Minggu, 06 Mei 2018

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 5




The Handsome freak
Chapter 5

Previous 1234

Title : Fanfiction Chapter
Genre : Romance, Comedy
Cast  : 
-Kim Taehyung (V) - BTS a.k.a. Kim Taehyung
-Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend a.k.a Jung Eunha
-Kim Sejeong - Gugudan a.k.a. Kim Sejeong
-Jeon Jungkook - BTS a.k.a. Jeon Jungkook
-Cha Eunwoo - Astro a.k.a. Cha Eunwoo
-Jung Yerin - Gfriend a.k.a Jung Yerin
-Hwang Eunbi (SinB) - Gfriend a.k.a SinB
-Kim Jungwoo - NCT U a.k.a. Kim Jungwoo

And other cast.



***

Sejak pagi Sin B menunjukkan wajah merajuknya pada Sejeong, walaupun kemarin mereka sudah menyelesaikan kesalah pahaman yang terjadi, namun Sin B belum bisa sepenuhnya menerima ucapan maaf dari Sejeong.
Eunha yang berada diantara mereka terlihat bingung, mereka duduk membelakanginya. "Haaiisshh... Sampai kapan kalian berdua seperti ini hanya karena seorang namja?"
Keduanya tak menyahut, Sejeong memutar bola matanya terlihat jengah dan Sin B masih memanyunkan bibirnya.
Merasa tak ada respon Eunha bangkit dari duduknya.
Sejeong menyadarinya, "Kau mau kemana?"
"Perpus."
"Aku ik..."
"Tidak boleh, aku ingin sendirian. Jika aku kembali kalian belum juga berbaikan seperti ucapan kalian kemarin aku tidak akan bicara dengan kalian." ucap Eunha memotong dan berlalu pergi.
Sin B menghela nafasnya dan beranjak pergi ke kantin. Sejeong hanya melihat kedua sahabatnya itu pergi meninggalkan ia sendiri dikelas.

Eunha kesal dan menggerutu sendiri,  "Hanya karena namja bernama Jungkook itu mereka bertengkar. Haaahh aku tak habis pikir." 
"Kenapa denganku?" tanpa disadari Jungkook sudah berada dihadapan Eunha.
"Kyaa... Kau membuatku kaget!" seru histerisnya. "Sejak kapan kau ada disitu?" tanyanya pada Jungkook.
"Sejak tadi, kau saja tidak melihatku." jawabnya polos. Jungkook yang sejak tadi bersandar dipinggir jendela dengan sekotak jus jeruk ditangannya sendirian.
"Oh.. Mian. Aku tak tau."
"Tadi kenapa kau menyebut namaku?"
"Ahni. Kau mungkin salah dengar." Eunha beralasan.
"Ya.. Telingaku ini masih bagus tau. Ada apa? Apa ini ada hubungannya dengan Sejeong dan Sin B?"
Eunha membulatkan matanya, "Ah..."
"Ah.. Sudahlah bukan urusanku juga. Aku pergi dulu. Dah.." pamitnya berlalu.
"Hah?"

Eunha memasuki perpus dan mengamati beberapa judul buku disana, mengambil salah satu buku serta membacanya dipojok ruang baca. 
Namun sedetik kemudian ia teringat kejadian semalam, "Kim Taehyung." sebutnya lirih. "Ah.. Ahniyo! Saat ini bukan saatnya memikirkan hal seperti itu. Belajar belajar! Hwating! gumamnya.

***

Taehyung merapikan buku kedalam tasnya setelah mata kuliahnya selesai. 
"Ya. Taehyung-ah kau ada acara hari ini?" tanya teman sekelasnya yang bernama Lee Taeyong itu. Dia salah seorang namja populer dikampus.
"Hem ahniya. Wae?" jawabnya.
"Ah.. Para senior mengajak kita untuk minum bersama. Kau mau ikut?"
"Hem? Tidak aku harus membereskan rumahku. Hari ini jadwalku beres - beres rumah." jawabnya sambil beranjak pergi, namun bahunya ditahan oleh Taeyong.
"Taehyung-ah.. Tolonglah kali ini saja ikut. Irene sunbaenim yang memintamu untuk ikut. Aku sudah janji padanya."
"Ah... Sudah kuduga..." Taehyung terlihat malas namun akhirnya ia menerima ajakan Taeyong.

