Senin, 23 April 2018

Putri kecilku terkena infeksi oleh bakteri / Impetigo

Assalamualaikum Wr. Wb.


Hampir dua minggu lalu, putri kecil kami menderita sebuah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Nama penyakit tersebut adalah Impetigo.

Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit, yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat. Penyakit ini bisa menular karena kontak secara langsung antara kulit dengan kulit atau dengan barang-barang perantara, seperti handuk, baju, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi bakteri.

Walaupun dirumah kami dalam keadaan bersih sekalipun, bakteri terdapat dimana ia bermain dengan lingkungan luar serta berinteraksi dengan orang lain.

Kronologinya, Tgl 9 April 2018, Senin. Saya melihat ada ruam merah sebesar ibu jari dipunggung anak saya Azwa, awalnya saya tak menghiraukan karena memang biasanya Azwa sering terkena biang keringat. Namun keesokkanya muncul bulatan besar disebelah bahu kanannya dengan gelembung yg sudah pecah seperti disundut rokok, disitu saya mulai curiga bahkan dibahu sebelah kirinya ada satu gelembung berisi cairan bening. Hari itu saya putuskan untuk periksa. Dikarenakan bapaknya Azwa sedang dinas keluar kota, saya hanya berobat ke bidan terdekat.

Awalnya bidan hanya mendiagnosa kalau Azwa terkena virus akhirnya diberi antibiotik dan parasetamol jika muncul demam. Azwa tetap dimandikan seperti biasa agar badannya tetap bersih, tapi sesekali ia meringis dan menangis jika ruam tersebut tersiram air.
Tak kunjung sembuh dan mulailah satu persatu bintik2 gelembung berair muncul dan luka yang sudah pecah juga tidak kering2.
Tgl 12 April 2018, kondisi punggung Azwa mulai banyak memunculkan ruam merah.

Tgl 15 April 2018, Bapaknya Azwa sudah pulang dinas dan kami putuskan untuk berobat ke dokter umum. Dokter mendiagnosa bahwa Azwa terkena virus, sama dengan kata Bidan beberapa hari lalu. Kemudian ia berpesan agar tidak dimandikan tapi dilap dengan air hangat saja, saya diberi resep antibiotik dan salep acyclovir. Saya ikuti sarannya, namun bukannya berkurang punggung Azwa malah dipenuhi dengan bintil2 bergelembung air berwarna putih pekat dan mudah pecah. Azwa makin rewel dan manja. Setiap tidur dia lebih nyaman tengkurap namun sesekali ia memiringkan badannya. 

Dikarenakan bulan ini adalah jadwal vaksin dia berumur 18 bulan, makan tgl 17 April 2018, Selasa kami mengunjungi dokter anak. Kami konsultasikan terlebih dahulu apakah dengan kondisi Azwa seperti ini boleh vaksin. Setelah dicek Dokter anak mengatakan bahwa bukan virus yang menyerang kulit Azwa tapi bakteri.
Dan salah jika terkena bakteri, tubuh tidak dimandikan. Tubuh harus terjaga kebersihannya, maka saya diberi resep obat anti bakteri+obat pengurang rasa gatal dan diminta untuk dimandikan dengan sabun Lactacyd Baby selama seminggu.

Tidak hanya disitu, saya searching tentang mengobati dengan obat tradisional. Awalnya saya kira anak kami terkena cacar api. Jadi ketemu suatu resep obat tradisional dari tanaman Bangle, daun sirih dan minyak kelapa untuk mengeringkan luka dan gelembung2 tersebut dari punggung Azwa.
Sehari dua hari, dibantu obat dari dokter. Saya baluri punggung Azwa dengan ramuan tersebut, alhamdulillah karena Allah SWT menghendaki dan mengabulkan doa saya dan suami, perlahan - lahan semua gelembungnya kempes dan tidak pecah.





Sekarang anak kami sudah sembuh dari infeksi bakteri tersebut dan saat ini masih dalam penyembuhan bekas luka. Karena saya kasihan sejak dua minggu lalu dia selalu dicekoki obat - obatan. Maka saya hanya mengoleskan minyak kelapa asli setiap habis mandi agar perlahan kulit yang terkena ruam dan terluka tadi perlahan bisa pulih dan bekasnya bisa hilang.

Hati - hati ya Bunda menjaga sikecil kesayangannya. Walaupun kita sudah menjaga kebersihan jangan sampai terlena jika disekitar kita ada yang terkena suatu penyakit tertentu. Bukan sombong dan merasa jijik, tapi lebih baik mengantisipasi agar tidak ikut tertular.

Berikut ulasan tambahannya ya.

Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi dua, yaitu:
Impetigo bulosa, ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Kemunculan impetigo bulosa biasanya juga disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Impetigo nonbulosa, ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo nonbulosa lebih menular dibandingkan dengan impetigo bulosa.

Gejala Impetigo

Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi. Gejala itu biasanya baru terlihat setelah 4-10 hari sejak terpapar bakteri. Impetigo nonbulosa lebih sering ditemukan dibanding impetigo bulosa. Untuk mencegah penyebaran infeksi, disarankan agar tidak menyentuh area kulit yang terinfeksi.

Infeksi impetigo bulosa biasanya muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau lengan dan tungkai. Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut dan hidung, tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari, handuk, atau baju yang telah terpapar bakteri.

Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo bulosa:

1. Kulit melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit dan membuat kulit di sekitarnya gatal.Kulit yang melepuh, dalam waktu singkat dapat menyebar kemudian pecah dalam beberapa hari.
2. Pecahan kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning. Setelah sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali.

Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo nonbulosa:
1. Munculnya bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun gatal.Bercak bisa menyebar dengan cepat ketika disentuh atau digaruk, kemudian berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.
2. Setelah kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa adalah bekas berwarna kemerahan.
3. Bekas berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.

Penyebab Impetigo

Penyebab utama impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita.

Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.

Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penularan impetigo di antaranya:

1. Melakukan aktivitas yang rentan terjadi kontak kulit, misalnya olahraga bela diri, bola basket, atau sepak bola.
2. Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah menular di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya tinggi.
3. Usia kanak-anak. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak berusia 2-5 tahun, dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.
4. Suhu lembap dan hangat. Bakteri penyebab impetigo lebih mudah berkembang biak pada tempat yang lembap dan hangat.
5. Lemahnya sistem kekebalan tubu Sistem kekebalan tubuh yang lemah akan membuat seseorang mudah terinfeksi bakteri.
6. Menderita diabetes. Luka yang dimiliki penderita diabetes akan memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi kulit.
7. Memiliki luka terbuka pada kulit. Kuman penyebab impetigo dapat masuk melalui luka kecil pada permukaan kulit, seperti luka gigitan serangga atau ruam kulit.

Pengobatan Impetigo

Sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu sampai tiga minggu tanpa diobati. Jika diperlukan, impetigo bisa diobati dengan menggunakan antibiotik, baik antibiotik oles maupun antibiotik minum.

Antibiotik oles digunakan jika infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke mana-mana. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani dengan antibiotik oles, kondisinya semakin parah, dan menyebar ke bagian lainnya.

Biasanya efek samping penggunaan antibiotik oles terjadi di sekitar area kulit yang diolesi, contohnya adalah rasa gatal, kulit menjadi berwarna kemerahan, dan iritasi. Sedangkan efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik minum adalah diare, mual, dan muntah.

Jika pengobatan dengan antibiotik tidak berpengaruh, dokter akan melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya infeksi penyakit lain selain impetigo. Pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kerap kambuh.

Biasanya impetigo kambuh karena masih ada bakteri yang bersarang di area tertentu, seperti hidung, sehingga mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami luka. Jika terbukti benar, maka bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung.

Komplikasi Impetigo

Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo dapat menyebabkan komplikasi meliputi:

1. Selulitis, infeksi bakteri yang terjadi di lapisan kulit dalam.
2. Glomerulonefritis, infeksi di pembuluh darah kecil di ginjal.
3. Septikemia, infeksi bakteri yang terjadi di dalam darah.
4. Psoriasis gutata, kondisi ini sering muncul setelah terjadi infeksi kulit.
5. Demam Scarlet, demam langka yang disertai ruam merah di seluruh tubuh.
6. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome(SSSS), infeksi kulit yang membuat kulit terlihat melepuh seperti tersiram air panas.
7. Penyakit ektima, terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen.

Pencegahan Impetigo

Penularan impetigo bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Hindari sentuhan fisik dengan penderita. Sentuhan fisik secara langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan.
2. Selalu menjaga kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulitakan mengurangi risiko penularan impetigo, terutama padakulit yang memiliki luka terbuka, misalnya akibat teriris benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, seperti eksim.
3. Membersihkan barang-barang. Setelah digunakan, ada baiknya barang-barang dicuci sampai bersih agar bakteri mati. Hal ini bisa mengurangi risiko penularan penyakit impetigo.
4. Jangan menyentuh luka. Hindari kontak dengan luka atau koreng akibat impetigo, apalagi dengan menggaruk, untuk menghindari penyebaran bakteri melalui tangan.
5. Beristirahat. Jangan melakukan kegiatan seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah sampai infeksi benar-benar pulih. Perbanyak istirahat agar infeksi cepat hilang.
6. Mencuci tangan. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setelah selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup luka impetigo dengan perban kasa.
7. Menghindari tempat umum. Hindarilah tempat-tempat umum yang rawan penularan bakteri selama terjangkit impetigo atau setidaknya dua hari setelah pengobatan dimulai.

Sekian terima kasih.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Mama Azwa


Sumber : https://www.alodokter.com/impetigo

Minggu, 22 April 2018

FF SEOKYU : Between Love Chapter 12





BETWEEN LOVE
Chapter XII

Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc

Mian for typo..
Dont plagiat!!


Happy reading ^^

Previous Chap 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11


***

Donghae berdiam diri setelah ia mendengar kabar tentang siapa dalang dibalik permasalahan diperusahaanya. Dahinya mengernyit jelas, rasa tak percaya memenuhi pikirannya.
Kyuhyun yang sejak tadi tak beranjak dari kursi diruangan Donghae pun ikut terdiam, ia menunggu sang atasan itu bicara dengan kepala dingin tentang keputusan apa yang akan ia ambil.
"Kyu. Aku minta kau dan sekertaris Park membahas hal ini. Ku rasa kita tak perlu gegabah memecat orang itu, biarkan saja ia menganggap rencananya berjalan dengan lancar. Kita harus mengungkap kasus plagiat ini dengan cara halus. Kau mengerti Kyu?" ucap Donghae.
"Baik aku paham." Kyuhyun permisi keluar ruangan dan memanggil sekertaris Park untuk berdiskusi diruangannya.
"Haaah... Aku tak menyangka bahwa dia yang menjadi dalangnya!?" gumam Donghae menyandarkan tubuhnya dikursi kerjanya.

Kyuhyun membuka lembaran laporan dari Sek.Park, "Hem.. Jadi dia tidak sendiri?"
"Ya. Dia melibatkan beberapa orang diperusahaan ini, hampir disemua bagian." ungkap Sekertaris Park.
Kyuhyun terdiam mengamati hasil laporan itu, 'Jadi dia tau betul rencana pembuatan produk baru dengan komposisinya.' ucapnya dalam hati. "Hm Sek. Park apakah kau tau orang yang bisa kita percaya untuk membantu rencana penjebakkan ini dibagian quality control?"
"Ne. Ada orang yang saya kenal dan bisa dipercaya."
"Perusahaan Choi mengeluarkan produk yang sama dengan kita sebelum kita launching. Bahkan dengan komposisi yang sama, saya curiga bahwa ada kebocoran informasi disini. Saya rasa tidak mungkin dari bagian produksi, coba kita selidiki pada bagian QC terlebih dahulu."
"Ne. Saya akan melaporkan hasilnya segera pada anda."
"Oke. Saya tunggu."

