BETWEEN LOVE
Chapter X
Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc
Mian for typo..
Dont plagiat!!
Happy reading ^^
“Ada apa kau memintaku untuk kesini?
Aku harus segera menyerahkan laporan ini kepada presdir.” Ucap Kyuhyun yang
baru tiba beberapa jam yang lalu dari Bandara Incheon. Sebelumnya Choi Sooyoung
tengah menunggu kedatangannya di bandara dan menjemput Kyuhyun untuk segera
mengantarkannya kesebuah cafe yang dimaksud.
Sooyoung menghela nafasnya pelan,
“Presdir yang meminta anda untuk menunggunya disini.” Jawabnya singkat, ia tau
bahwa Kyuhyun tidak pernah mau berbicara lebih dengannya diluar dari pada soal
pekerjaan dan ia sudah sangat terbiasa dengan sikap acuh dari namja itu.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya
kesebuah cangkir dimejanya, ‘black coffee?’ gumamnya dalam hati, ‘Bagaimana dia
bisa tau aku menyukai black coffee?’
Sooyoung yang duduk berhadapan
dengannya sadar bahwa Kyuhyun tengah menatap secangkir kopi hitam panas
dihadapannya, “Tuan presdir yang menyuruhku untuk memesannya minuman itu untuk
anda.” Ucapnya.
“Ah,” lega Kyuhyun dan ia mengambil
cangkir itu dan meminumnnya.
Ponsel Sooyoung bergetar ada pesan
masuk disana. Sooyoung mengambil ponselnya dan ditatapnya layar datar nan
panjang itu. “Mianhae Sekertaris Cho. Aku tidak bisa menemani anda untuk
menunggu presdir disini. Karena ada urusan penting. Permisi.” Ucapnya sambal
berdiri dan menundukkan sedikit kepalanya.
Kyuhyun menganggukkan kepalanya
tanpa menatap Sooyoung.
Setelah menegakkan kepalanya,
Sooyoung bergegas pergi dari cafe tersebut. Ada rasa sedih disana, ‘Mengapa kau
tidak mau memandangku Cho Kyuhyun.’ Gumamnya.
Kyuhyun terdiam, ia tengah
memikirkan sesuatu. “Apa sikapku terlalu kasar untuknya? Kurasa itu sebanding
dengan apa yang ia lakukan padaku dulu.” Lalu ia melanjutkan kegiatannya
kembali.
Sementara disebuah kedai eskrim
ditengah pusat kota, Sulli tengah menunggu kehadiran unnienya itu setelah
sebelumnya ia berkirim pesan singkat.
“Eskrim cokelat ini lezat sekali..
heemmmm aku memang sangat menyukai eskrim..” matanya berbinar – binar memandangi
semangkuk eskrim cokelat berbalut butiran gula putih halus diatasnya.
“Hoooo… dongsaengku ternyata
penikmat eskrim sejati rupanya? Sampai – sampai air liurmu itu mengalir disudut
bibirmu..” goda Sooyoung yang baru tiba.
“Hah? Unnie…” sontak Sulli bangkit
dari duduknya dan memeluk unnienya itu. “Apa kabar unnie?”
“Kabarku baik – baik saja. Kau sendiri bagaimana?”
“Kabarku baik – baik saja. Kau sendiri bagaimana?”
“Aku? Lihatlah kebugaran tubuhku
ini. Unnie bisa lihat sendiri kan? Begitu sehatnya diriku.. hahahaa…”
“Kau ini, ayo kembali duduk.” Ucap
Sooyoung sambal mengusap pucuk kepala adik kesayangannya itu.
Sulli kembali duduk berhadapan
dengan Sooyoung, “Ah unnie kau mau memesan eskrim apa?”
“Ah tidak karena ini masih pagi.”
“Hem?” Sulli melihat jam tangan
dipergelangan tangannya, “Baru pukul sepuluh unnie. Sudah sedikit siang.”
Sooyoung tetap menggelengkan
kepalanya.
“Baiklah…”
“Nah, ada apa kau memintaku kemari?”