Tiba disebuah kafe, terdapat sekumpulan namja dan yeoja lebih tepatnya para senior Taehyung dan Taeyong.
"Ya Taeyong-ah. Kemarilah." panggil Kim Seok Jin, seniornya.
Taeyong dan Taehyung membungkuk dan menyapa mereka.
Irene yang melihat kedatangan Taehyung tersenyum simpul namun Taehyung tak menanggapinya.
"Oh.. Ada Taehyung juga?" tanya Seok Jin.
"Ne Jin Sunbaenim." 
"Ah panggil saja Hyung. Agar kita bisa lebih akrab, benarkan Irene-ah?"
"Ne." jawab Irene.
Selang beberapa menit obrolan diantara mereka tidak terlalu penting bagi Taehyung. Sesekali ia melihat jam, kemudian ia berbisik pada Taeyong.
"Permisi. Mianhaeyo saya tidak bisa berlama - lama karena masih ada urusan. Saya permisi, senang bisa berkumpul dengan para sunbaenim." ucap Taehyung membungkuk.
Jin dan teman lainnya mengiyakan, namun Irene dengan segera menahan Taehyung.
"Tunggu Taehyung-ssi. Bisa sekalian antarkan aku pulang, rasanya aku sedikit mabuk. Hehe" ucapnya dengan tubuhnya yang sedikit sempoyongan.
"Ah.. Bisakah kami meminta tolong padamu Taehyung?" pinta Jin.
Dengan terpaksa Taehyung membantunya, "Ne. Sunbaenim." ia merangkul Irene dan membawanya kedalam mobil Taehyung.
Dalam hatinya Taehyung menggerutu, 'Ah.. Sial kenapa lagi wanita ini!'
Irene saat ini telah berada didalam mobil Taehyung dengan kondisi mabuk dan sedikit tertidur.
Taehyung memasangkan sabuk pengaman mobilnya di tubuh Irene dan dirinya, segera ia melajukan mobilnya.

Beberapa menit kemudian, mobil Taehyung telah terparkir dipinggir jalan dekat rumah Irene. Dia menghela nafasnya, "Kenapa harus bertemu dengannya lagi?" ucapnya dengan tatapan datar kewajah Irene.
"Irene-ssi. Bangunlah kau sudah sampai rumahmu." ucapnya sambil menggoyangkan tubuh Irene.
Irene mengerjap - ngerjap kedua matanya, "Hn? Sudah sampai rumahku?"
"Ne."
"Gomawoyo Taehyung-ah. Ternyata kau masih ingat rumahku ya." ucapnya setengah sadar.
"Cepatlah turun. Aku harus pulang cepat." ucapnya dingin.
Raut wajah Irene berubah sedih, "Kau belum memaafkanku eh?"
"Tidak ada urusannya dengan hal itu. Sudahlah cepat." 
"Baiklah aku akan turun." Irene membuka pintu mobil Taehyung dan segera turun dari sana.
Dengan segera Taehyung melajukan mobilnya kembali tanpa pamit.
"Huh? Dia masih marah padaku ya? Imutnya.. Hehe.." gumam Irene tersenyum.

