Selasa, 10 April 2018

FF V - Eunha (BTS x Gfriend Shipper) - The Handsome Freak Chapter 4




The Handsome freak
Chapter 4

Previous 123

Title : Fanfiction Chapter
Genre : Romance, Comedy
Cast  : 
-Kim Taehyung (V) - BTS a.k.a. Kim Taehyung
-Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend a.k.a Jung Eunha
-Kim Sejeong - Gugudan a.k.a. Kim Sejeong
-Jeon Jungkook - BTS a.k.a. Jeon Jungkook
-Cha Eunwoo - Astro a.k.a. Cha Eunwoo
-Jung Yerin - Gfriend a.k.a Jung Yerin
-Hwang Eunbi (SinB) - Gfriend a.k.a SinB
-Kim Jungwoo - NCT U a.k.a. Kim Jungwoo

And other cast.

***

"Aku pulang." ucap Yerin sesampainya dirumah. Ibunya menyambutnya dengan senyuman lebar.
"Ah, Yerin kau sudah pulang? Kau lapar? Ayo makan bersama dengan Appamu." tawar ibunya.
Yerin mengangguk, mengikuti sang ibu menuju meja makan.
Terlihat Eunha dan ayahnya tengah mengunyah makanan.
"Aku pulang Appa." ucap Yerin pada Ayahnya.
Eunha melirik sekilas tanpa berhenti memakan nasi dimangkuknya.
"Bagaimana lesmu?" tanya Ayah.
"Berjalan lancar, minggu depan aku akan mengikuti tes untuk masuk universitas." jawab Yerin.
"Woah.. Bagus kalau begitu, kau memang pintar mengatur waktu Yerin-ah." puji ibunya sembari mengambil semangkuk sup ayam untuk Yerin.
Eunha merasa sebal dengan kondisi ini, ia merasakan akhir dari situasi ini adalah menyudutkannya.
"Hem. Pastikan kau masuk ke universitas tersebut dengan nilai yang memuaskan." kata Ayahnya.
"Ne." jawab Yerin.
Eunha menyegerakan kegiatan makannya, "Aku sudah selesai. Aku akan kekamar. Terima kasih makanannya." Eunha bangkit dari kursi makan dan segera menuju kamarnya.
"Apa - apaan anak itu. Tidak sopan sekali padahal kakaknya sendiri baru pulang. Heuuhh.." oceh Ibunya.
Yerin sekilas melihat punggung Eunha yang berlalu dari pandangannya dan kemudian terdiam. "Appa, bolehkah aku meminta satu permintaan jika aku lulus ujian masuk universitas?" ucap Yerin.
"Tentu. Apa yang kau minta?" tanya Ayahnya.
"Aku minta Appa dan Eomma menyetujui jalan mana yang akan dipilih oleh Eunha." 
"Mwo? Apa maksudmu Yerin-ah?" tanya sang Ibu.
Yerin menoleh, "Sudah jelaskan maksudku Eomma. Biarlah Eunha bebas memilih apa yang ia lalui nanti." tegasnya.
"Baiklah." ucap sang Ayah.
Kemudian Yerin melanjutkan kegiatan makannya.

Eunha menutup pintu kamarnya rapat. Ia berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ia menghela nafas panjang sembari merebahkan tubuhnya disana. "Menyebalkan." ucapnya.