***

"Unnie." panggil Seohyun dari kejauhan. Ia berlari kecil menghampiri kakaknya yang sudah tiba lebih dahulu disebuah kafe.
Yoona melambaikan tangannya, "Hyunie-ah.. Aku sudah menunggu sejak tadi."
"Ah.. Mianhaeyo Unnie. Tapi tak apa jika bertemu dijam istirahatmu?"
"Tidak apa - apa. Jadi apa yang ingin kau bicarakan padaku?"
Seohyun terdiam, ia tampak menimbang - nimbang.
"Yak! Hyunie-ah cepat, aku tidak punya waktu banyak."
"Ah. Kalau begitu nanti saja aku bicarakan ya?"
Yoona menjitak kepala Seohyun, "Cepat, jangan membuatku khawatir. Ada apa?"
Seohyun mengelus - elus kepalanya, "Mian.. Unnie.. Ehmm.. Sebenarnya..."
Yoona mengernyitkan dahinya, ia merasa gemas dengan sikap adiknya itu. "Seohyun, ada apa? Apa kau ada masalah?"
"Ne Unnie." 
"Masalah apa? Katakan padaku?"
"Aku bingung menjelaskannya. Setelah kupikir - pikir tadinya aku tidak ingin mengatakannya pada siapapun. Tapi... Aku tidak bisa menahannya."
'Seohyun sangat aneh?' ucap Yoona dalam hati, ia menggapai kedua tangan Seohyun diatas meja, menggenggamnya, "Perasaanmu kah?"
Seohyun tertegun, 'Ah.. Bagaimana ini?' gumamnya.
Yoona menghela nafas, "Ah.. Aku tau dari ekspresimu. Kau sudah tau jawabannya?"
"Hm.. Bukan begitu, hanya saja.. Dia sudah ku tolak tapi ia tidak terima jawabanku saat itu."
"Lalu?"
"Aku tidak tau jelasnya bagaimana."
Seohyun menunduk malu.
"Hyunie-ah... Apa kau tidak punya rasa sedikitpun padanya? Ku rasa dia seorang namja yang baik."
"Kurasa juga begitu Unnie, sebelum aku tau yang sebenarnya."
"Sebenarnya?"
"Apa seorang namja yang baik adalah yang mengacuhkan seorang yeoja yang mencintainya?"
"Jadi ada wanita lain yang mencintai Kyuhyun?"
"Ne Unnie."
"Mungkin ada beberapa alasan Kyuhyun melakukan hal itu padanya."
Seohyun terdiam, "Tapi Unnie, wanita itu telah menunggu lama dan mengharapkan perasaannya terbalas."
"Hyunie-ah. Perasaan seseorang memang tak bisa kita paksakan. Dan yang jelas, kita tidak bisa mengira - ngira masing - masing orang tentang kisah percintaan mereka."
"Lalu aku harus bagaimana Unnie?"
"Hn? Apanya bagaimana? Yang tau kau menyukainya kan dirimu sendiri. Percayakanlah pada perasaanmu."
"Tapi bagaimana dengan wanita itu?"
"Itu urusan mereka berdua. Biar mereka yang menyelesaikannya. Kau hanya perlu jujur pada dirimu sendiri. Oke?"
Seohyun mengangguk mengerti. 'Kurasa aku harus bertemu dengannya lagi.'

***

Kyuhyun memutar kenop pintu ruangan Donghae, dengan setengah tergesa ia menghampiri panggilan dari atasannya itu.
"Hyung ada apa kau memanggil...ku?" ucapan Kyuhyun melambat ketika melihat seseorang yang ia cintai.
Seohyun berdiri memutar tubuhnya menghadap dimana Kyuhyun berdiri.
Donghae terdiam melihat reaksi Kyuhyun, "Seohyun memintaku untuk memanggilmu."
Kyuhyun berusaha menormalkan dirinya, ia kembali menutup pintu dan menghampiri Seohyun. "Ada apa?"
"Hm, apa kau ada waktu untuk kita bicara?"
"Aku akan meninggalkan kalian sebentar disini. Bicaralah dengan santai okey." ucap Donghae berlalu pergi dari ruangannya.
Kyuhyun terdiam sebentar lalu mempersilahkan Seohyun untuk duduk.
"Mianhaeyo sampai mengganggu diwaktu pekerjaanmu." 
"Tidak apa. Lagipula ini sudah sore sebentar lagi sudah waktunya pulang kerja."
Seohyun tengah memikirkan banyak kosakata untuk ia bicarakan dengan Kyuhyun agar semuanya menjadi jelas. "Aku kesini untuk..."
"Kau berniat mengubah jawabanmu?" sela Kyuhyun.
Seohyun tertegun, "Ah.. Bukan bukan begitu.. Aku ingin.. Maksudku aku ingin meluruskan semuanya."
"Apa maksudmu?"
"Mengenai Choi Sooyoung. Mian.. Bukan aku ingin ikut campur tapi..."
"Lalu?"
"Apakah kau akan menggantungnya seperti itu?" 
"Aku tidak menggantungnya."
"Tapi kenapa kau begitu padanya?"
"Haahh..." Kyuhyun menghela nafasnya panjang. "Kau sibuk memikirkan orang lain huh?"
"Mwo?"
Kyuhyun mendekatkan dirinya, "Kenapa kau tidak memikirkan perasaanku?"
Seohyun tercekat dan memalingkan wajahnya, "Justru karena aku memikirkanmu... Bagaimana dengannya?"
"Dia hanya masalaluku."
Seohyun menatap Kyuhyun kembali.
"Kau hanya perlu menjawab dengan sebenar - benarnya tentang pernyataanku." ucap Kyuhyun.
"Tapi.. Aku tidak bisa begitu saja menjawabnya. Aku tidak mau ada yang tersakiti karenaku."
"Apa itu tandanya cintaku diterima?"
"Bukan bukan begitu."
"Lalu?"
"Kau selesaikan dulu masalahmu dengannya dan setelah itu mari kita bicarakan lagi."
Kyuhyun terdiam kembali, "Kau.. Haa... Baiklah.. Kalau itu yang kau mau."