Sesaat Sulli menghentikan kegiatan
makannya, ‘Apa aku harus jujur mengenai Seohyun dan namja itu?’ tanyanya dalam
hati.
Sooyoung mengeryitkan dahinya dan
melambaikan telapak tangannya kewajah Sulli. “Sulli-ah, apa kau melamun?”
“Hah? Eh tidak tidak.” Sadarnya.
“Begini unnie. Aku ingin membicarakan mengenai Seohyun dan namja itu.”
“Hn namja itu? Siapa maksudmu?”
“Namja yang kau cintai unnie, siapa
lagi?”
Raut wajah Sooyoung berubah ketika
mendengar ucapan Sulli, “Ada apa dengannya?”
“Hem.. begini.. sebenarnya antara
Seohyun dan namja itu tidak ada hubungan apa – apa. Mereka bertemu tanpa
disengaja, tapi bukan tanpa disengaja sepertinya. Lebih tepatnya direncanakan
oleh kakaknya Seohyun dan tunangannya.”
“Direncanakan? Apa maksudmu?”
Sulli menelan salivanya ketika ia
memandang wajah kakaknya yang terlihat terkejut dengan perkataannya.
***
Sekumpulan awan putih bergerumul
dilangit yang biru itu, membuat pemilik kedua bola mata yang indah itu terpana.
Begitu sejuk udara dipagi hari ini dengan sentuhan lembut angin yang menerpa
sebagian sisi pipi chubby miliknya. Helaian demi helaian rambut coklatnya
berterbangan dengan teratur tidak membuatnya terganggu, terukir senyuman manis
dikedua ujung bibirnya yang mungil itu.
Seohyun tengah duduk sendirian
disebuah pohon yang rindang didalam taman kampusnya, ia membuka helai tiap
helai buku yang kini ia baca. Setelah sebelumnya ia menatap langit nan cerah
disana.
Ponsel Seohyun bergetar, segera ia
buka ponselnya. “Unnie?”
“Yobseo unnie?”
“Ah, Seohyun-ah. Kau saat ini tengah
berada dikampus?”
“Ne, unnie. Ada apa kau menelponku?”
“Aku takut lupa mengatakannya
padamu. Hari minggu nanti kau dan aku pergi bersama untuk bertemu dengan
Donghae Oppa.”
“Hn? Untuk apa? Apa aku akan menjadi
penyamun disana?”
“Hahaa… tidak Seo-ah. Donghae Oppa
mengundang kita kerumahnya.”
“Hem.. benarkah? Ada acara apa?”
“Aku tidak tau, pokoknya kau harus
ikut denganku ne?”
“Okay.”
“Kalau begitu aku tutup dulu
teleponnya ya, sampai bertemu nanti malam dirumah. Jangan terlalu larut
pulangnya ya. Dan jaga kesehatanmu.”
“Baik unnie.” Ucap Seohyun menutup
teleponnya sambal tersenyum. “Hem.. sepertinya aku melupakan sesuatu.. ah
Sulli-ah, mengapa jam segini dia belum muncul juga ya?”
***
Donghae tengah memeriksa sebuah
berkas yang diberikan Kyuhyun padanya, saat ini mereka berdua masih berada
dicafe tersebut.
“Hem.. jadi ini masalah yang
sebenarnya?” tanya Donghae masih menatap dan meneliti setiap laporan yang
Kyuhyun buat.
“Ne Hyung. aku mengumpulkan semua
informasi dari masing – masing departemen. Mereka menjanjikan akan membuat
inovasi baru dalam produk kita selama satu bulan ini dengan menghabiskan bahan
baku yang sama.” Jelas Kyuhyun.
“Bagaimana perusahaan lain tau
mengenai peluncuran produk baru kita disana? Bahkan mereka bisa lebih cepat
launching dengan komposisi yang sama pula? Ini sangat mencurigakan? Apa ada
pihak dalam yang membocorkan hal ini?”
“Sekertaris Park sedang mendalami
kasus ini secara diam – diam, Hyung.” ungkapnya.
“Hem.. baiklah kalau begitu. Kita
tunggu saja kabar dari Sekertaris Park. Dan kau terus pantau perkembangan
disana Kyu.”
