuku untuk belanja cepat, jadi aku tidak bisa menolaknya walaupun dia membantu atas kemauannya sendiri.' gumamnya.
"Silahkan dimakan." ucap Taehyung membuyarkan lamunan Eunha.
"Ah.. Ne." Eunha mengambil sumpit dimejanya dan mengaduk semangkuk mie disana. Sekilas ia melirik kearah Taehyung, uap panas yang mengembul dari mie dimangkuknya membuat Taehyung lebih dulu meniupnya perlahan sebelum memakan mienya. Eunha dengan seduktif memperhatikan gerak bibir Taehyung, rahangnya yang tajam, hidungnya yang mancung dan kedua mata yang hampir tidak terlihat lipatannya itu membuat jantungnya berdegub kencang. Tanpa sadar ia menyuap mie kearah hidungnya, "Appo!" Eunha membuang sumpitnya sembarang dimeja dan segera mengelus hidungnya yang terasa kepanasan.
"Ah.. Gwaenchana?" Taehyung terkejut dan segera menaruh mie yang disumpitnya tadi kembali kemangkuk. Mengambil tisu dan dilapnya hidung milik Eunha dengan perlahan, "Panas? Cepatlah ketoilet beri air. Ayo aku antarkan." dengan sigap Taehyung merangkul bahu Eunha dan membawanya ke Toilet.

Beberapa menit kemudian, Eunha keluar dari toilet dan ternyata Taehyung menunggu disana.
"Bagaimana apa masih sakit?" tanyanya khawatir.
Eunha terkejut dengan reaksi Taehyung, "Aku baik - baik saja. Maaf membuatmu khawatir Taehyung-ssi." jawab Eunha menunduk malu.
Eunha membulatkan kedua matanya saat sebuah tangan mengelus pucuk kepalanya, ia menegakkan wajahnya.
Taehyung tersenyum tulus pada Eunha, "Syukurlah kau tak apa. Kuantar kau pulang. Kajja!" tanpa ijin Taehyung menggandeng pergelangan tangan Eunha.
Eunha terdiam dan pasrah mengikutinya.

Didalam mobil milik Taehyung, keduanya terdiam tidak ada yang saling membuka pembicaraan.
"Kamsahamida." lirih Eunha.
Taehyung menoleh kearahnya dan tersenyum kemudian ia kembali fokus kedepan jalan, "Sama - sama."
"Taehyung-ssi kau tak perlu repot mengantarkanku sampai rumah."
"Tidak apa. Sebagai permintaan maafku atas kejadian tadi."
"Ah.. Tidak apa - apa kok. Aku yang teledor."
"Hem.. Dari sini belok kemana?" tanya mengalihkan.
"Eh.. Belok ke kiri kemudian belok kanan." jawab Eunha cepat.
Taehyung mengangguk.
Eunha sempat melirik kearah Taehyung, 'Dia tampan juga ya. Eh bicara apa aku ini?' runtuknya.
"Disebelah mana rumahmu?" tanya Taehyung sembari menoleh kekiri kanan.
Eunha terperanjat, "Disana. Sedikit lagi sampai.. Ya disini."
"Disini?"
"Hem." angguknya. Eunha mengalami kesulitan ketika membuka belt mobil yang melintang didadanya.
Taehyung yang sudah lebih dulu selesai memarkirkan mobil dan mematikan kontak kuncinya serta sudah melepas belt dari tubuhnya menoleh, "Ah.. Macet ya?"
Eunha menoleh kearahnya, "Hehe.. Iya.."
"Mian mobil lama hehe.. Mari aku bantu tekan tombolnya, kau tarik kaitnya." coba Taehyung namun tak ada hasil hingga ia mendekatkan dirinya ke bangku mobil yang didudukin oleh Eunha. 
Eunha tertegun dengan posisi dimana wajahnya sangat dekat dengan wajah Taehyung.
"Haaiisshh.." gumam Taehyung masih berkutat dengan tombol belt mobilnya. "Apa kau bisa mengendurkan talinya sedikit." pinta Taehyung tanpa menatap Eunha.
"Ah.. Iya." Eunha dengan sigap menarik ujung tali dari ujung kanan atas mobil, baginya ini bagus karena ia tak perlu berhadapan langsung dengan wajah Taehyung.
"Sedikit lagi." ucap Taehyung.
"Iiihh agak susah sepertinya sudah diujung tali." jawab Eunha masih menarik.
Taehyung menegakkan wajahnya dan sebelah tangannya mencoba gapai ujung tali dengan melingkari tubuh Eunha dari depan.
Eunhapun sedikit terkejut dengan sentuhan jari Taehyung di jemarinya tanpa sengaja ia menoleh kearah Taehyung dan 'chu~'. 
Keduanya terdiam karena shock dalam kondisi bibir keduanya menempel sempurna. Dengan cepat Taehyung melepas dan kembali ketempatnya semula, "Sudah lepas." lirihnya tanpa menatap Eunha.
Eunha yang saat itu masih terlihat shock hanya mengangguk dan segera keluar dari mobil tanpa pamit. Ia berlari mengitari bagian depan mobil dan membuka gerbang rumahnya cepat.
Taehyung yang sadar akan hal itu, cepat - cepat membuka kenop pintu mobilnya dan keluar menghampiri Eunha, "Anu." serunya.
Eunha menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang, "Ne." jawabnya malu.
"Siapa namamu?"
"Eh?" Eunha menegakkan wajahnya. "Jung Eunha." kemudian ia menundukkan kepalanya dan kembali melangkahkan kakinya cepat untuk masuk kedalam rumah.
Taehyung terdiam disana sambil mengingat apa yang terjadi barusan padanya. "Kami.... Itu... Yang pertama..." lirihnya terbata.