***

Taehyung membanting setir mobil ke pinggir jalan. Ia turun dengan rasa tak karuan didirinya, berkali - kali ia menghela nafasnya.
"Kh.. Yeoja itu benar - benar!" serunya. Sedetik kemudian ia melihat sekeliling, "Hem bukankah aku pernah kesini? Ah.. Ini wilayah rumah temannya Sejeong."
Taehyung melangkah kakinya, ia ingin berjalan - jalan sebentar dimalam hari. Sejenak ia melupakan tugas bersih - bersihnya dirumah dan membiarkan Sejeong mengumpulkan amarah untuknya. "Hahaa pasti dia akan sangat marah padaku.. Biarkan saja hihihi"
Sebuah taman bermain terlihat dari seberang, Taehyung mengembangkan senyumnya dan berlari kesana, "Woahh.. Taman bermain? Hehee.." 

Eunha berjalan sendirian menggunakan hodie besar yang hampir menutupi tubuh dan wajahnya. Udara malam hari ini sangat dingin, ia sebenarnya malas keluar malam - malam, karena ibunya yang menyuruhnya membelikan beberapa kaleng bir untuk sang ayah, mau tak mau Eunha menurutinya.
"Brbrrrr.. Dinginnya." ia mengepul - ngepulkan kedua tangan didepan wajahnya. Satu kantung yang berisi belanjaan bergelayut dilengannya. Sekilas ada bayangan seseorang mengusik saat melewati taman bermain didekat rumahnya, karena penasaran akhirnya ia memundurkan langkah untuk  memastikan siapa orang aneh yang bermain malam - malam seperti ini.
Eunha menyipitkan kedua matanya, walaupun ia sudah memakai kacamata agar terlihat lebih jelas. "Mwo itu kan kakaknya Sejeong. Kim Taehyung! Sedang apa dia disana?" kejutnya.
Taehyung yang tak menyadari ada orang lain yang melihatnya tetap asik menaiki tangga dan meluncur dipapan berliuk - liuk itu kemudian ia berlari kecil kearah ayunan, mendudukan dirinya dan mengayun - ngayun sendiri dengan kencang, "Wuhuuu.. Bahagianya... Hahaa" 
Eunha yang melihatnya merasa geli, "Ya memangnya dia sudah umur berapa? Kenapa senang sekali bermain disana hahaa.. Lucu sekali." 
Kekehnya.
Beberapa menit Eunha tak beranjak memperhatikan tingkah lucu dan aneh namja didepannya hingga Taehyung mulai kelelahan dan menyadari sesuatu, ia menoleh kearah tepat dimana Eunha berdiri.
"Hn?" keduanya bersamaan mengucap dan tertegun.
Taehyung yang terduduk dipermukaan pasir buru - buru berdiri dan membersihkan sisa pasir dicelananya serta tak lupa memberikan cengirannya pada Eunha.
Eunhapun demikian, karena merasa 'Ah.. Terciduk' ia hanya tersenyun gaje (?).