***

Keesokkan harinya,
Sejeong tengah memperhatikan dua makhluk diseberangnya dengan menyipitkan matanya. "Hey, Eunha-ya, Memangnya sejak kapan Sin B akrab dengan sahabat kecilmu itu?"
Eunha yang sejak tadi serius membaca sebuah buku terpaksa menoleh kearah yang ditunjukkan Sejeong, "Hn? Mungkin sejak kemarin." jawabnya singkat.
Diseberang mereka terlihat Sin B dan Jungwoo sedang mendiskusikan sesuatu, sebuah rencana yang hanya diketahui mereka berdua.
Sejeong memanyunkan bibirnya, "Aku penasaran apa yang mereka bicarakan ya?" ucapnya kemudian bangkit dari duduknya namun bahunya ditahan oleh Eunha. "Eh?"
"Biarkan. Biarkan mereka seperti itu dulu. Beri aku ruang untuk bernafas lega."
"Dari manusia itu?" tunjuk Sejeong pada Jungwoo.
Eunha mengangguk, "Yup."
"Ah.. Dia memang kemana - mana selalu mengikutimu ya. Haha."
"Hem. Begitulah." Eunha melirik sekilas kearah Jungwoo.

"Hemm.. Apa kemarin dia tidak menghiraukan perkataanku ya?" tanya Jungwoo.
Sin B mendelik, "Maksudmu?"
"Kan kemarin aku sudah mengatakannya." ucapnya percaya diri.
Sin B menoleh kembali kemana Jungkook berdiri bersama teman - temannya. 
"Memangnya apa yang kau suka darinya sih?" Jungwoo menggaruk dagunya yang tak gatal.
"Tentu saja karena dia keren."
"Keren apanya? Lebih keren aku loh. Lihatlah lihatlah!" Jungwoo ber-agyeo ria.
Sin B menyipitkan kedua matanya, "Kau membuatku ingin muntah." kemudian ia beranjak dari kursinya.
"Hey, mau kemana kau?" tanya Jungwoo berniat mengikutinya.
"Jika kau mengikutiku, ku bunuh kau!" ancam Sin B sembari berlalu.
"Mwo?"
Jungkook yang memang sengaja pura - pura tak mendengar pembicaraan mereka, terdiam dan memandang punggung Sin B dari jauh.

***

Sejeong dan Eunha menghentikan langkah kaki mereka karena terlihat didepan gerbang banyak kerumunan siswi.
"Ada apa disana ramai sekali?" tanya Sejeong.
Eunha menggelengkan kepalanya serta sedikit membetulkan kacamatanya.
Sin B dan Jungwoo dibelakang mereka ikut berhenti.
"Ada apa?" tanya Sin B.
Sejeong tak menjawab, ia menarik pergelangan tangan Eunha untuk segera melihat kerumunan disana.