Eunha menutup pintu rumahnya dengan kencang dan hal itu membuat Yerin terkejut saat berada diruang televisi.
"Ah.. Kukira siapa?" ucap Yerin menghampiri dan kemudian menatap Eunha yang tengah mengatur nafasnya.
Eunha menggenggam erat kesepuluh jarinya didepan dada. Masih teringat jelas kejadian tadi, hal yang sangat memalukan dan pertama baginya.
Yerin menatap tajam, "Hey. Kau mengacuhkanku?"
Eunha tersadar, "Maaf Eouni." jawabnya menunduk.
Yerin diam dan mencoba mengingat sesuatu, "Bukankah tadi kau disuruh eomma untuk berbelanja. Sekarang mana kantung belanjanya?" tanyanya.
Kedua bola mata Eunha melebar, "Aak! Paboya Eunha!" serunya menepuk jidat dan segera membuka pintu rumahnya, berlari kedepan gerbang. "Hosh hosh.. Ahh dia sudah pergi?!" ucapnya.

***

Tbc

Selasa, 06 Maret 2018

FF V - Eunha (BTS x GFriend Shipper) - The Handsome Freak Chapter 1



The Handsome freak
Chapter 1

Title : Fanfiction Chapter
Genre : Romance, Comedy
Cast  : 
-Kim Taehyung (V) - BTS a.k.a. Kim Taehyung
-Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend a.k.a Jung Eunha
-Kim Sejeong - Gugudan a.k.a. Kim Sejeong
-Jeon Jungkook - BTS a.k.a. Jeon Jungkook
-Cha Eunwoo - Astro a.k.a. Cha Eunwoo
-Jung Yerin - Gfriend a.k.a Jung Yerin
-Hwang Eunbi (SinB) - Gfriend a.k.a SinB
-Kim Jungwoo - NCT U a.k.a. Kim Jungwoo
And other cast.

***

Eunha Pov,
Jatuh cinta pada pandangan pertama? Kurasa aku merasakannya sekarang. Selama bertahun - tahun kedua mataku tertutup dengan dunia percintaan. Menurutku aku tak pantas berada didunia itu, dunia yang tak dapat kujangkau bahkan dibayangkanpun aku tak akan bisa.
Selama sekolah duniaku hanya berkutat dengan buku dan nilai. Karena keinginan kedua orang tuaku, aku harus menjadi seperti yang mereka inginkan. Tanpa peduli bahkan bertanya apa impian dan cita - citaku.
Kupikir hidupku akan seperti drama ditelevisi, terkekang dengan perintah orang tua dan tidak bisa bebas semauku. Sampai suatu ketika aku bertemu dengannya, si tampan yang aneh.