***

Dengan tergesa - gesa langkah kaki panjang Sooyoung memasuki kafe tempatnya ia bertemu dengan namja yang dicintainya. Baru kali ini Kyuhyun meminta bertemu dengannya di luar dari jam kerja.
"Maafkan aku. Tadi ada sedikit urusan." ucap Sooyoung saat tiba dihadapan Kyuhyun.
Dengan dingin Kyuhyun menjawab, "Tidak apa. Silahkan duduk dan pesan minum yang kau mau. Aku yang akan bayar."
"Eh? Baiklah." Sooyoung mendudukan dirinya berhadapan dengan Kyuhyun dan memesan minuman.
Kyuhyun menatap Sooyoung dengan tatapan datar, "Apa kau baik - baik saja?"
"Ah.. Aku baik - baik saja." Sooyoung merasa aneh dengan pertanyaan Kyuhyun.
"Aku akan langsung ke topiknya. Berhenti mencintaiku. Anggaplah aku bukan seseorang yang kau kenal sejak lama."
Sooyoung tercekat, hatinya terasa sakit mendengar perkataan Kyuhyun. Ia menelan ludahnya, mencoba menjawab dengan tenang. "A..apa maksudmu?"
"Kau tau kan kesalahanmu padaku? Aku tak ingin permintaan maafmu, hanya saja berhenti berharap padaku."
Sooyoung menahan air matanya keluar, ia menundukkan wajahnya. "Ne. Aku mengerti. Aku memang salah padamu, meninggalkanmu tanpa berkata apapun. Tapi kau juga tak semestinya mengacuhkanku saat kita bertemu kembali seolah tak mengenaliku."
"Jika aku melakukan itu, sama halnya aku menjadi orang bodoh untuk kedua kalinya."
Sooyoung menegakkan wajahnya kembali dan menatap Kyuhyun, "Kau?"
"Mianhae... Kalau selama ini bertemu denganku membuatmu terluka."
"Hm.. Sudahlah kau tak usah meminta maaf agar kita impas. Lagipula kau juga sudah menemukan orang yang kau cintai kan?"
"Ya."
"Seo Joo Hyun kan? Dia gadis yang polos dan juga baik. Kuharap dia bisa menjadi seseorang yang baik untukmu."
"Bukan untukku, tapi aku yang akan menjadi orang yang baik untuknya."
"Hem.." senyum miris diwajah Sooyoung, "Benar. Mungkin kau sudah menganggapku sebagai penjahat yang menipumu kan?"
Kyuhyun terdiam, dia tidak ingin mengingat masalalu yang kelam itu.
"Oke. Aku memang berniat berhenti mencintaimu. Jadi anggaplah aku hanya sebatas rekan kerja." ucap Sooyoung berusaha tegar.
"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu."
Sooyoung mengangguk. Kyuhyun melangkahkan kakinya keluar dari kafe tersebut. 
Disudut meja malam itu, Sooyoung duduk dengan penuh kesedihan disana. Ia menyesali semua yang ia lakukan dulu pada Kyuhyun.

***

Taeyeon menyeruput teh pesanannya. Ia duduk dipojok kafe langganannya itu. Sesekali ia melirik keluar jendela menunggu seseorang yang akan bertemu dengannya.
Dari kejauhan seorang namja berjalan dengan cepat, sesekali ia merapikan pakaian casualnya kali ini.
Segera ia mendekati Taeyeon yang saat ini duduk membelakanginya dan menggeser kursi untuk duduk dihadapan Taeyeon.
Taeyeon menyunggingkan senyum kecilnya, "Kau sudah datang?"
"Ne. Kau sudah lama menunggu?"
"Ahni. Baru sekitar 10 menit yang lalu. Mau teh?" tawarnya.
"Gomawo. Aku akan pesan kopi."
"Baiklah."

"Ah.. Jadi apa yang kubantu Oppa?" tabya Taeyeon pada namja yang selama setahun belakang ini menjadi kekasihnya.
"Sudah pernah kutanyakan sebelumnya padamu mengenai kerjasamamu dengan perusahaan Choi Corp itu kan?" jawab Sekertaris Park  dengan nama aslinya adalah Park Jung Soo.
"Ne."
"Perusahaanmu yang mengiklankan atas promosi produk baru mereka bukan?"
Taeyeon mengangguk, "Yoona yang mempersentasikannya waktu itu, dia juga yang membuat proposalnya."
"Tapi kau penanggung jawabnya bukan."
"Tentu saja."
"Lihat ini dan pelajarilah."
Taeyeon mengambil sebuah berkas dari kedua tangan Jungsoo. Dia membuka lembaran demi lembaran, membacanya dengan seksama.
Jungsoo memperhatikan wajah kecil bagai seorang bayi itu dengan kagum.
"Mwo? Jadi maksudmu mereka memplagiat produk perusahaan tempatmu bekerja?" Taeyeon menegakkan wajahnya dan mengedipkan matanya berkali - kali, "Ya Oppa. Kenapa kau senyum - senyum seperti itu?" 
Jungsoo tersingkap, "Ahniya.. Bagaimana kau sudah..."
Taeyeon menyipitkan kedua matanya, kekasihnya itu ketahuan memandangnya diam - diam.
"Wae..wae?" Jungsoo gelagapan.
"Pfftt.." Taeyeon menahan tawanya.
"Kenapa kau tertawa?"
"Ahni.. Hahaa.. Kau selalu seperti itu Oppa."
"Hn?"
"Jika sekali lagi kau ketahuan memandangiku diam - diam seperti itu, ku pastikan matamu tidak akan pernah tertutup." godanya.
"Mwo? Kau menggodaku!" 
"Ahniya..."
"Haaahh.. Baiklah maafkan aku. Habisnya kau terlihat cantik sekali hari ini."
"Mwo? Kau menggombal?"
"Tidak. Itu adalah sebuah pujian yang sebenarnya kok."
"Aku tidak akan mudah digombali, karena umurku bukan lagi 17 tahun."
"Hahaa.. Arraseo.. Jadi?"
"Ya maksudku mereka melakukan plagiat?"
"Ya. Aku ingin kau membantuku untuk membongkar kejahatan mereka."
Taeyeon nampak berpikir, "Bagaimana?"
"Berapa lama kontrak kalian habis?"
"Dua bulan lagi."
"Begini...." Jungsoo memberi tahu rencananya pada Taeyeon saat itu dan Taeyeon mendengarnya dengan seksama.