“Baik Hyung.”
Donghae menaruh berkas itu dimeja
dan berganti mengambil secangkir kopi disana. “Hem,, Kyu apa minggu ini kau ada
acara?”
“Tidak Hyung, ada apa?”
“Aku mengundangmu untuk datang
kerumahku. Apa kau bisa?”
“Hn? Kerumahmu? Ada acara apa
Hyung?”
“Datang saja. Okay?”
“Baiklah kalau itu permintaanmu.”
“Bagaimana kabarmu dengan Seohyun.”
Kyuhyun tersedak minumannya, ia
terkejut mendengar nama gadisnya disebut.
“Kau tak apa Kyu?”
“Hmmm.. aku tak apa Hyung.” bergegas
ia membersihkan bibirnya.
Donghae tersenyum, “Kau ini,”
“Aku sudah lama tidak bertemu
dengannya Hyung. semenjak sepekan terakhir.”
“Oh, ya semenjak kau ditugaskan
kepulau Jeju.”
“Benar.”
“Apa kau tidak memiliki nomor
ponselnya.”
“Ahni.”
“Hemmm.. begitu, baiklah kalau
begitu. Kajja kita kembali kekantor.”
“Baik Hyung.”
Kedua namja tersebut beranjak dari
tempat duduknya dan bergegas keluar cafe tersebut.
***
Yoona dan Seohyun telah tiba
dikediaman Donghae dan keduanya disambut hangat oleh kedua orang tua Donghae
saat itu.
“Unnie, kenapa kau tak bilang kalau
orang tua Donghae Oppa ada disini?” bisik Seohyun ditengah kerumunan beberapa
orang dikediaman Donghae.
“Ahniya Seohyun-ah. Akupun tidak tau
kalau mereka sudah pulang dari luar negeri. Dan aku juga tidak mengira Oppa
akan mengadakan pesta kecil seperti ini.” Jawabnya dengan berbisik ditelinga
Seohyun.
Seohyun mengangguk – angguk
mengerti. Kedua bola matanya menelusuri tempat itu, berbagai macam orang yang
hadir ia perhatikan satu – persatu. Pasalnya Seohyun hanya mengenal Donghae dan
kedua orang tuanya, itupun pada saat Yoona bertunangan.
Yoona menarik sedikit gaun Seohyun
dan Seohyunpun menoleh kearahnya. Yoona mengisyaratkan untuk mengikutinya dan
meninggalkan tempat mereka berdiri disana.
“Ada apa Unnie?” tanya Seohyun.
“Ikut saja. Aku dipanggil oleh
Donghae Oppa.”
“Oh.”
Langkah Seohyun terhenti ditengah,
tenggorokannya tercekat dan degub jantungnya terasa terdengar dikedua
telinganya. Hatinya berdebar – debar, melihat didepannya ada seorang namja yang
saat ini memenuhi pikirannya.
Yoona tersadar akan sikap Seohyun,
lalu ia kembali menghampiri Seohyun yang tertinggal dibelakang. “Hyunie-ah ada
apa? Kenapa kau berhenti disini.”
“Ah, ahniyo Unnie. Kajja.”
Yoona mengangguk dan keduanya
kembali berjalan ketempat yang dituju.
Sementara itu, Donghae yang sejak
tadi memanggil Yoona dengan lambaian tangannya tengah berdiri berdampingan
dengan Kyuhyun, tersenyum menunggu kedatangan Yoona dihadapannya.
“Ya Oppa, ada apa?” tanya Yoona saat
tiba.
Donghae tersenyum melihat kecantikan
gadis pujaannya itu. Yoona mengenakan gaun berwarna peach selututnya dengan
akses kalung hadiah yang diberikannya beberapa bulan lalu. “Kau terlihat sangat
cantic mala mini chagi-ah.” Ditutup dengan kerlingan nakal dari Donghae.
Yoona sedikit terkejut dan tanpa aba
– aba ia mencubit kecil pinggang milik namjachingunya itu.
“Aww.. appo.” Lirih Donghae kesakitan.