***

"Hey awas!" suara teriakan itu berdengung ditelingaku dengan sangat kencang.
Aku menoleh namun tak sempat menghindar, "kyaaa..."
"Asshhhh..." dia meringis kesakitan.
Aku kesal, "Hey kalau bermain skateboard disana! Haiisshh.." teriakku sembari membersihkan celana dan bajuku yang kotor karena jatuh tertabrak olehnya.
"Ah... Maafkan aku." ucapnya membungkuk seraya mengulurkan sebelah tangannya, "Ayo kubantu kau bangun."
Tanpa melihat wajahnya aku meraih tangannya dan bangun.
"Ah.. Sekali lagi maafkan aku."  ucapnya diselingi senyumannya.
Aku terpaku dan terpana sekilas melihat senyumnya yang terlihat manis itu.
Dia melambaikan kedua tangannya dihadapanku, "Hey Nuna kau tak apa?"
"Eh?" aku tersadar, "Nuna?"
"Kau tak apa? Apa ada yang sakit?" tanyanya kembali.
Moodku yang tadi seketika membaik sekarang berubah gelap, "Kau panggil apa tadi? Nuna?" geramku pelan. Kulihat ia hanya terdiam dan terkejut melihat ekspresiku. "Yak! Kau pikir kau lebih muda dariku hah?!  Mentang - mentang penampilanku seperti ini hah, membuatmu berpikir lebih tua darimu.. Haaaiisssh..." spontanku.
"Hyung!" seru seseorang dibelakangnya, "Ah ada apa? Kau bilang kau bisa memainkannya, ku tunggu kau disana kau tidak kembali. Ya, Hyung!" seseorang itu menoleh kearahku karena orang yang dimaksud tak menghiraukannya. "Hn? Eunha, kok kau ada disini. Dan ada apa ini, apa kalian saling kenal?" tanya Jungkook.
Dia menoleh kearah Jungkook, "Kau kenal dengan Nuna ini?" tanyanya polos.
Bagaikan disambar petir, aku emosi kembali, "Ya! Jangan panggil aku Nuna!"
Keduanya melihat kearahku, sekilas kemudian Jungkook tertawa keras, "Hyung... Aku mengerti kenapa kau memanggilnya Nuna, tapi itu sungguh keterlaluan Hyung, bahkan untuk gadis yang seusia denganku.. Hahaa.." 
Namja itu masih tampak bingung, sedangkan aku mendengus pelan. "Ya! Jeon Jungkook.. Berhenti tertawa! Jika tidak, maka aku akan blok namamu dalam list peminta - minta jawaban atas berbagai tugas sekolah." ancamku dengan sorot mata tajam.
"Eh... Mian mian..." seketika itu juga ia mengatup mulutnya yang tertawa lebar dan berdehem. "Jadi apa yang terjadi?"
"Ah.. Aku me.."
"Tidak ada apa - apa!" seruku memotong penjelasannya.
"Eh..tapi kan..."
"Eunha." panggil seseorang yang ku hafal suaranya itu, aku menoleh kebelakang. Ku tatapnya malas, dia berjalan kearahku dengan senyum lebar, 'Ah anak ini selalu terlambat.' batinku. "Mianhaeyo.. Tadi aku tertinggal bus."
Aku mengangguk pasrah.
Dia menoleh kepada dua namja dibelakangku, "Hah? Ya Oppa sedang apa kau disini!  Bukankah kau bilang pada eomma bahwa kau belajar kelompok. Haaa... Kau menipu eomma ya? Aku akan laporkan eomma nanti..." ucap Kim Sejeong.
"Hn? Oppa?" tanyaku.
Dia berlari kearah Sejeong, "Ahniya.. Bukan begitu. Aku baru saja selesai belajar bersama dan dia mengajakku bertemu disini. Benarkan Kookie?" jelasnya sembari mengedipkan mata ke arah Jungkook
'Ah.. Apa apaan itu. Beri kode tapi kelihatan.. Payah!' gumamku dalam hati.
Sejeong menyadari, "Hem.. Bagaimana kalau kita buat kesepakatan hem?" ucapnya sembari merangkul kakaknya itu.
Dia menghela nafas panjang, "Haaa.... Baiklah.."
Sejeong tersenyum lebar. "Kajja! Hari ini kita akan makan enak.. Hahaa.." ucapnya menarik tanganku. "Oppa ayo cepat!"
"Ne." jawabnya dengan berjalan gontai diikuti oleh Jungkook.