***

Seohyun merebahkan dirinya di tempat tidur. Helaan nafas panjang terdengar dari mulutnya. Begitu banyak hal yang ia pikirkan saat ini.
"Apa yang akan aku katakan lagi jika Kyuhyun benar - benar menyudahi kisahnya dengan Sooyoung unnie?" Seohyun bangun dan berjalan menuju cermin besar yang berada di meja riasnya. "Tapi bagaimana kalau dia memilih untuk menerima cinta Sooyoung unnie daripada menungguku yang tidak jelas ini?" Seohyun terlihat semakin gusar, "Akhhh... Otthoke?"

Yoona dari balik pintu kamar Seohyun mendengar kegusaran adik kesayangannya itu. Dia datang berniat menawarkan makanan ringan yang ia beli sepulang kerja namun ia tahan karena terdengar Seohyun sedang bicara sendiri. "Haa.. Kau sukses membuat galau adikku, Kyuhyun-ssi." gerutu Yoona.

***


Tbc

Selasa, 10 April 2018

FF V - Eunha (BTS x Gfriend Shipper) - The Handsome Freak Chapter 4




The Handsome freak
Chapter 4

Previous 123

Title : Fanfiction Chapter
Genre : Romance, Comedy
Cast  : 
-Kim Taehyung (V) - BTS a.k.a. Kim Taehyung
-Jung Eunbi (Eunha) - Gfriend a.k.a Jung Eunha
-Kim Sejeong - Gugudan a.k.a. Kim Sejeong
-Jeon Jungkook - BTS a.k.a. Jeon Jungkook
-Cha Eunwoo - Astro a.k.a. Cha Eunwoo
-Jung Yerin - Gfriend a.k.a Jung Yerin
-Hwang Eunbi (SinB) - Gfriend a.k.a SinB
-Kim Jungwoo - NCT U a.k.a. Kim Jungwoo

And other cast.

***

"Aku pulang." ucap Yerin sesampainya dirumah. Ibunya menyambutnya dengan senyuman lebar.
"Ah, Yerin kau sudah pulang? Kau lapar? Ayo makan bersama dengan Appamu." tawar ibunya.
Yerin mengangguk, mengikuti sang ibu menuju meja makan.
Terlihat Eunha dan ayahnya tengah mengunyah makanan.
"Aku pulang Appa." ucap Yerin pada Ayahnya.
Eunha melirik sekilas tanpa berhenti memakan nasi dimangkuknya.
"Bagaimana lesmu?" tanya Ayah.
"Berjalan lancar, minggu depan aku akan mengikuti tes untuk masuk universitas." jawab Yerin.
"Woah.. Bagus kalau begitu, kau memang pintar mengatur waktu Yerin-ah." puji ibunya sembari mengambil semangkuk sup ayam untuk Yerin.
Eunha merasa sebal dengan kondisi ini, ia merasakan akhir dari situasi ini adalah menyudutkannya.
"Hem. Pastikan kau masuk ke universitas tersebut dengan nilai yang memuaskan." kata Ayahnya.
"Ne." jawab Yerin.
Eunha menyegerakan kegiatan makannya, "Aku sudah selesai. Aku akan kekamar. Terima kasih makanannya." Eunha bangkit dari kursi makan dan segera menuju kamarnya.
"Apa - apaan anak itu. Tidak sopan sekali padahal kakaknya sendiri baru pulang. Heuuhh.." oceh Ibunya.
Yerin sekilas melihat punggung Eunha yang berlalu dari pandangannya dan kemudian terdiam. "Appa, bolehkah aku meminta satu permintaan jika aku lulus ujian masuk universitas?" ucap Yerin.
"Tentu. Apa yang kau minta?" tanya Ayahnya.
"Aku minta Appa dan Eomma menyetujui jalan mana yang akan dipilih oleh Eunha." 
"Mwo? Apa maksudmu Yerin-ah?" tanya sang Ibu.
Yerin menoleh, "Sudah jelaskan maksudku Eomma. Biarlah Eunha bebas memilih apa yang ia lalui nanti." tegasnya.
"Baiklah." ucap sang Ayah.
Kemudian Yerin melanjutkan kegiatan makannya.

Eunha menutup pintu kamarnya rapat. Ia berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ia menghela nafas panjang sembari merebahkan tubuhnya disana. "Menyebalkan." ucapnya.

***

Keesokkan harinya,
Sejeong tengah memperhatikan dua makhluk diseberangnya dengan menyipitkan matanya. "Hey, Eunha-ya, Memangnya sejak kapan Sin B akrab dengan sahabat kecilmu itu?"
Eunha yang sejak tadi serius membaca sebuah buku terpaksa menoleh kearah yang ditunjukkan Sejeong, "Hn? Mungkin sejak kemarin." jawabnya singkat.
Diseberang mereka terlihat Sin B dan Jungwoo sedang mendiskusikan sesuatu, sebuah rencana yang hanya diketahui mereka berdua.
Sejeong memanyunkan bibirnya, "Aku penasaran apa yang mereka bicarakan ya?" ucapnya kemudian bangkit dari duduknya namun bahunya ditahan oleh Eunha. "Eh?"
"Biarkan. Biarkan mereka seperti itu dulu. Beri aku ruang untuk bernafas lega."
"Dari manusia itu?" tunjuk Sejeong pada Jungwoo.
Eunha mengangguk, "Yup."
"Ah.. Dia memang kemana - mana selalu mengikutimu ya. Haha."
"Hem. Begitulah." Eunha melirik sekilas kearah Jungwoo.