“Paboya! Kau ini suka sekali
menggodaku ya Oppa. Tidak usah gombal seperti itu.” Ucap Yoona dengan
mengisyaratkan kalau mereka tidak sedang berduaan. Disamping mereka ada Seohyun
dan Kyuhyun yang nampak sangat canggung.
Seohyun sejak tadi hanya menundukkan
wajahnya dan Kyuhyun dengan tatapan dinginnya masih menatap seduktif diri
Seohyun.
Yoona melirik namja disebelah
Donghae. “Apa kabar Kyuhyun-ssi?” tanyanya mencairkan suasana. Karena ia merasa
Kyuhyun nampak tidak biasanya dan ia terus – terusan melihat dongsaeng
kesayangannya itu dengan dingin.
Kyuhyun tersadar dan merubah
sikapnya dengan menunduk. “Ah, aku baik – baik saja Nuna.”
“Hem.. Nuna?”
“Ya, karena kau sebentar lagi akan
menjadi istri dari Donghae Hyung maka aku harus memanggilmu Nuna.” Jawab
Kyuhyun.
“Oh.. hahaa.. bisa saja kau ini.”
Tawa kecil Yoona.
“Hemm.. Seohyun-ah kenapa kau diam
saja disitu. Kau tidak ingin menyapaku?” tanya Donghae.
Seohyun mengangkat wajahnya, “Ah,
mianhaeyo Oppa. Aku merasakan perutku agak sakit. Maaf bolehkah aku ke kamar
kecil sebentar?”
“Kau ingin kekamar kecil, baiklah
aku antar.” Ajak Donghae.
Kyuhyun menyelak langkah Donghae,
“Biar aku saja Hyung. Kau temani Yoona Nuna saja disini.”
Seohyun terperanjat, niatnya adalah
menghindari namja ini malah keadaannya berbalik.
“Ah, benar juga. Baiklah Seo-ah kau
ikuti Kyu ya.” Kata Donghae.
Yoona mengangguk.
“Baiklah.” Jawab Seohyun.
Mereka berdua meninggalkan tempat
itu sementara waktu.
Tidak ada yang mulai membuka
percakapan sedikitpun diantara mereka berdua. Kyuhyun menunggu Seohyun didepan
pintu kamar kecil. Seohyun termenung didalam, apa yang harus ia lakukan dengan
bertemu namja itu. Namja yang pernah menyatakan cinta padanya.
“Paboya Seohyun-ya! Ottokhe?”
ucapnya dengan raut wajah stressnya. Ia melihat wajahnya dari pantulan cermin
dihadapannya. “Biasa saja, anggap tidak terjadi apa – apa. Oke Seohyun.”
“Kau ini lama sekali. Apa yang kau
lakukan didalam sana?” tanya Kyuhyun dingin ketika Seohyun keluar dari dalam
kamar mandi.
“Bukan urusanmu.” Jawabnya cuek.
Kyuhyun menarik pergelangan tangan
Seohyun dan berjalan kesuatu tempat. “Eh, kau mau bawa aku kemana?”
“Sudah diam dan ikut saja.”
***
Donghae menaiki sebuah podium kecil
ditengah ruangan itu. Ia mengajak Yoona kesana, mengenggam erat jemari Yoona.
“Oppa apa yang kau lakukan?” bisik
Yoona.
Donghae hanya tersenyum. Ia meminta
perhatian dari orang – orang yang hadir dipestanya.
“Mohon perhatian semuanya.” Ucapnya.
Sontak seluruh penghuni ruangan itu
memperhatikannya tak terkecuali kedua orang tua Donghae. Yoona yang berdiri
disampingnya terdiam.
“Terima kasih atas kedatangan rekan
– rekan semuanya diacaraku hari ini. Acara yang diadakan untuk menyambut
kedatangan kedua orang tuaku yang sangat aku cintai. Appa dan Eomma yang baru
saja tiba dari luar negeri. Serta diacara ini aku akan melakukan sebuah sejarah
yang dimana hari ini tidak akan pernah dilupakan olehku dan tunanganku ini.”