"Hah? Oppa!" seru Sejeong terkejut melihat Taehyung berada digerbang sekolahnya dan banyak dikelilingi para siswi yang melihatnya kagum. Tak hanya itu, Eunha pun berdiri kaku.
"Ah.. Sejeong-ah. Untunglah kau datang." ucap Taehyung menghampirinya namun selangkah kemudian ia berhenti dan menoleh kesebelah adiknya itu.
Eunha menundukkan wajahnya segera. Taehyung tertegun dan sedetik kemudian ia menormalkan diri. "Annyeonghaseyo Eunha-ssi." sapanya.
"Annyeonghaseyo." jawabnya membungkuk pelan tanpa memandang wajah Taehyung.
Sejeong yang melihat mengernyitkan dahinya, "Yak Oppa. Kenapa kau disini?"
"Ah.. Aku menunggu Jungkook." jawabnya.
Sin B menyusul mereka, "Hn? Nugu?" tanyanya pada Sejeong.
"Ah, Annyeong. Namaku Kim Taehyung, kakak dari Sejeong." 
"Oh. Annyeong, namaku Sin B. Teman sekelas Sejeong." jawabnya membungkuk.
"Ah. Aku Jungwoo, teman Sejeong juga." susul Jungwoo tanpa diminta.
Sejeong melirik tajam, "Sejak kapan kau jadi temanku." 
"Eh. Sejak kapan? Bukankah dari awal semester kita sudah satu kelas." jawab polosnya.
"Taehyung Hyung!" seru Jungkook tengah berlari dari kejauhan memanggil Taehyung. Seraya mereka semua menoleh ke sumber suara.
Sin B membulatkan kedua matanya dan memundurkan tubuhnya dibelakang Jungwoo.
"Eh?" aneh Jungwoo.
Jungkook tersenyum lebar, "Ku kira kau tak bisa menjemputku disini."
"Kan aku sudah janji padamu." jawab Taehyung.
"Mwo? Jadi kau memperalat Tae Oppa untuk menjemputmu?" Sejeong kesal.
Jungkook menatap malas kearah Sejeong, "Tidak ada urusannya denganmu."
"Mwo? Yak! Kau pikir kau siapa? Dia ini Oppaku tau!" seru Sejeong menarik dan merangkulkan lengannya dilengan Taehyung.
Jungkook tak terima, ia juga merangkul lengan Taehyung, "Dia juga Hyungku!"
"Yak! Lepaskan tanganmu dari Oppaku!" Sejeong mencoba menyingkirkan tangan Jungkook.
Mereka bertiga, Eunha, Sin b dan Jungwoo hanya terheran melihat tingkah mereka berdua memperebutkan Taehyung.
"Errgghh.. Yak! Jeon Jungkook cepat lepaskan tanganmu atau kau lebih memilih jika tanganmu itu patah!" ancan Sejeong.
"Sejeong-ah...." lirih Taehyung meredam amarah Sejeong, namun tidak dihiraukan.
"Taehyung Hyung juga tidak masalah, jadi kenapa kau yang repot?" jawab Jungkook.
"Kau itu sejak dulu selalu menyusahakan Oppaku!"
"Mwo? Aku tidak merasa begitu." polosnya.
Tanpa sadar Sin b menghampiri Sejeong dengan tatapan penuh tanya, "Sejeong-ah, kau sejak dulu sudah kenal dengannya?" unjuknya pada Jungkook.
"Nde. Sejak sekolah dasar dia selalu menggangguku." jawab Sejeong.
"Jadi selama ini kau berpura - pura tidak mengenalnya? Wae?"
"Aku tidak pernah seperti itu. Memangnya aku pernah mengatakannya?"
"Tapi kan kau tau kalau aku.. Aku..." Sin B mencoba menahan sesak didadanya.
"Mwo? Kau menyukainya. Haisshh kau tidak tau namja seperti apa dia. Tidak mungkin aku mendukungmu jika kau menyukainya. Hanya gadis bodoh yang bisa menyukainya." sinisnya menatap muak Jungkook.
Jungkook membulatkan matanya karena ucapan Sejeong.
"Sejeong-ah..." lirih Eunha memegang bahu Sejeong.
Bibir Sin B gemetar, ada sebuncah rasa marah yang ingin ia lontarkan pada teman dekatnya itu namun ia memilih untuk pergi darisana. "Kau jahat Sejeong-ah..." kemudian ia berlari memasuki halaman sekolah.
"Eh? Sin B. Hey kau mau kemana?" tanya Jungwoo terkejut dan mengikutinya.
"Sejeong-ah.. Benarkah apa kau katakan itu?" tanya Eunha.
"Haisshh.. Ya aku tau sudah lama, sejak awal semester dia sudah menyukai namja aneh ini." jawab Sejeong sambil melepas rangkulannya pada lengan Taehyung, "Haaah.. Anak itu.." Sejeong segera berlari menyusul Sin B.
"Eh.. Tunggu!" seru Eunha, "Permisi." salamnya pada Taehyung. 
Taehyung hanya mengangguk tak mengerti. "Sejeong bilang, gadis itu menyukaimu. Apa kau tau?" tanyanya pada Jungkook.
"Ahniyo." jawabnya. "Kajja. Tidak usah dipikirkan, mereka memang seperti itu." susulnya sembari masuk ke dalam mobil.