"Hemm.. Apa kemarin dia tidak menghiraukan perkataanku ya?" tanya Jungwoo.
Sin B mendelik, "Maksudmu?"
"Kan kemarin aku sudah mengatakannya." ucapnya percaya diri.
Sin B menoleh kembali kemana Jungkook berdiri bersama teman - temannya. 
"Memangnya apa yang kau suka darinya sih?" Jungwoo menggaruk dagunya yang tak gatal.
"Tentu saja karena dia keren."
"Keren apanya? Lebih keren aku loh. Lihatlah lihatlah!" Jungwoo ber-agyeo ria.
Sin B menyipitkan kedua matanya, "Kau membuatku ingin muntah." kemudian ia beranjak dari kursinya.
"Hey, mau kemana kau?" tanya Jungwoo berniat mengikutinya.
"Jika kau mengikutiku, ku bunuh kau!" ancam Sin B sembari berlalu.
"Mwo?"
Jungkook yang memang sengaja pura - pura tak mendengar pembicaraan mereka, terdiam dan memandang punggung Sin B dari jauh.

***

Sejeong dan Eunha menghentikan langkah kaki mereka karena terlihat didepan gerbang banyak kerumunan siswi.
"Ada apa disana ramai sekali?" tanya Sejeong.
Eunha menggelengkan kepalanya serta sedikit membetulkan kacamatanya.
Sin B dan Jungwoo dibelakang mereka ikut berhenti.
"Ada apa?" tanya Sin B.
Sejeong tak menjawab, ia menarik pergelangan tangan Eunha untuk segera melihat kerumunan disana.

"Hah? Oppa!" seru Sejeong terkejut melihat Taehyung berada digerbang sekolahnya dan banyak dikelilingi para siswi yang melihatnya kagum. Tak hanya itu, Eunha pun berdiri kaku.
"Ah.. Sejeong-ah. Untunglah kau datang." ucap Taehyung menghampirinya namun selangkah kemudian ia berhenti dan menoleh kesebelah adiknya itu.
Eunha menundukkan wajahnya segera. Taehyung tertegun dan sedetik kemudian ia menormalkan diri. "Annyeonghaseyo Eunha-ssi." sapanya.
"Annyeonghaseyo." jawabnya membungkuk pelan tanpa memandang wajah Taehyung.
Sejeong yang melihat mengernyitkan dahinya, "Yak Oppa. Kenapa kau disini?"
"Ah.. Aku menunggu Jungkook." jawabnya.
Sin B menyusul mereka, "Hn? Nugu?" tanyanya pada Sejeong.
"Ah, Annyeong. Namaku Kim Taehyung, kakak dari Sejeong." 
"Oh. Annyeong, namaku Sin B. Teman sekelas Sejeong." jawabnya membungkuk.
"Ah. Aku Jungwoo, teman Sejeong juga." susul Jungwoo tanpa diminta.
Sejeong melirik tajam, "Sejak kapan kau jadi temanku." 
"Eh. Sejak kapan? Bukankah dari awal semester kita sudah satu kelas." jawab polosnya.
"Taehyung Hyung!" seru Jungkook tengah berlari dari kejauhan memanggil Taehyung. Seraya mereka semua menoleh ke sumber suara.
Sin B membulatkan kedua matanya dan memundurkan tubuhnya dibelakang Jungwoo.
"Eh?" aneh Jungwoo.
Jungkook tersenyum lebar, "Ku kira kau tak bisa menjemputku disini."
"Kan aku sudah janji padamu." jawab Taehyung.
"Mwo? Jadi kau memperalat Tae Oppa untuk menjemputmu?" Sejeong kesal.
Jungkook menatap malas kearah Sejeong, "Tidak ada urusannya denganmu."
"Mwo? Yak! Kau pikir kau siapa? Dia ini Oppaku tau!" seru Sejeong menarik dan merangkulkan lengannya dilengan Taehyung.
Jungkook tak terima, ia juga merangkul lengan Taehyung, "Dia juga Hyungku!"
"Yak! Lepaskan tanganmu dari Oppaku!" Sejeong mencoba menyingkirkan tangan Jungkook.
Mereka bertiga, Eunha, Sin b dan Jungwoo hanya terheran melihat tingkah mereka berdua memperebutkan Taehyung.
"Errgghh.. Yak! Jeon Jungkook cepat lepaskan tanganmu atau kau lebih memilih jika tanganmu itu patah!" ancan Sejeong.
"Sejeong-ah...." lirih Taehyung meredam amarah Sejeong, namun tidak dihiraukan.
"Taehyung Hyung juga tidak masalah, jadi kenapa kau yang repot?" jawab Jungkook.
"Kau itu sejak dulu selalu menyusahakan Oppaku!"
"Mwo? Aku tidak merasa begitu." polosnya.
Tanpa sadar Sin b menghampiri Sejeong dengan tatapan penuh tanya, "Sejeong-ah, kau sejak dulu sudah kenal dengannya?" unjuknya pada Jungkook.
"Nde. Sejak sekolah dasar dia selalu menggangguku." jawab Sejeong.
"Jadi selama ini kau berpura - pura tidak mengenalnya? Wae?"
"Aku tidak pernah seperti itu. Memangnya aku pernah mengatakannya?"
"Tapi kan kau tau kalau aku.. Aku..." Sin B mencoba menahan sesak didadanya.
"Mwo? Kau menyukainya. Haisshh kau tidak tau namja seperti apa dia. Tidak mungkin aku mendukungmu jika kau menyukainya. Hanya gadis bodoh yang bisa menyukainya." sinisnya menatap muak Jungkook.
Jungkook membulatkan matanya karena ucapan Sejeong.
"Sejeong-ah..." lirih Eunha memegang bahu Sejeong.
Bibir Sin B gemetar, ada sebuncah rasa marah yang ingin ia lontarkan pada teman dekatnya itu namun ia memilih untuk pergi darisana. "Kau jahat Sejeong-ah..." kemudian ia berlari memasuki halaman sekolah.
"Eh? Sin B. Hey kau mau kemana?" tanya Jungwoo terkejut dan mengikutinya.
"Sejeong-ah.. Benarkah apa kau katakan itu?" tanya Eunha.
"Haisshh.. Ya aku tau sudah lama, sejak awal semester dia sudah menyukai namja aneh ini." jawab Sejeong sambil melepas rangkulannya pada lengan Taehyung, "Haaah.. Anak itu.." Sejeong segera berlari menyusul Sin B.
"Eh.. Tunggu!" seru Eunha, "Permisi." salamnya pada Taehyung. 
Taehyung hanya mengangguk tak mengerti. "Sejeong bilang, gadis itu menyukaimu. Apa kau tau?" tanyanya pada Jungkook.
"Ahniyo." jawabnya. "Kajja. Tidak usah dipikirkan, mereka memang seperti itu." susulnya sembari masuk ke dalam mobil.