Lagi, Taehyung dan Eunha duduk bersampingan dibangku taman itu, keduanya terdiam dalam keheningan malam nan dingin hingga suara jangkrikpun terdengar.
"Wah.. Jangkriknya sedang bicara apa ya ramai sekali hehe.." Taehyung membuka suara.
Eunha mengiyakan, "Eh? Jangkrik?" sadarnya.
"Kau tak dengar suaranya? Hem?"
Eunha terdiam, "Ah.. Benar juga.. Suara mereka lebih keras daripada suara dalam hati ini ya.. Hahaa.." ucapnya mencoba membuat lelucon.
"Haha.." tawa Taehyung garing. "Haa.. Pasti aneh sekali kan melihat namja sepertiku bermain seperti anak - anak? Kau pasti sangat terkejut bukan?" jelasnya tiba - tiba.
"Hem? Ahni.. Ahniya.. Tidak apa - apa kok. Aku juga sering kok.. Hehe." bohongnya.
"Benarkah?" wajah Taehyung berubah sumringah.
Eunha tersenyum didepannya, "Tentu saja tidak. Hehe.."
Taehyung kembali muram.
"Haha.. Ah.. Mianhaeyo Taehyung-ssi." Eunha meminta maaf.
"Gwaenchana.." kemudian Taehyung melirik sebuah kantung disamping Eunha, "Kau habis dari minimarket?"
"Hem? Ah ya. Ibuku menyuruhku membeli bir untuk ayah."
"Ah.. Kalau begitu kenapa kau tidak buru - buru pulang. Mau kuantar?"
"Ahni.. Biarkan saja."
"Eh?"
Eunha menekuk wajahnya dan menunduk dalam.
Taehyung memperhatikan perubahan ekspresi yeoja disampingny itu, tanpa ia sadari telapak tangannya mendarat pelan dipucuk kepala Eunha dan hal itu sukses membuat Eunha kaget.
Eunha menoleh kearah Taehyung, "Taehyung-ssi.." lirihnya dengan wajah sendu.
Taehyung tersenyum, "Kau ada masalah? Aku juga dulu pernah mengalaminya dengan orang tuaku. Jangan bersedih semua pasti akan berlalu. Pikirkanlah sesuatu yang membuatmu senang agar kau tidak stres." bijaknya.
Eunha mengharapkan kata - kata itu keluar dari mulut kakaknya sendiri, Jung Yerin. Tak bisa menahan emosi dihatinya, tak sengaja ia menumpahkan air matanya didepan Taehyung. Eunha menangis sejadi - jadinya, ia mengeluarkan rasa sedih yang ia pendam sejak lama, kepura - puraan atas sikap tegar karena diskriminasi orang tua terhadapnya serta sikap acuh dari kakak satu - satunya.
Taehyung menarik pelan, menyandarkan wajah Eunha didadanya. Mencoba menepuk pelan bahu gadis yang seumuran adiknya itu, "Sabarlah.."
"Hiks.. Andai.. Andai.. Hiks hiks..." ucap Eunha terbata dalam isak tangisannya.
"Ssttt.. Jangan bicara, luapkanlah.. Agar kau bisa merasa lega."
Eunha semakin keras menangis didada Taehyung hingga membuat coatnya basah.
Karena tak ingin mengganggu masyarakat sekitar dengan suara tangis Eunha yang makin lama makin keras, akhirnya Taehyung menekan tubuh Eunha untuk lebih dekat dengan dirinya, ya Taehyung mendengkap tubuh Eunha.

Beberapa menit kemudian, Taehyung sampai didepan rumah Eunha.
"Khamsahamida, Taehyung-ssi." ucap Eunha membungkuk.
"Hem. Ah.. Panggil saja Taehyung Oppa." 
"Nde?"
"Sama seperti Sejeong, kau boleh memanggilku Oppa."
Eunha merasa tersipu, "Eh? Ne.. Ne.. Op..Oppa.." ucapnya terbata - bata.
Taehyung tertegun melihat rona merah diwajah Eunha, 'Yeppo' ucapnya dalam hati, sedetik kemudian ia mengusir - ngusir pikirannya itu. "Ah.. Masuklah sudah malam."
"Ne. Hati hati dijalan Taehyung-ssi.. Eh.. Oppa.." ucapnya berakhir lirih.
Taehyung tersenyum dan mengangguk. 
"Aku masuk kedalam ya." ijin Eunha.
"Ah.. Tunggu!"
Eunha berhenti dan menoleh, "Nde?"
Taehyung menunjukkan bulatan besar nan lembab dikemeja dan coat yang dipakainya, "Ighe."
"Ah.. Mianhaeyo.. Membuat bajumu basah karena tangisanku tadi."
"Haha.. Gwaenchana.. Hem.. Sebagai gantinya bagaimana kalau kau merahasiakan kejadian aku bermain ditaman tadi hem?"
"Hn? Dari Sejeong?"
"Ne.. Dan lainnya."
"Ah.. Oke."
"Janji?" Taehyung mengacungkan jari kelingkin dihadapan Eunha.
"Ne. Janji." Eunha menyambutnya dengan mengaitkan kelingkingnya dikeliking Taehyung.