Ucap Donghae disertai tolehannya kewajah Yoona. “Aku meminta kalian semua untuk
menjadi saksi dari sebuah sejarah itu.”
Donghae merubah posisinya menghadap
Yoona. Meraih kedua tangan Yoona lembut, Donghae berlutut dihadapan Yoona.
Sontak itu membuat Yoona terkejut.
“Ya, Oppa!” serunya dengan lirih.
“Tenanglah chagi-ah.” Lirihnya.
Yoona menghela nafasnya dan mencoba
untuk tenang. Sejak tadi ia merasa berdebar – debar.
“Didepanku ini adalah seorang wanita
yang baik, tulus dan sangat penyayang. Dia adalah dewi bagi kehidupanku. Dewi
yang terus memancarkan cahaya kebahagiaan, dewi yang terus memupuk benih cinta
didalam hatiku, dewi yang selalu menjaga hatinya untukku.” Tuturnya sambil
merogoh sesuatu disaku jasnya.
“Aahh…” lirih kejut dari bibir
Yoona.
“Maukah kau menikah denganku
Yoona-ah?” ucap tanya Donghae pada gadis dihadapannya itu. Yoona terdiam
sejenak mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Donghae, “Apa Oppa?”
Donghae tersenyum dan mengulang
kalimat yang sama, “Maukah kau menikah denganku dalam waktu dekat ini?”
Sebulir air mata yang ada disudut
kedua mata indah Yoona mengalir pelan, begitu bahagia dan terharu dengan apa
yang dilakukan tunangannya itu bahkan dilakukan didepan banyak orang dan
didepan orang tuanya sendiri bukan sebuah ekspetasi dari pemikian Yoona.
“Hem?” Donghae masih menunggu
jawaban dari Yoona, sejak ucapannya tadi tangan kanan yang terjulur kehadapan
Yoona dengan sebuah cincin berlian didalam kotak merah pada genggamannya
“Oppa-ya….” Lirihnya dan disusul
dengan anggukan.
“Ah… terima kasih chagi-ah.” Donghae
berdiri dan menyematkan cincin itu dijemari Yoona.
Yoona menangkup bibirnya menahan
tangis bahagianya dengan salah satu telapak tangannya, ia pandangi cincin itu
dan kemudian beralih menatap mata Donghae.
Donghae memeluk Yoona dengan hangat
dan dibalas olehnya.
Riuh tepuk tangan dari para penghuni
ruangan tersebut tak terkecuali kedua orang tua Donghae.
‘Aku tau kalau ini pasti akan
terjadi, dengan ia menjadikanku tunangannya tahun lalu tapi aku tidak menyangka
kalau ia akan melamarku seperti ini.’ Ucap Yoona dalam hati.
***
Kyuhyun yang masih mengenggam
pergelangan tangan Seohyun akhirnya tiba ditempat yang ditujunya, sebuah balkon
yang cukup luas dikediaman Donghae. Kyuhyun memang sudah sering ketempat
Donghae bahkan ia sering menginap disana, maka ia sangat hafal betul semua
ruangan yang ada dikediaman hyungnya itu.
Kyu menghentikan langkahnya disertai
Seohyun dibelakangnya.
“Yak! Kau..” ucapan Seohyun berhenti
seketika saat Kyuhyun memeluknya dengan erat, Seohyun terdiam sesaat.
Kyuhyun melepaskan pelukannya
perlahan, “Mianhae…” ucapnya sambil menatap kedua mata Seohyun. “Bogoshipeoyo
Seohyun-ah.” Kali ini raut wajah Kyuhyun berubah menjadi sedikit lebih hangat.
Seohyun menghela nafasnya, “Kau
ini.”
“Kau tidak merindukanku?” tanyanya.
“Cih, merindukanmu? Jangan mimpi!”
jawabnya ketus dan membalikkan tubuhnya membelakangi Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum tipis dan terpikir
untuk menggoda Seohyun. Ia mendekati Seohyun dan memeluknya dari belakang.
“Yak kau jangan kurang ajar padaku!”
seru Seohyun yang terkejut saat tubuhnya dipeluk oleh seorang namja yang akhir
– akhir membuatnya frustasi. Seohyun memukuli tangan dan lengan Kyuhyun yang
melingkari tubuhnya.