***

Jaehyun terlihat asik mendengarkan lagu yang tersalur dari earphone di ponselnya. Kepalanya disandarkan dekat jendela bus yang ditaikinya saat ini. Tanpa sadar ia melihat seseorang yang naik dan duduk disebelahnya, 'Jung Yerin.' gumamnya.
Yerin terdiam sembari mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. Jaehyun mencopot earphone dan menyimpan disaku ranselnya.
"Annyeong Yerin-ssi." sapa Jaehyun.
Yerin menoleh, "Ah. Annyeong." jawabnya dingin kemudian kembali pada aktivitasnya.
Jaehyun mengigit bibir bawahnya, ia tengah berpikir untuk dapat berbicara dengan Yerin.
"Mianhaeyo." ucapnya.
"Hn?"
"Ah. Mengenai tempo hari, aku mengatakan kata yang sedikit kasar padamu."
"Oh. Tidak apa, itu sudah berlalu."
"Ah.. Begitu ya."
Jaehyun melirik kesana kemari, mencari topik untuk melanjutkan percakapan canggung mereka.
"Yerin-ssi, apa biasanya kau suka membaca buku setiap kau naik bus?"
"Ne." singkat Yerin tanpa menatap Jaehyun.
Jaehyun mengangguk - angguk. "Ah.. Kudengar kau akan mengikuti tes diuniversitas terkenal itu?"
Yerin menutup bukunya, "Ya. Kau tau dari mana?"
"Aku tak sengaja mendengar pembicaraan anak - anak ditempat les. Mereka tengah membicarakanmu."
"Hanya itu?" tanya Yerin, kali ini ia menghadapkan wajahnya kearah Jaehyun.
Jaehyun tertegun, "Hm?"
"Apa tidak ada hal yang lain? Yang mereka katakan tentangku? Semacam aku ini seseorang yang tidak sopan atau jahat?" 
"Ahniyo. Aku tidak mengetahuinya sampai hal itu. Memangnya kau..."
"Lupakan pertanyaanku. Lagipula itu bukan urusanku juga." potong Yerin.
Jaehyun terdiam, 'Apa selama ini dia mengalami hal seperti itu?'. "Yerin-ssi, semangat untuk tesmu nanti." kemudian ia menyemangati dengan senyum manisnya.
Yerin melihat Jaehyun kembali, "Gomawo." jawabnya.
"Ne." Jaehyun tersenyum penuh arti.

***



Eunwoo mengetuk - ngetuk jarinya dimeja kafe yang ia kunjungi sore ini. Ia dan Sejeong berjanji bertemu sore ini selepas pulang sekolah.
"Sejeong telat lagi eoh?" gerutunya.
"Oppa-ya... Hosh hosh hosh.." Sejeong hadir dibelakang Eunwoo dengan wajah tertutup rambut dan membungkuk.
"Kyaakk.. Kau mengagetkanku!" seru Eunwoo mengelus dadanya.
"Haah... Minum.. Minum..." Sejeong mengambil segelas jus jeruk milik Eunwoo dan ditegaknya sampai habis. "Aahhh... Kurang Oppa... Aku masih hauss..."
"Yak! Kau ini?! Sini duduk disini." Eunwoo menarik Sejeong untuk duduk disebelahnya. Ia membetulkan rambut kekasihnya itu dan mengelap keringat yang mengucur didahinya. "Paboya! Kau habis lomba maraton eoh?"
"Ahni! Ada kejadian tak terduga tadi disekolahku Oppa. Sin B merajuk dan itu membuatku terlambat untuk datang kesini." jelas Sejeong sembari membuka dasi dan kancing kerah bajunya.
Eunwoo memperhatikan gerak gerik Sejeong, 'satu kancing, dua kancing, tig...'. "Ahniyo!" dengan sigap Eunwoo mencengkram tangan Sejeong tepat sebelum ia membuka kancing ketiga seragam yang dikenakannya.
"Oppa! Aku kepanasan. Kau tau aku habis berlari tadi, cepat pesankan aku minum, aku haus.." 
"Ahni! Kau tidak boleh melepas bajumu disini!" 
"Wae?" Sejeong mencoba melepaskan genggaman tangan Eunwoo.
"Sejeong-ah.. Nanti Payu.. Ahni.. Maksudku Bra.. Ahni ehm.. Dada... Aahhhh... Apalah itu yang kau punya sepasang akan terlihat oleh orang lain." wajah Eunwoo memerah.
Sejeong mengerucutkan bibirnya dan seketika, "Ya dasar mesum!" ia menyentil dahi Eunwoo, "Bagaimana bisa kau berbicara begitu pada seorang gadis sepertiku." rajuknya.
"Auch.. Appo.." rintih Eunwoo.
Sejeong tetap membuka semua kancing seragamnya dengan tatapan seringainya.
Dahi Eunwoo mengkerut, 'Jangan Sejeong-ah..' dan ia menutup mata dengan kedua telapak tangannya. "Aku tidak akan kuat."
"Oppa. Buka matamu, aku masih memakai baju. Lihatlah."
Eunwoo membuka matanya perlahan, "Hah? Kau memakai kaos dalam."
"Ya. Tentu saja. Nanti kalau sudah mau pergi nonton aku ganti baju lagi."
"Ah.. Biasanya gadis - gadis disekolahku tidak pernah memakai tanktop apalagi kaos dalam, mereka hanya mengenakan...." Eunwoo menghentikan bicaranya karena ia merasa merinding. "Kenapa aku jadi merinding ya?" kemudian ia menoleh kearah Sejeong.
Sejeong menyipitkan kedua matanya, "Oppa jadi kau itu benar - benar seorang namja mesum?" kesalnya.
"Ahh.. Anhi.. Anhiyo.."
Sejeong mengangkat lengan baju dikanan dan kirinya, "Apa kau ingin merasakan pukulanku Oppa?" 
"Ah.. Ahni.. Jangan Sejeong-ah..hehe" Eunwoo memundurkan dirinya dan akhirnya terpojok dipinggiran sofa dan jendela kafe tersebut.
Sejeong menggeram dan tetap mendekati Eunwoo untuk memberinya pukulan atas bicaranya barusan, namun tanpa diduga Eunwoo melakukan sesuatu diluar dugaan.
Eunwoo menegakkan tubuhnya, merengkuh wajah Sejeong dengan kedua tangannya dan ia mengecup lembut bibir Sejeong. Hal itu membuat Sejeong terkejut, perlahan amarahnya menurun. Eunwoo melepas jarak mereka, kedua mata mereka bertemu dalam diam.
"Mianhae.. Aku tidak bermaksud begitu dan aku bukan laki - laki mesum. Yang perlu kau tau, hanya kau yang ada dimata dan hatiku. Mengerti?" lirihnya tanpa melepas pandangannya.
Sejeong terdiam kaku, pasalnya ini adalah ciuman pertamanya jadi ia tidak tau apa yang harus dia lakukan setelah ini. "Ne. Aku mengerti." jawabnya meluluh.
Eunwoo tersenyum tulus padanya dan ia pun juga membalasnya. 
"Itu.. Ciuman pertamaku.." lirih Sejeong menahan rasa malunya dan itu membuat Eunwoo terkekeh geli.
"Aku akan memberimu ciuman kedua." katanya jahil.
"Mwo?"
Tanpa berkata lagi, Eunwoo melanjutkan aktivitasnya kembali dengan mencium Sejeong dan melumatnya lembut.