***
Author Pov,
Mereka berempat tengah berada disebuah cafe.
Eunha terlihat menghela nafasnya berkali - kali dan hal itu disadari oleh Sejeong, teman terdekatnya.
"Hn?" Sejeong melirik kedua arah mulai dari Eunha kemudian kearah Oppanya, yaitu Kim Taehyung, "Erhmm.. Jadi bagaimana kalian bisa kenal."
"Aku tidak kenal dengannya!" tegas Eunha spontan.
"Ah.. Aku menabraknya tadi dan memanggilnya Nu.."
"Stop!" seru Eunha dengan cekatan menutup mulut Taehyung yang berada diseberangnya.
Setengah gelas orange jus yang diminum Jungkook barusan mengalir dengan ringan keluar dari mulutnya.
"Yak Jeon Jungkook kau jorok sekali!" teriak Sejeong.
"Lepaskan tanganmu darinya... Hyung ini milikku." ucap Jungkook tanpa diduga menepis tangan Eunha dan memeluk Taehyung erat.
Eunha mundur dan bergidik ngeri.
"Lancang sekali kau. Kau tak apa Hyung, bibir seksimu baik - baik saja kan?" tanya Jungkook khawatir.
Taehyung yang masih shock hanya mengangguk.
'Pletak' sebuah tas mendarat mulus dikepala Jungkook. "Kau menjijikan!"
"Hey, Sejeong kenapa kau memukul kepala Jungkook?!" omel Taehyung tak terima.
"Appo.. Sakit Hyung." manjanya.
"Tenang Kookie... Nanti kita berobat setelah dari sini, apa kepalamu baik - baik saja?"
"Sepertinya aku kena gegar otak.. Huhuhu..." rengeknya.
Sejeong membulatkan kedua matanya, sedangkan Eunha yang melihat tingkah laku mereka bertiga merasa kaget dan terdiam.
"Mwo? Anak ini.. Isshhh... Badan saja sixpack tapi kelakuan begitu!"
Eunha menarik tangan Sejeong untuk kembali duduk karena beberapa orang dicafe itu tengah melihat dan membicarakan mereka. "Sejeong sudahlah.. Tahan emosimu.."
Sejeong menghela nafasnya panjang.
"Sebenarnya ada hubungan apa kalian bertiga?" tanya Eunha.
Sejeong membetulkan posisi duduknya, "Eunha berjanjilah untuk tidak memberi tahu kepada teman sekelas tentang hal ini oke?"
"Eh...baiklah.."
"Dia adalah Oppaku. Oppa kandungku Kim Taehyung. Dan anak yang menjijikan itu kau tau kan?" 
Eunha mengangguk, "Teman sekelas kita."
"Ahni.. Aku tidak mau mengakuinya."
"Eh?"
"Hohoho... Kau masih cemburu ya kalau Taehyung Oppamu ini lebih dekat denganku ketimbang denganmu. Binggo!" celetuk Jungkook dengan menjentikkan jarinya.
Taehyung hanya mengangkat kedua alisnya.
"Apa cemburu? Kau gila?"
"Ne.. Kau kan dari dulu cemburu padaku."
Mereka berdua tidak berhenti berdebat.
Taehyung memanggil Eunha perlahan, "Hey.. Ikut aku sebentar." pintanya.
Eunha mengangguk dan mengikuti Taehyung keluar cafe, tanpa disadari mereka berdua.