***

Jaehyun terlihat asik mendengarkan lagu yang tersalur dari earphone di ponselnya. Kepalanya disandarkan dekat jendela bus yang ditaikinya saat ini. Tanpa sadar ia melihat seseorang yang naik dan duduk disebelahnya, 'Jung Yerin.' gumamnya.
Yerin terdiam sembari mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. Jaehyun mencopot earphone dan menyimpan disaku ranselnya.
"Annyeong Yerin-ssi." sapa Jaehyun.
Yerin menoleh, "Ah. Annyeong." jawabnya dingin kemudian kembali pada aktivitasnya.
Jaehyun mengigit bibir bawahnya, ia tengah berpikir untuk dapat berbicara dengan Yerin.
"Mianhaeyo." ucapnya.
"Hn?"
"Ah. Mengenai tempo hari, aku mengatakan kata yang sedikit kasar padamu."
"Oh. Tidak apa, itu sudah berlalu."
"Ah.. Begitu ya."
Jaehyun melirik kesana kemari, mencari topik untuk melanjutkan percakapan canggung mereka.
"Yerin-ssi, apa biasanya kau suka membaca buku setiap kau naik bus?"
"Ne." singkat Yerin tanpa menatap Jaehyun.
Jaehyun mengangguk - angguk. "Ah.. Kudengar kau akan mengikuti tes diuniversitas terkenal itu?"
Yerin menutup bukunya, "Ya. Kau tau dari mana?"
"Aku tak sengaja mendengar pembicaraan anak - anak ditempat les. Mereka tengah membicarakanmu."
"Hanya itu?" tanya Yerin, kali ini ia menghadapkan wajahnya kearah Jaehyun.
Jaehyun tertegun, "Hm?"
"Apa tidak ada hal yang lain? Yang mereka katakan tentangku? Semacam aku ini seseorang yang tidak sopan atau jahat?" 
"Ahniyo. Aku tidak mengetahuinya sampai hal itu. Memangnya kau..."
"Lupakan pertanyaanku. Lagipula itu bukan urusanku juga." potong Yerin.
Jaehyun terdiam, 'Apa selama ini dia mengalami hal seperti itu?'. "Yerin-ssi, semangat untuk tesmu nanti." kemudian ia menyemangati dengan senyum manisnya.
Yerin melihat Jaehyun kembali, "Gomawo." jawabnya.
"Ne." Jaehyun tersenyum penuh arti.