***

Malam hari, Taehyung menghentikan mobil diseberang jalan. Ia hendak membeli sesuatu diminimarket.
"Selamat malam." sapa seorang kasir."
"Malam." jawab Taehyung, ia berjalan mendekati mesin minuman dingin dan mengambil beberapa minuman kaleng disana.
"Ini saja Tuan?"
"Ya. Berapa?"

Taehyung duduk dipinggiran jalan kota, sesekali ia meneguk soft drink yang ia beli tadi. "Ahh... Udara malam itu memang sejuk. Damai sekali.." ucapnya. "Hn? Bukankah itu Jung Eunha? Sedang apa dia disana malam - malam begini." Taehyung tak sengaja melihat Eunha berjalan gontai ditrotar dengan sebuah tas dipunggungnya.
"Eunha-ssi." panggilnya namun tak didengar oleh Eunha, Taehyung kemudian berlari menghampirinya. "Eunha-ssi." panggilnya lagi dengan menepuk bahu Eunha.
Eunha menoleh dan terkejut, "Taehyung-ssi." lirihnya.
Keduanya kini tengah duduk berdua disebuah bangku panjang ditaman tak jauh dari pinggiran kota.
"Erhm.. Kau baru pulang?" tanya Taehyung membuka suara terlebih dulu.
"Ne." jawab Eunha masih menundukkan wajahnya.
Taehyung melirik kearahnya dan menghela nafasnya. "Mianhaeyo."
Sontak Eunha menegakkan wajahnya dan menoleh kearah Taehyung dan namja itu tersenyum getir. 
"Mianhaeyo... Atas kejadian tempo hari, aku... Tidak sengaja." ungkapnya.
"Ah.. Ne. Aku juga minta maaf. Jika aku pergi begitu saja saat itu." sambung Eunha sembari membungkukkan setengah tubuhnya.
"Ahni ahni. Aku yang salah, kau tak usah merasa bersalah padaku juga. Kalau kau begitu aku akan merasa sangat bersalah."
"Eh. Mianhae."
"Gwaenchanha." jawab Taehyung, kemudian ia mengalihkan pandangannya kearah lain, "Tapi.. Walau tak penting bagimu, hal itu yang pertama bagiku." gumamnya.
Eunha tertegun. "Nde?"
Taehyung tersenyum, "Tidak ada apa - apa. Aku hanya menggumam sendiri kok."
'jelas - jelas tadi ia mengatakan sesuatu seperti yang pertama?' tanya Eunha dalam hati.
"Hm kau darimana saja? Baru pulang sekolah pukul segini. Apa kau ada les?" tanya Taehyung mengalihkan.
"Ahniya. Aku mengantar temanku kerumahnya dan disana aku ditahan tidak boleh pulang. Karena ia terus merengek dan merajuk ingin ditemani." jelasnya.
"Ah.. Temanmu yang tadi siang? Yang menyukai Jungkook?"
"Hah? Ah ya namanya Sin B."
"Hem.. Begitu rupanya, ternyata ada yang menyukai Jungkook rupanya."
"Ya begitulah." kata Eunha, 'Dia, Jungwoo bahkan siswa lainnya adalah langganan pencontek pekerjaan rumahku.'
"Apa Jungkook disekolah baik - baik saja? Ah.. Maksudku sikapnya? Dengan temannya? Apa dia punya teman?"
Eunha mengernyitkan dahinya, "Aku tidak terlalu dekat dengannya. Tapi aku melihatnya berbicara dengan beberapa teman dikelas walau tidak semuanya."
Taehyung mengangguk, "Begitu. Sukurlah." 
"Hn? Sepertinya kau mengkhawatirkan Jungkook?"
"Tidak seperti itu juga."
Eunha terdiam dan melihat jam dipergelangan tangannya. "Maaf Taehyung-ssi aku harus pulang sekarang. Terima kasih softdrinknya." ucap Eunha bangkit dari duduknya.
Taehyung menahannya, "Biar ku antar."
"Eh tidak usah repot - repot."
"Tidak apa - apa. Searah kan?"
"Tapi."
"Kajja!" seru Taehyung melangkahkan kakinya lebih dulu dan berjalan didepan Eunha. Eunha dengan berat hati mengikuti tawaran Taehyung.

***

Tbc


FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...