Taehyung dan Eunha saat ini berada diluar cafe.
"Maafkan atas kejadian tadi dan barusan ya." ucap Taehyung.
"Hem.."
"Ah.. Aku tidak akan memanggilmu Nuna lagi."
Aku meliriknya, "Tentu saja. Bahkan aku seusia adikmu."
"Ah.. Hahaa.. Iya ya.." jawabnya, "Hemm.  Apa disekolah mereka berdua suka bertengkar seperti itu?" tanyanya pelan.
"Hem? Mereka bahkan tidak saling bicara." jawab Eunha.
"Mwo? Kau serius?"
Eunha mengangguk.
"Wahhh daebak.. Ternyata aku diperebutkan selama itu ya. Luar biasa." bangganya.
"Hn? Kau bicara apa?"
"Ah.. Tidak memang sedari kecil mereka selalu memperebutkan aku sebagai kakaknya. Maklum saja aku adalah seorang kakak penyayang." jawabnya tersenyum bangga.
'Deg' Eunha terpana lagi dengan senyumannya. 
"Kau punya kakak? Atau kau anak tunggal?"
"Ah.. Aku punya kakak perempuan."
"Asik ya punya kakak yang segender denganmu."
Eunha menundukkan kepalanya dan murung.
Taehyung menyadarinya, "Eh.. Apa kau baik - baik saja?"
"Hanya terpaut satu tahun dengannya dan hal itu tidak menjadikanku dianggap sebagai adiknya. Baginya aku adalah rival."
"Rival?"
"Orang tuaku menjunjung tinggi sebuah nilai. Jadi selama sekolah aku dan kakakku harus bersaing untuk mendapatkan nilai tertinggi agar dapat pengakuan dari mereka." jelasnya dengan wajah sendu.
Taehyung terdiam dan tanpa disadari ia mengusap kepala Eunha.
Eunha terkejut, "Eh.."
Taehyung tersenyum padanya, "Kau bisa menjadikanku seorang kakak yang bisa mendengar keluh kesah dan menyemangatimu agar kau bisa merasa lega. Hal itu bagus sebagai penunjang mood saat kau disekolah, bagaimana?"
Eunha terlihat berkaca - kaca, baru kali ini ia menemukan seseorang yang berkata seperti itu. Kata yang diharapkan keluar dari bibir kakak kandungnya sendiri.
"Hem?" Taehyung menunggu jawaban dari Eunha dengan senyum lebarnya.
"Andwaeee....." coor Jungkook dan Sejeong yang tiba - tiba hadir ditengah - tengah mereka dan hal itu membuat keduanya terkejut.

***

Eunha berjalan setelah turun dari bus yang ditumpanginya pagi ini. Sesekali ia membetulkan kacamatanya dan merapikan beberapa buku didekapannya.
Seseorang mengendap -endap menghampiri Eunha, "Selamat Pagi!" serunya dengan mengembangkan senyum.
"Arhhh... Jungwoo! Kau membuatku kaget." Eunha mengelus dadanya. "Tumben sekali kau datang sepagi ini."
Jungwoo melirik buku yang dibawa Eunha, "Kemarikan." Dan ia mengambilnya tanpa ijin.
"Eh.."
"Biar aku saja yang bawa." ucapnya sambil berjalan mendahului Eunha.
"Hey! Kembalikan bukuku dasar modus!" seru Eunha berjalan cepat menyusul.
Jungwo mempercepat langkahnya, dan tertawa "Aku salin dulu ya hahaa..." kemudian berlari lebih dulu menuju kelas.
"Mwo? Haisshhh.. Dia itu selalu mengerjaiku ya.." Eunha kesal.