***

Keesokan harinya, disekolah Eunwoo dan Jaehyun.
Jaehyun mendatangi Eunwoo dikelasnya, "Eunwoo-ya bisa kita bicara?" pintanya.
"Oke."
Jaehyun berdiri menghadap Eunwoo yang bersandar didinding luar kelasnya.
"Jaehyun-ya.. Sebenarnya apa yang kau ingin bicarakan? Kau hanya diam berdiri selama beberapa menit." protes Eunwoo.
"Ah.. Mianhae. Eunwoo-ya.. Bagaimana cara mendekati gadis secara natural." bisiknya.
Alis mata Eunwoo naik bersamaan, "Hee... Kau sedang menyukai seseorang ya?" godanya.
"Yak! Jangan berisik." Jaehyun merangkul bahu Eunwoo.
"Hehe.."
"Apa kau punya saran?"
"Hm? Coba aku pikirkan?" Eunwoo mulai berpikir dengan tatapan Jaehyun yang harap - harap cemas. Eunwoo menjentikkan jarinya.
"Bagaimana?"
"Tidak ada haha.." polosnya.
"Kh!" Jaehyun memukul kepala Eunwoo dan pergi meninggalkan Eunwoo yang tengah meringis kesakitan, "Dasar namja aneh!" serunya.
"Akkhh.. Yakk Jaehyun-ah.. Tega sekali kau...." ucap Eunwoo penuh drama.


Sekolah Jung Yerin,
Yerin tengah membaca lembaran demi lembaran buku dimejanya.
"Kau Jung Yerin!" seorang gadis berdiri bertulak pinggang berdiri disamping Yerin
"Ne." dinginnya tanpa mempedulikan kehadiran gadis itu.
Hampir setengah isi kelas berbisik, 
"Wah ada apa?"
"Entahlah."
"Apa Yerin terlibat masalah dengan mereka?"
"Aku tak tau." ucap mereka.
'BRAK!' gadis itu mengebrak meja Yerin hingga buku diatasnya jatuh, "Kau berani mengacuhkanku hah!" serunya melotot pada Yerin.
Yerin melirik tajam kearahnya sebelum ia mengambil bukunya yang jatuh.
"Ck. Anak ini.," gerutunya, gadis berambut panjang lurus dan berponi itu akhirnya menghela nafasnya panjang. "Yerin-ah... Kenapa kau acuh sekali sih... Aaahhhh.." ucapnya sembari merangkul Yerin dari samping dan menempelkan pipinya di pipi Yerin.
Yerin menatap malas dan seisi kelaspun terkejut melihatnya.

Taman belakang sekolah,
Yerin memberikan minuman kaleng pada Yuju, gadis tadi. Yuju masih mengerucutkan bibirnya setelah meminta teman - temannya kembali ke kelas.
"Bibirmu nanti akan membeku jika kau terus begitu." ucap Yerin datar.
"Haahh.." keluhnya kemudian menegak minumannya, "Kau masih saja tidak berubah, kepribadianmu itu sangat mengerikan.." 
"Lebih mengerikan mana dengan sikapmu?"
Yuju tertegun, "Ah.. Hahahaha..."
"Mau sampai kapan kau berlagak seperti seorang penguasa disekolah?"
Yuju terdiam.
Yerin melirik kearahnya, "Kau belum bisa menghilangkan traumamu waktu SD?"
"Kau tidak akan tau rasanya di bully kan?"
"Kau sendiri sekarang apa? Bukankah kau membully anak - anak lemah disekolah. Makanya aku tidak mau dekat - dekat denganmu."
Yerin cemberut, "Apa gosipnya menyebar seperti itu?"
Yerin mengangguk - angguk.
Yuju lagi - lagi menghela nafasnya, "Bukan. Bukan seperti itu. Aku dan teman - temanku tidak melakukan bullying. Kami hanya tidak ingin menjadi bahan bullyan, maka kami memutuskan bertindak kasar dan sedikit keras. Tapi bukan berarti kami suka hal yang seperti itu." jelasnya.
"Baiklah. Tepati omonganmu itu."
Yuju mengangguk, "Bagaimana denganmu?"
"Apanya?"
"Dulu waktu SD kau kan selalu ceria, semenjak masuk SMP kau seperti orang lain, dingin sekali."
Yerin menundukkan pandangannya dan terdiam.
Melihat itu Yuju merangkul Yerin, "Hey walaupun kau berubah jadi es pun aku tetap menganggapmu teman baikku kok. Hahaa" 
"Cih. Memangnya aku mau?" goda Yerin tanpa ekspresi.
"Mwo?"
Yerin menyunggingkan senyumnya.