***



Eunwoo mengetuk - ngetuk jarinya dimeja kafe yang ia kunjungi sore ini. Ia dan Sejeong berjanji bertemu sore ini selepas pulang sekolah.
"Sejeong telat lagi eoh?" gerutunya.
"Oppa-ya... Hosh hosh hosh.." Sejeong hadir dibelakang Eunwoo dengan wajah tertutup rambut dan membungkuk.
"Kyaakk.. Kau mengagetkanku!" seru Eunwoo mengelus dadanya.
"Haah... Minum.. Minum..." Sejeong mengambil segelas jus jeruk milik Eunwoo dan ditegaknya sampai habis. "Aahhh... Kurang Oppa... Aku masih hauss..."
"Yak! Kau ini?! Sini duduk disini." Eunwoo menarik Sejeong untuk duduk disebelahnya. Ia membetulkan rambut kekasihnya itu dan mengelap keringat yang mengucur didahinya. "Paboya! Kau habis lomba maraton eoh?"
"Ahni! Ada kejadian tak terduga tadi disekolahku Oppa. Sin B merajuk dan itu membuatku terlambat untuk datang kesini." jelas Sejeong sembari membuka dasi dan kancing kerah bajunya.
Eunwoo memperhatikan gerak gerik Sejeong, 'satu kancing, dua kancing, tig...'. "Ahniyo!" dengan sigap Eunwoo mencengkram tangan Sejeong tepat sebelum ia membuka kancing ketiga seragam yang dikenakannya.
"Oppa! Aku kepanasan. Kau tau aku habis berlari tadi, cepat pesankan aku minum, aku haus.." 
"Ahni! Kau tidak boleh melepas bajumu disini!" 
"Wae?" Sejeong mencoba melepaskan genggaman tangan Eunwoo.
"Sejeong-ah.. Nanti Payu.. Ahni.. Maksudku Bra.. Ahni ehm.. Dada... Aahhhh... Apalah itu yang kau punya sepasang akan terlihat oleh orang lain." wajah Eunwoo memerah.
Sejeong mengerucutkan bibirnya dan seketika, "Ya dasar mesum!" ia menyentil dahi Eunwoo, "Bagaimana bisa kau berbicara begitu pada seorang gadis sepertiku." rajuknya.
"Auch.. Appo.." rintih Eunwoo.
Sejeong tetap membuka semua kancing seragamnya dengan tatapan seringainya.
Dahi Eunwoo mengkerut, 'Jangan Sejeong-ah..' dan ia menutup mata dengan kedua telapak tangannya. "Aku tidak akan kuat."
"Oppa. Buka matamu, aku masih memakai baju. Lihatlah."
Eunwoo membuka matanya perlahan, "Hah? Kau memakai kaos dalam."
"Ya. Tentu saja. Nanti kalau sudah mau pergi nonton aku ganti baju lagi."
"Ah.. Biasanya gadis - gadis disekolahku tidak pernah memakai tanktop apalagi kaos dalam, mereka hanya mengenakan...." Eunwoo menghentikan bicaranya karena ia merasa merinding. "Kenapa aku jadi merinding ya?" kemudian ia menoleh kearah Sejeong.
Sejeong menyipitkan kedua matanya, "Oppa jadi kau itu benar - benar seorang namja mesum?" kesalnya.
"Ahh.. Anhi.. Anhiyo.."
Sejeong mengangkat lengan baju dikanan dan kirinya, "Apa kau ingin merasakan pukulanku Oppa?" 
"Ah.. Ahni.. Jangan Sejeong-ah..hehe" Eunwoo memundurkan dirinya dan akhirnya terpojok dipinggiran sofa dan jendela kafe tersebut.
Sejeong menggeram dan tetap mendekati Eunwoo untuk memberinya pukulan atas bicaranya barusan, namun tanpa diduga Eunwoo melakukan sesuatu diluar dugaan.
Eunwoo menegakkan tubuhnya, merengkuh wajah Sejeong dengan kedua tangannya dan ia mengecup lembut bibir Sejeong. Hal itu membuat Sejeong terkejut, perlahan amarahnya menurun. Eunwoo melepas jarak mereka, kedua mata mereka bertemu dalam diam.
"Mianhae.. Aku tidak bermaksud begitu dan aku bukan laki - laki mesum. Yang perlu kau tau, hanya kau yang ada dimata dan hatiku. Mengerti?" lirihnya tanpa melepas pandangannya.
Sejeong terdiam kaku, pasalnya ini adalah ciuman pertamanya jadi ia tidak tau apa yang harus dia lakukan setelah ini. "Ne. Aku mengerti." jawabnya meluluh.
Eunwoo tersenyum tulus padanya dan ia pun juga membalasnya. 
"Itu.. Ciuman pertamaku.." lirih Sejeong menahan rasa malunya dan itu membuat Eunwoo terkekeh geli.
"Aku akan memberimu ciuman kedua." katanya jahil.
"Mwo?"
Tanpa berkata lagi, Eunwoo melanjutkan aktivitasnya kembali dengan mencium Sejeong dan melumatnya lembut.

***

Malam hari, Taehyung menghentikan mobil diseberang jalan. Ia hendak membeli sesuatu diminimarket.
"Selamat malam." sapa seorang kasir."
"Malam." jawab Taehyung, ia berjalan mendekati mesin minuman dingin dan mengambil beberapa minuman kaleng disana.
"Ini saja Tuan?"
"Ya. Berapa?"