Sejeong terlihat memainkan ponselnya, sesekali ia mengembangkan senyum manisnya.
SinB memposisikan dirinya dibelakang Sejeong tanpa sepengetahuan adik Kim taehyung itu, ia melirik kearah layar ponsel. "Wah... Yang baru saja jadian.. Mesra sekali ya." godanya.
Sejeong tersentak dan gelagapan menyembunyikan ponselnya disaku seragamnya. "Ahni... Ya! Kau kenapa berdiri dibelakangku. Kemari kau." 
SinB tertawa, "Ne. Ne.." dia mengeser kursi untuk berhadapan dengan Sejeong. "Jadi bagaimana perkembangannya? Apa kau sudah..." tanya SinB sembari memanyun - manyunkan bibirnya. "Hem hem?"
Sejeong membulatkan kedua matanya, "Ah..ahni ahni.. Hal itu tidak mungkin, itu... Terlalu cepat bukan?"
"Heee... Ini sudah masuk dua minggu kan? Bahkan umji saja sudah melakukannya dengan jimin dihari pertama mereka berkencan.. Kau kalah telak darinya haahaa..." goda SinB.
Sejeong cemberut, "Ya.. SinB kau bahkan belum punya pacar dan tidak pernah berkencan dengan siapapun, kenapa kau bicara seolah - olah kau sudah melalukan semuanya dan mengolokku seperti itu." 
SinB terperanjat, "Ah.. Itu karena... Karena... Aku.. Harus fokus belajar.. Ya tentu saja, aku akan mendapat peringkat dikelas ini." alasannya.
Sejeong tersenyum jahil, "Hooo... Sepertinya aku pernah mendengar kata - kata itu sejak kelas 1.." kali ini Sejeong menggodanya balik.
"Ah.. Ahni... Ada beberapa namja mengajakku kencan tapi aku menolaknya.. Ah sudahlah teruskan saja chatmu dengan oppa yang kau cintai itu.. Dahh aku ketoilet dulu.." elaknya sembari berlalu pergi.
Sejeong hanya memandangnya sampai keluar kelas dan terkekeh geli.

***

Taehyung tengah menggerak -gerakkan mulutnya membentuk AIUEO.
"Senam wajah.. Hemmm.." ia menepuk kedua pipinya didepan cermin. "Ah pakai krim, hari ini cuaca sedang tidak bersahabat. Bisa - bisa kulit wajahku kering.." lanjutnya mengoles tipis krim ke seluruh wajahnya. "Sudah..." kemudian ia membuka laci mejanya, "Hn? Masker wajahku sudah menipis, sepertinya aku harus beli lagi. Ahh... " Ia mengambil ponsel disampingnya dan mencari sebuah nama disana.
"Yeoboseyo.. Kookie?" sapanya.
"Ne Hyung ada apa mencariku?" jawab Jungkook dari seberang.
"Apa hari ini kau free?"
"Hemm.. Sepertinya iya. Kenapa Hyung?"
"Ah.. Temani aku ya.. Ku jemput kau sepulang sekolah. Othe?"
"Oke."
'klik' Taehyung menutup teleponnya.
Dia berbalik badan dan segera mencari pakaian dibilik lemarinya.