***

Jungwoo duduk tepat didepan Eunha, sembari memperhatikan Eunha mengerjakan soal - soal dibuku latihan.
Eunha melirik, "Ada apa?" tanyanya.
"Hem..." Jungwoo tengah berpikir.
"Kau tidak ke meja Sin B?"
Kemudian ia menoleh ketempat yang dimaksud, ada aura tak boleh diganggu disana, "Ahni, nanti aku bisa sekarat kalau dekat - dekat, auranya menyeramkan."
Eunha terkekeh. "Kau ini ada - ada saja."
"Hey, memangnya bagaimana rasanya sih menjadi seorang gadis yang menyukai seseorang?"
Eunha tertegun, "Eh kenapa kau tanya itu padaku, mana kutahu?" elaknya.
Jungwoo mengerucutkan bibirnya, "Memangnya susah ya tinggal bilang suka saja. Kenapa harus diam saja menyiksa diri."
"Mwo?"
"Coba lihat dia." tunjuknya pada Sin B yang menangkup pipi dengan telapak tangannya dan menatap kosong. "Dia seperti mayat hidup kan? Biasanya kan dia tidak bisa diam. Padahal aku sudah bantu memberitahu perasaannya pada Jungkook, kenapa dia jadi begitu?"
Eunha melihat kearah Sin B, "Entahlah.. Tapi Jungkook juga tidak memberi respon walaupun sebenarnya dia tau kalau Sin B suka padanya."
Jungwoo mengangguk - angguk. "Ah.. Sayang sekali ya.."
"Ngomong - ngomong kenapa kau jadi peduli padanya?"
"Eh?"
Eunha tersenyum nakal, "Hee... Jangan - jangan kau suka pada Sin b ya?" godanya.
Jungwoo membulatkan kedua matanya, "Mwo? Mana mungkin begitu!" elaknya.
"Hem.. Kenapa reaksimu berlebihan begitu. Kalau tidak suka ya sudah, biarkan mereka memutuskannya sendiri."
"Memangnya kau tidak peduli melihat temanmu seperti itu?"
"Bukannya aku tidak peduli, aku tidak ingin memaksa siapa menyukai siapa. Jika memang orang yang disukai Sin B adalah Jungkook, tidak apa. Biarkan dia suka sampai bosan. Aku hanya perlu mendukung keputusan mereka."
Jungwoo terdiam, "Eunha-ya apa kau tidak pernah menyukai seseorang?"
"Eh?"
"Padahal aku suka padamu loh." 
Eunha terkejut dan pipinya tiba - tiba merona. "Bicara apa kau?" ucapnya terbata.
"Terutama suka pada otakmu dan sikap baikmu loh, karena kau cerdas jadi aku bisa mencontek tugas setiap hari padamu." jawabnya menjentiknya kedua jarinya didepan Eunha.
Eunha menyipitkan kedua matanya dan memukul kepala Jungwoo dengan buku dimejanya. 'Buk'. "Sekali lagi menggodaku seperti itu, kupastikan kau tidak akan melihat indahnya dunia." dan Eunha berlalu pergi meninggalkan kelas.
Jungwoo meringis mengelus - elus pucuk kepalanya, "Wah dia tertular oleh Sejeong dan Sin B. Menyeramkan... Hi...."

***


Tbc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...