Taehyung duduk dipinggiran jalan kota, sesekali ia meneguk soft drink yang ia beli tadi. "Ahh... Udara malam itu memang sejuk. Damai sekali.." ucapnya. "Hn? Bukankah itu Jung Eunha? Sedang apa dia disana malam - malam begini." Taehyung tak sengaja melihat Eunha berjalan gontai ditrotar dengan sebuah tas dipunggungnya.
"Eunha-ssi." panggilnya namun tak didengar oleh Eunha, Taehyung kemudian berlari menghampirinya. "Eunha-ssi." panggilnya lagi dengan menepuk bahu Eunha.
Eunha menoleh dan terkejut, "Taehyung-ssi." lirihnya.
Keduanya kini tengah duduk berdua disebuah bangku panjang ditaman tak jauh dari pinggiran kota.
"Erhm.. Kau baru pulang?" tanya Taehyung membuka suara terlebih dulu.
"Ne." jawab Eunha masih menundukkan wajahnya.
Taehyung melirik kearahnya dan menghela nafasnya. "Mianhaeyo."
Sontak Eunha menegakkan wajahnya dan menoleh kearah Taehyung dan namja itu tersenyum getir. 
"Mianhaeyo... Atas kejadian tempo hari, aku... Tidak sengaja." ungkapnya.
"Ah.. Ne. Aku juga minta maaf. Jika aku pergi begitu saja saat itu." sambung Eunha sembari membungkukkan setengah tubuhnya.
"Ahni ahni. Aku yang salah, kau tak usah merasa bersalah padaku juga. Kalau kau begitu aku akan merasa sangat bersalah."
"Eh. Mianhae."
"Gwaenchanha." jawab Taehyung, kemudian ia mengalihkan pandangannya kearah lain, "Tapi.. Walau tak penting bagimu, hal itu yang pertama bagiku." gumamnya.
Eunha tertegun. "Nde?"
Taehyung tersenyum, "Tidak ada apa - apa. Aku hanya menggumam sendiri kok."
'jelas - jelas tadi ia mengatakan sesuatu seperti yang pertama?' tanya Eunha dalam hati.
"Hm kau darimana saja? Baru pulang sekolah pukul segini. Apa kau ada les?" tanya Taehyung mengalihkan.
"Ahniya. Aku mengantar temanku kerumahnya dan disana aku ditahan tidak boleh pulang. Karena ia terus merengek dan merajuk ingin ditemani." jelasnya.
"Ah.. Temanmu yang tadi siang? Yang menyukai Jungkook?"
"Hah? Ah ya namanya Sin B."
"Hem.. Begitu rupanya, ternyata ada yang menyukai Jungkook rupanya."
"Ya begitulah." kata Eunha, 'Dia, Jungwoo bahkan siswa lainnya adalah langganan pencontek pekerjaan rumahku.'
"Apa Jungkook disekolah baik - baik saja? Ah.. Maksudku sikapnya? Dengan temannya? Apa dia punya teman?"
Eunha mengernyitkan dahinya, "Aku tidak terlalu dekat dengannya. Tapi aku melihatnya berbicara dengan beberapa teman dikelas walau tidak semuanya."
Taehyung mengangguk, "Begitu. Sukurlah." 
"Hn? Sepertinya kau mengkhawatirkan Jungkook?"
"Tidak seperti itu juga."
Eunha terdiam dan melihat jam dipergelangan tangannya. "Maaf Taehyung-ssi aku harus pulang sekarang. Terima kasih softdrinknya." ucap Eunha bangkit dari duduknya.
Taehyung menahannya, "Biar ku antar."
"Eh tidak usah repot - repot."
"Tidak apa - apa. Searah kan?"
"Tapi."
"Kajja!" seru Taehyung melangkahkan kakinya lebih dulu dan berjalan didepan Eunha. Eunha dengan berat hati mengikuti tawaran Taehyung.

***

Tbc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...