“Teruslah memukulku kalau itu adalah
salah satu pelampiasan rasa rindumu padaku.” Goda Kyuhyun.
“Hah?! Apa – apaan kau ini, mau
menggodaku!” omel Seohyun yang masih memukul dan berusaha melepas diri. Namun
apa daya tenaganya kurang kuat dari dekapan Kyuhyun.”Lepaskan aku Tuan Cho!”
“Aku tidak akan melepaskanmu kalau
kau belum mengatakan rindu padaku.”
“Jangan harap!”
“Kalau begitu aku tidak akan
melepaskanmu.”
“Aku akan berteriak.”
“Teriaklah, disini tidak akan ada
yang dengar. Tempat ini jauh dari ruangan acara itu berlangsung.” Jelasnya
dengan senyum smirknya.
“Mwo?” Seohyun terkejut, “Ah..kalau
begitu aku akan melakukan ini.” Seohyun menginjak kaki Kyuhyun dengan heels
sepatunya.
“Aww..” sontak Kyuhyun melepas
pelukannya dan mengaduh kesakitan. “Yak! Nappeun yeoja!” teriaknya.
“Rasakan, itulah akibatnya kalau kau
bermain – main denganku.” Cibir Seohyun berbangga diri.
“Hem.. kau ingin bermain – main
denganku rupanya Nona Seo?” Kyuhyun berdiri dan berjalan menghampiri Seohyun
dengan tatapan sinisnya.
Seohyun agak sedikit ngeri melihat
sikap Kyuhyun seperti itu, ‘Apa aku berlebihan menginjak kakinya. Omo! Apa yang
harus aku lakukan.’ ucapnya dalam hati. “Diam disitu Tuan Cho!” pintanya.
Kyuhyun menggelengkan kepalanya,
“Ahni!”
Seohyun terpojok, Kyuhyun berhasil
memojokkan Seohyun dipinggiran balkon. Ia menguncinya dengan kedua tangannya
yang menyanggah disalah satu pembatas balkon. Seohyun menegak salivanya.
“Hehe.. kau terpojok Nona Seo.”
“Yak kalau kau melakukan sesuatu aku
tidak akan segan – segan melakukan sesuatu lebih dari yang barusan.”
“Hn? Kau mengancamku?”
Seohyun terdiam. “Apa maumu Tuan
Cho?”
“Ah.. mauku ya?” Kyuhyun mengalihkan
pandangannya kelangit malam. Kemudian ia kembali menatap kedua mata Seohyun
dalam. Bukan tatapan dingin atau sinis seperti biasanya, namun tatapan yang
pernah Seohyun lihat sebelumnya. Tatapan hangat nan lembut yang sedikit membuat
hati Seohyun berdebar.
“Tuan Cho?”
“Seohyun-ah, aku tidak akan bermain
– main denganmu. Dengarkan aku, hal ini tidak akan aku ulangi lagi.” Ucapnya
sembari mendekap pipi Seohyun dengan telapak tangannya. “Aku mencintaimu,
maukah kau menjadi kekasihku?”
Seohyun kembali mencerna kata – kata
Kyuhyun, ini pernyataanya yang kedua kali. “Mwo?”
Kyuhyun tersenyum kecil, “Sudah
kubilang aku tidak akan mengulangnya.”
“Ah..eng..” gugupnya.
“Aku akan menunggu jawabanmu.”
Ucapnya sambil mengecup lembut kening Seohyun dan diakhiri dengan senyuman
hangat yang tak sembarangan dilihat oleh orang lain milik Kyuhyun.
Seohyun tertegun, “Ng?”
Kyuhyun merenggangkan jarak diantara
mereka berdua, “Kajja, kita kembali keruangan dimana Donghae hyung dan kakakmu
berada.” Ajaknya dan ia melangkah lebih dulu.
Seohyun mengangguk dan menuruti
ajakan Kyuhyun. Dalam langkahnya ia masih berpikir dengan apa yang baru saja
diutarakan namja bermarga Cho itu, entah jawaban apa yang harus ia katakan pada
namja yang memenuhi kepalanya itu.