Beberapa jam kemudian,
'kring kring kring' bel sekolah berbunyi, waktunya istirahat bagi para murid sekolah swasta itu.
Eunha merapikan bukunya kedalam tasnya, sebuah aura penuh bunga menghampirinya. Eunha mendongak, "Ah... Kau," kemudian ia mengacuhkannya.
Jungwoo yang sejak tadi tersenyum lebar mengharapkan balasan senyum dari Eunha berubah merengut, "Yak.. Kau mengacuhkanku?"
Eunha bangkit dari tempat duduknya.
"Kau mau kemana?" tanya Jungwoo tiba - tiba.
"Kantin." jawab Eunha cuek. Walaupun berpenampilan tidak menarik, berkacamata dan rambut pendek yang selalu terikat tidak membuat Jungwoo menjauhi Eunha sejak mereka berdua bersekolah disekolah dasar yang sama.
"Aku ikut."
"Terserah."
Jungwoo mengembangkan senyumnya.
Sejeong dan SinB sudah menunggu diluar kelas.
"Lama sekali?" omel SinB.
"Aku membereskan buku dulu." jawab Eunha.
Sejeong sibuk dengan ponselnya, "Ayo kekantin." ajaknya tanpa lepas dari layar ponselnya.
"Eits tunggu. Kenapa kau selalu mengikuti kemana Eunha pergi sih?" tanya SinB pada Jungwoo yang saat itu tengah berdiri dibelakang Eunha.
"Memangnya kenapa? Apa pedulimu." jawab Jungwoo.
"Mengganggu tau! Pergi sana!" usirnya.
Sejeong mematikan ponselnya dan menaruhnya disaku, "Ada apa sih?"
"Wanita bawel ini mengusirku." jawab Jungwoo dengan wajah imutnya.
Sejeong bergidik ngeri, "Kau betah sekali dengannya?" tanyanya pada Eunha.
Eunha menghela nafasnya, "Jadi kekantin tidak?"
"Jadi dong! Kajja!" seru semangat Jungwoo menggandeng lengan Eunha. Setelah mendapat tatapan tajam dari pemiliknya, Jungwoo perlahan melepasnya, "Hehehe..."

Sesampainya dikantin,
SinB tengah melihat sekeliling kantin mencari tempat duduk yang kosong dengan jumlah banyak. Namun pandangannya berhenti ketika ia melihat Jungkook dan teman - temannya sedang tertawa lepas.
"Wah... Keren sekali..." gumamnya.
Sementara itu Sejeong dan Eunha tengah mengambil nampan dan berbaris rapi untuk memesan makanan. Jungwoo yang sejak tadi mengeekori Eunha sadar akan sikap SinB, sesekali ia memperhatikan apa yang dilihat SinB hingga gadis itu terdiam membatu dengan wajah bodohnya.
Senyum jahil Jungwoo muncul, menghampiri SinB dengan diam - diam, "Jeon Jungkook tampan ya?" bisiknya tepat dibelakang telinga SinB.
SinB yang tersenyum - senyum sendiri tidak menyadari keberadaan Jungwoo, "Iya." polosnya.
"Dia juga terlihat manis jika tertawa."
"Iya..."
"Pasti banyak gadis yang menyukainya ya."
"Tentu saja, dia kan keren."
"Termasuk kau juga suka padanya kan?"
"Iya itu sudah pasti."
"Walaupun dia itu bodoh."
"Iya tak apa, yang penting dia terlihat keren.."
"Kau juga bodoh ya."
"Iya.." Sedetik kemudian SinB terperanjat, "Hah?" dan menoleh kebelakang.
"Haha...haa... Aduh perutku sakit.." Jungwoo sengaja menahan tawanya sejak tadi dan sekarang lepas begitu saja.
"Yak kau Kim Jungwoo!" kesal SinB.
"Bodohnya kau. Hahahahaa..." Jungwoo tertawa terpingkal - pongkal dan itu membuat SinB ingin memukulnya.
"Beraninya... Sini kau! Sini!" SinB memukul - mukul bahu Jungwoo, namun Jungwoo tidak berhenti tertawa dan itu membuat kegaduhan serta mereka menjadi pusat perhatian disana.
Eunha menoleh, "Ada apa sih?"
"Hah.. Mereka berdua sedang berkelahi.." jawab Sejeong santai.
"Siapa?"
"Jungwoo dan SinB."
"Hah apa?" Eunha menaruh cepat makanannya dimeja dan menghampiri mereka berdua untuk dilerai, "Hei sudahlah.." ucapnya ketika sampai ditengah - tengah mereka berdua.

"Hn? Itu bukannya SinB dengan Jungwoo ya?" ucap Jimin sesaat ia menyuapkan sesendok sup kemulutnya.
Jungkook melirik kearah mereka, "Hn?"
"Apa mereka berpacaran? Mesra sekali." lanjut Jimin menepuk lengan Jungkook.
"Tidak Tahu." cueknya sembari menghabiskan makanan.

***

Tbc

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...