Disaat yang bersamaan dan tempat
yang tidak jauh dari sana, ada seseorang yang menahan rasa sedih dan air
matanya.
***
Sooyung masih termenung mengingat
kejadian diacara Donghae semalam. Ia masih merasakan sesak nafas yang ia
rasakan. Tatapan matanya pun tidak fokus didepan layar komputer kerjanya
“Sooyoung-ah….” Yuri yang ceria
memanggil Sooyoung, namun ekspresinya berubah seketika melihat tidak ada tanggapan
dari Sooyoung “Ya, Soo-ah ada apa denganmu?” tanyanya mengguncang pelan bahu
Sooyoung.
Sooyoung tersadar dari lamunannya, “Ah,
Yuri-ah sejak kapan kau ada disini?”.
“Hem? Kau tidak mendengar aku
memanggilmu?” Yuri memposisikan dirinya disamping Sooyoung.
“Haa..Mian. aku tidak mendengarnya.”
Yuri menajamnya kedua matanya, “Hey,
apa kau ada masalah? Kau terlihat sangat sedih sekali.”
“Ahni, tidak ada kok.” Jawabnya sebisa
mungkin merahasiakan rasa sakit yang ia hadapi sekarang.
“Sooyoung-ah, jangan berbohong
padaku. Aku tidak mudah ditipu. Dengan tingkah lakumu yang tidak biasanya
seperti ini tidak mungkin tidak ada apa – apa. Ayolah cerita padaku.”
Sooyoung terdiam, ia tengah berpikir
apakah sebaiknya ia mencurahkan semua isi hatinya pada sahabatnya ini. “Bisakah
kita bicara dilain tempat?”
Yuri mengangguk.
Kantin kantor,
“Aku.. aku akan berhenti mencintai
namja itu.” Lirihnya.
“Hn? Kau menyerah?” tanya Yuri
sambil menyeruput orange juice digenggamannya.
Sooyoung mengangguk pasrah.
“Selama bertahun – tahun akhirnya
kau menyerah begitu saja?”
“Yuri-ah, aku tidak tau harus
bagaimana lagi agar hubunganku dengannya menjadi seperti dulu. Aku sudah
berusaha agar bisa dekat dengannya, tapi…”
“Dia mengabaikanmu karena sakit
hatinya yang masih membekas?”
“Benar….” Sooyoung memandang
secangkir teh dimeja, “Bahkan ia menjadi sangat dingin padaku, bicara padaku
hanya seperlunya dan itupun hanya urusan pekerjaan.”
“Kau benar – benar mencintaimu namja
itu?”
Sooyoung mengangguk, “Dan mungkin ia
tak mengetahuinya.”
“Sooyoung-ah, aku tidak tau apa yang
terjadi diantara kalian baik dulu maupun saat ini. Tapi yang aku harap sebagai
sahabatmu adalah kau tetap menjadi seorang wanita yang kuat akan rintangan
apapun. Aku berharap semua keputusan yang sudah kau pikirkan baik – baik adalah
jalan terbaik bagimu dan kau tidak menyesalinya dikemudian hari.” Ucap bijak
Yuri.
“Ne, Yuri-ah. Keputusan aku menyerah
pada perasaanku sudah bulat.”
“Apa yang membuat kau memutuskan hal
itu?”
Sooyoung terdiam, “Aku melihatnya
dengan yeoja lain dan sepertinya ia mencintai gadis itu.”
“Apa kau sudah memastikannya?”
“Dia bukan namja sembarangan yang
memperlakukan seorang wanita seperti itu, aku yakin ia pasti memiliki perasaan
lebih padanya.”
“Hmm…”
“Maka dari itu aku memutuskan untuk
berhenti mencintainya.”
Yuri menepuk bahu Sooyoung, “Tetap
semangat Sooyoung-ah.. aku yakin kau akan menemukan cinta sejatimu.” Ucapnya dengan
tersenyum.
“Ne.” jawab Sooyung balas tersenyum
kecil.
***
Tbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar