Senin, 02 Januari 2017

FF Seokyu : Between Love Chapter 10




BETWEEN LOVE
Chapter X

Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc

Mian for typo..
Dont plagiat!!


Happy reading ^^

Previous Chap 1-2-3-4-5-6-7-8-9

“Ada apa kau memintaku untuk kesini? Aku harus segera menyerahkan laporan ini kepada presdir.” Ucap Kyuhyun yang baru tiba beberapa jam yang lalu dari Bandara Incheon. Sebelumnya Choi Sooyoung tengah menunggu kedatangannya di bandara dan menjemput Kyuhyun untuk segera mengantarkannya kesebuah cafe yang dimaksud.
Sooyoung menghela nafasnya pelan, “Presdir yang meminta anda untuk menunggunya disini.” Jawabnya singkat, ia tau bahwa Kyuhyun tidak pernah mau berbicara lebih dengannya diluar dari pada soal pekerjaan dan ia sudah sangat terbiasa dengan sikap acuh dari namja itu.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya kesebuah cangkir dimejanya, ‘black coffee?’ gumamnya dalam hati, ‘Bagaimana dia bisa tau aku menyukai black coffee?’
Sooyoung yang duduk berhadapan dengannya sadar bahwa Kyuhyun tengah menatap secangkir kopi hitam panas dihadapannya, “Tuan presdir yang menyuruhku untuk memesannya minuman itu untuk anda.” Ucapnya.
“Ah,” lega Kyuhyun dan ia mengambil cangkir itu dan meminumnnya.
Ponsel Sooyoung bergetar ada pesan masuk disana. Sooyoung mengambil ponselnya dan ditatapnya layar datar nan panjang itu. “Mianhae Sekertaris Cho. Aku tidak bisa menemani anda untuk menunggu presdir disini. Karena ada urusan penting. Permisi.” Ucapnya sambal berdiri dan menundukkan sedikit kepalanya.
Kyuhyun menganggukkan kepalanya tanpa menatap Sooyoung.
Setelah menegakkan kepalanya, Sooyoung bergegas pergi dari cafe tersebut. Ada rasa sedih disana, ‘Mengapa kau tidak mau memandangku Cho Kyuhyun.’ Gumamnya.
Kyuhyun terdiam, ia tengah memikirkan sesuatu. “Apa sikapku terlalu kasar untuknya? Kurasa itu sebanding dengan apa yang ia lakukan padaku dulu.” Lalu ia melanjutkan kegiatannya kembali.

Sementara disebuah kedai eskrim ditengah pusat kota, Sulli tengah menunggu kehadiran unnienya itu setelah sebelumnya ia berkirim pesan singkat.
“Eskrim cokelat ini lezat sekali.. heemmmm aku memang sangat menyukai eskrim..” matanya berbinar – binar memandangi semangkuk eskrim cokelat berbalut butiran gula putih halus diatasnya.
“Hoooo… dongsaengku ternyata penikmat eskrim sejati rupanya? Sampai – sampai air liurmu itu mengalir disudut bibirmu..” goda Sooyoung yang baru tiba.
“Hah? Unnie…” sontak Sulli bangkit dari duduknya dan memeluk unnienya itu. “Apa kabar unnie?”
“Kabarku baik – baik saja. Kau sendiri bagaimana?”
“Aku? Lihatlah kebugaran tubuhku ini. Unnie bisa lihat sendiri kan? Begitu sehatnya diriku.. hahahaa…”
“Kau ini, ayo kembali duduk.” Ucap Sooyoung sambal mengusap pucuk kepala adik kesayangannya itu.
Sulli kembali duduk berhadapan dengan Sooyoung, “Ah unnie kau mau memesan eskrim apa?”
“Ah tidak karena ini masih pagi.”
“Hem?” Sulli melihat jam tangan dipergelangan tangannya, “Baru pukul sepuluh unnie. Sudah sedikit siang.”
Sooyoung tetap menggelengkan kepalanya.
“Baiklah…”
“Nah, ada apa kau memintaku kemari?”
Sesaat Sulli menghentikan kegiatan makannya, ‘Apa aku harus jujur mengenai Seohyun dan namja itu?’ tanyanya dalam hati.
Sooyoung mengeryitkan dahinya dan melambaikan telapak tangannya kewajah Sulli. “Sulli-ah, apa kau melamun?”
“Hah? Eh tidak tidak.” Sadarnya. “Begini unnie. Aku ingin membicarakan mengenai Seohyun dan namja itu.”
“Hn namja itu? Siapa maksudmu?”
“Namja yang kau cintai unnie, siapa lagi?”
Raut wajah Sooyoung berubah ketika mendengar ucapan Sulli, “Ada apa dengannya?”
“Hem.. begini.. sebenarnya antara Seohyun dan namja itu tidak ada hubungan apa – apa. Mereka bertemu tanpa disengaja, tapi bukan tanpa disengaja sepertinya. Lebih tepatnya direncanakan oleh kakaknya Seohyun dan tunangannya.”
“Direncanakan? Apa maksudmu?”
Sulli menelan salivanya ketika ia memandang wajah kakaknya yang terlihat terkejut dengan perkataannya.
***
Sekumpulan awan putih bergerumul dilangit yang biru itu, membuat pemilik kedua bola mata yang indah itu terpana. Begitu sejuk udara dipagi hari ini dengan sentuhan lembut angin yang menerpa sebagian sisi pipi chubby miliknya. Helaian demi helaian rambut coklatnya berterbangan dengan teratur tidak membuatnya terganggu, terukir senyuman manis dikedua ujung bibirnya yang mungil itu.
Seohyun tengah duduk sendirian disebuah pohon yang rindang didalam taman kampusnya, ia membuka helai tiap helai buku yang kini ia baca. Setelah sebelumnya ia menatap langit nan cerah disana.
Ponsel Seohyun bergetar, segera ia buka ponselnya. “Unnie?”
“Yobseo unnie?”
“Ah, Seohyun-ah. Kau saat ini tengah berada dikampus?”
“Ne, unnie. Ada apa kau menelponku?”
“Aku takut lupa mengatakannya padamu. Hari minggu nanti kau dan aku pergi bersama untuk bertemu dengan Donghae Oppa.”
“Hn? Untuk apa? Apa aku akan menjadi penyamun disana?”
“Hahaa… tidak Seo-ah. Donghae Oppa mengundang kita kerumahnya.”
“Hem.. benarkah? Ada acara apa?”
“Aku tidak tau, pokoknya kau harus ikut denganku ne?”
“Okay.”
“Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya ya, sampai bertemu nanti malam dirumah. Jangan terlalu larut pulangnya ya. Dan jaga kesehatanmu.”
“Baik unnie.” Ucap Seohyun menutup teleponnya sambal tersenyum. “Hem.. sepertinya aku melupakan sesuatu.. ah Sulli-ah, mengapa jam segini dia belum muncul juga ya?”
***

Donghae tengah memeriksa sebuah berkas yang diberikan Kyuhyun padanya, saat ini mereka berdua masih berada dicafe tersebut.
“Hem.. jadi ini masalah yang sebenarnya?” tanya Donghae masih menatap dan meneliti setiap laporan yang Kyuhyun buat.
“Ne Hyung. aku mengumpulkan semua informasi dari masing – masing departemen. Mereka menjanjikan akan membuat inovasi baru dalam produk kita selama satu bulan ini dengan menghabiskan bahan baku yang sama.” Jelas Kyuhyun.
“Bagaimana perusahaan lain tau mengenai peluncuran produk baru kita disana? Bahkan mereka bisa lebih cepat launching dengan komposisi yang sama pula? Ini sangat mencurigakan? Apa ada pihak dalam yang membocorkan hal ini?”
“Sekertaris Park sedang mendalami kasus ini secara diam – diam, Hyung.” ungkapnya.
“Hem.. baiklah kalau begitu. Kita tunggu saja kabar dari Sekertaris Park. Dan kau terus pantau perkembangan disana Kyu.”
“Baik Hyung.”
Donghae menaruh berkas itu dimeja dan berganti mengambil secangkir kopi disana. “Hem,, Kyu apa minggu ini kau ada acara?”
“Tidak Hyung, ada apa?”
“Aku mengundangmu untuk datang kerumahku. Apa kau bisa?”
“Hn? Kerumahmu? Ada acara apa Hyung?”
“Datang saja. Okay?”
“Baiklah kalau itu permintaanmu.”
“Bagaimana kabarmu dengan Seohyun.”
Kyuhyun tersedak minumannya, ia terkejut mendengar nama gadisnya disebut.
“Kau tak apa Kyu?”
“Hmmm.. aku tak apa Hyung.” bergegas ia membersihkan bibirnya.
Donghae tersenyum, “Kau ini,”
“Aku sudah lama tidak bertemu dengannya Hyung. semenjak sepekan terakhir.”
“Oh, ya semenjak kau ditugaskan kepulau Jeju.”
“Benar.”
“Apa kau tidak memiliki nomor ponselnya.”
“Ahni.”
“Hemmm.. begitu, baiklah kalau begitu. Kajja kita kembali kekantor.”
“Baik Hyung.”
Kedua namja tersebut beranjak dari tempat duduknya dan bergegas keluar cafe tersebut.

***
Yoona dan Seohyun telah tiba dikediaman Donghae dan keduanya disambut hangat oleh kedua orang tua Donghae saat itu.
“Unnie, kenapa kau tak bilang kalau orang tua Donghae Oppa ada disini?” bisik Seohyun ditengah kerumunan beberapa orang dikediaman Donghae.
“Ahniya Seohyun-ah. Akupun tidak tau kalau mereka sudah pulang dari luar negeri. Dan aku juga tidak mengira Oppa akan mengadakan pesta kecil seperti ini.” Jawabnya dengan berbisik ditelinga Seohyun.
Seohyun mengangguk – angguk mengerti. Kedua bola matanya menelusuri tempat itu, berbagai macam orang yang hadir ia perhatikan satu – persatu. Pasalnya Seohyun hanya mengenal Donghae dan kedua orang tuanya, itupun pada saat Yoona bertunangan.
Yoona menarik sedikit gaun Seohyun dan Seohyunpun menoleh kearahnya. Yoona mengisyaratkan untuk mengikutinya dan meninggalkan tempat mereka berdiri disana.
“Ada apa Unnie?” tanya Seohyun.
“Ikut saja. Aku dipanggil oleh Donghae Oppa.”
“Oh.”
Langkah Seohyun terhenti ditengah, tenggorokannya tercekat dan degub jantungnya terasa terdengar dikedua telinganya. Hatinya berdebar – debar, melihat didepannya ada seorang namja yang saat ini memenuhi pikirannya.
Yoona tersadar akan sikap Seohyun, lalu ia kembali menghampiri Seohyun yang tertinggal dibelakang. “Hyunie-ah ada apa? Kenapa kau berhenti disini.”
“Ah, ahniyo Unnie. Kajja.”
Yoona mengangguk dan keduanya kembali berjalan ketempat yang dituju.
Sementara itu, Donghae yang sejak tadi memanggil Yoona dengan lambaian tangannya tengah berdiri berdampingan dengan Kyuhyun, tersenyum menunggu kedatangan Yoona dihadapannya.
“Ya Oppa, ada apa?” tanya Yoona saat tiba.
Donghae tersenyum melihat kecantikan gadis pujaannya itu. Yoona mengenakan gaun berwarna peach selututnya dengan akses kalung hadiah yang diberikannya beberapa bulan lalu. “Kau terlihat sangat cantic mala mini chagi-ah.” Ditutup dengan kerlingan nakal dari Donghae.
Yoona sedikit terkejut dan tanpa aba – aba ia mencubit kecil pinggang milik namjachingunya itu.
“Aww.. appo.” Lirih Donghae kesakitan.
“Paboya! Kau ini suka sekali menggodaku ya Oppa. Tidak usah gombal seperti itu.” Ucap Yoona dengan mengisyaratkan kalau mereka tidak sedang berduaan. Disamping mereka ada Seohyun dan Kyuhyun yang nampak sangat canggung.
Seohyun sejak tadi hanya menundukkan wajahnya dan Kyuhyun dengan tatapan dinginnya masih menatap seduktif diri Seohyun.
Yoona melirik namja disebelah Donghae. “Apa kabar Kyuhyun-ssi?” tanyanya mencairkan suasana. Karena ia merasa Kyuhyun nampak tidak biasanya dan ia terus – terusan melihat dongsaeng kesayangannya itu dengan dingin.
Kyuhyun tersadar dan merubah sikapnya dengan menunduk. “Ah, aku baik – baik saja Nuna.”
“Hem.. Nuna?”
“Ya, karena kau sebentar lagi akan menjadi istri dari Donghae Hyung maka aku harus memanggilmu Nuna.” Jawab Kyuhyun.
“Oh.. hahaa.. bisa saja kau ini.” Tawa kecil Yoona.
“Hemm.. Seohyun-ah kenapa kau diam saja disitu. Kau tidak ingin menyapaku?” tanya Donghae.
Seohyun mengangkat wajahnya, “Ah, mianhaeyo Oppa. Aku merasakan perutku agak sakit. Maaf bolehkah aku ke kamar kecil sebentar?”
“Kau ingin kekamar kecil, baiklah aku antar.” Ajak Donghae.
Kyuhyun menyelak langkah Donghae, “Biar aku saja Hyung. Kau temani Yoona Nuna saja disini.”
Seohyun terperanjat, niatnya adalah menghindari namja ini malah keadaannya berbalik.
“Ah, benar juga. Baiklah Seo-ah kau ikuti Kyu ya.” Kata Donghae.
Yoona mengangguk.
“Baiklah.” Jawab Seohyun.
Mereka berdua meninggalkan tempat itu sementara waktu.

Tidak ada yang mulai membuka percakapan sedikitpun diantara mereka berdua. Kyuhyun menunggu Seohyun didepan pintu kamar kecil. Seohyun termenung didalam, apa yang harus ia lakukan dengan bertemu namja itu. Namja yang pernah menyatakan cinta padanya.
“Paboya Seohyun-ya! Ottokhe?” ucapnya dengan raut wajah stressnya. Ia melihat wajahnya dari pantulan cermin dihadapannya. “Biasa saja, anggap tidak terjadi apa – apa. Oke Seohyun.”
“Kau ini lama sekali. Apa yang kau lakukan didalam sana?” tanya Kyuhyun dingin ketika Seohyun keluar dari dalam kamar mandi.
“Bukan urusanmu.” Jawabnya cuek.
Kyuhyun menarik pergelangan tangan Seohyun dan berjalan kesuatu tempat. “Eh, kau mau bawa aku kemana?”
“Sudah diam dan ikut saja.”
***
Donghae menaiki sebuah podium kecil ditengah ruangan itu. Ia mengajak Yoona kesana, mengenggam erat jemari Yoona.
“Oppa apa yang kau lakukan?” bisik Yoona.
Donghae hanya tersenyum. Ia meminta perhatian dari orang – orang yang hadir dipestanya.
“Mohon perhatian semuanya.” Ucapnya.
Sontak seluruh penghuni ruangan itu memperhatikannya tak terkecuali kedua orang tua Donghae. Yoona yang berdiri disampingnya terdiam.
“Terima kasih atas kedatangan rekan – rekan semuanya diacaraku hari ini. Acara yang diadakan untuk menyambut kedatangan kedua orang tuaku yang sangat aku cintai. Appa dan Eomma yang baru saja tiba dari luar negeri. Serta diacara ini aku akan melakukan sebuah sejarah yang dimana hari ini tidak akan pernah dilupakan olehku dan tunanganku ini.” Ucap Donghae disertai tolehannya kewajah Yoona. “Aku meminta kalian semua untuk menjadi saksi dari sebuah sejarah itu.”
Donghae merubah posisinya menghadap Yoona. Meraih kedua tangan Yoona lembut, Donghae berlutut dihadapan Yoona. Sontak itu membuat Yoona terkejut.
“Ya, Oppa!” serunya dengan lirih.
“Tenanglah chagi-ah.” Lirihnya.
Yoona menghela nafasnya dan mencoba untuk tenang. Sejak tadi ia merasa berdebar – debar.
“Didepanku ini adalah seorang wanita yang baik, tulus dan sangat penyayang. Dia adalah dewi bagi kehidupanku. Dewi yang terus memancarkan cahaya kebahagiaan, dewi yang terus memupuk benih cinta didalam hatiku, dewi yang selalu menjaga hatinya untukku.” Tuturnya sambil merogoh sesuatu disaku jasnya.
“Aahh…” lirih kejut dari bibir Yoona.
“Maukah kau menikah denganku Yoona-ah?” ucap tanya Donghae pada gadis dihadapannya itu. Yoona terdiam sejenak mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Donghae, “Apa Oppa?”
Donghae tersenyum dan mengulang kalimat yang sama, “Maukah kau menikah denganku dalam waktu dekat ini?”
Sebulir air mata yang ada disudut kedua mata indah Yoona mengalir pelan, begitu bahagia dan terharu dengan apa yang dilakukan tunangannya itu bahkan dilakukan didepan banyak orang dan didepan orang tuanya sendiri bukan sebuah ekspetasi dari pemikian Yoona.
“Hem?” Donghae masih menunggu jawaban dari Yoona, sejak ucapannya tadi tangan kanan yang terjulur kehadapan Yoona dengan sebuah cincin berlian didalam kotak merah pada genggamannya
“Oppa-ya….” Lirihnya dan disusul dengan anggukan.
“Ah… terima kasih chagi-ah.” Donghae berdiri dan menyematkan cincin itu dijemari Yoona.
Yoona menangkup bibirnya menahan tangis bahagianya dengan salah satu telapak tangannya, ia pandangi cincin itu dan kemudian beralih menatap mata Donghae.
Donghae memeluk Yoona dengan hangat dan dibalas olehnya.
Riuh tepuk tangan dari para penghuni ruangan tersebut tak terkecuali kedua orang tua Donghae.
‘Aku tau kalau ini pasti akan terjadi, dengan ia menjadikanku tunangannya tahun lalu tapi aku tidak menyangka kalau ia akan melamarku seperti ini.’ Ucap Yoona dalam hati.

***

Kyuhyun yang masih mengenggam pergelangan tangan Seohyun akhirnya tiba ditempat yang ditujunya, sebuah balkon yang cukup luas dikediaman Donghae. Kyuhyun memang sudah sering ketempat Donghae bahkan ia sering menginap disana, maka ia sangat hafal betul semua ruangan yang ada dikediaman hyungnya itu.
Kyu menghentikan langkahnya disertai Seohyun dibelakangnya.
“Yak! Kau..” ucapan Seohyun berhenti seketika saat Kyuhyun memeluknya dengan erat, Seohyun terdiam sesaat.
Kyuhyun melepaskan pelukannya perlahan, “Mianhae…” ucapnya sambil menatap kedua mata Seohyun. “Bogoshipeoyo Seohyun-ah.” Kali ini raut wajah Kyuhyun berubah menjadi sedikit lebih hangat.
Seohyun menghela nafasnya, “Kau ini.”
“Kau tidak merindukanku?” tanyanya.
“Cih, merindukanmu? Jangan mimpi!” jawabnya ketus dan membalikkan tubuhnya membelakangi Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum tipis dan terpikir untuk menggoda Seohyun. Ia mendekati Seohyun dan memeluknya dari belakang.
“Yak kau jangan kurang ajar padaku!” seru Seohyun yang terkejut saat tubuhnya dipeluk oleh seorang namja yang akhir – akhir membuatnya frustasi. Seohyun memukuli tangan dan lengan Kyuhyun yang melingkari tubuhnya.
“Teruslah memukulku kalau itu adalah salah satu pelampiasan rasa rindumu padaku.” Goda Kyuhyun.
“Hah?! Apa – apaan kau ini, mau menggodaku!” omel Seohyun yang masih memukul dan berusaha melepas diri. Namun apa daya tenaganya kurang kuat dari dekapan Kyuhyun.”Lepaskan aku Tuan Cho!”
“Aku tidak akan melepaskanmu kalau kau belum mengatakan rindu padaku.”
“Jangan harap!”
“Kalau begitu aku tidak akan melepaskanmu.”
“Aku akan berteriak.”
“Teriaklah, disini tidak akan ada yang dengar. Tempat ini jauh dari ruangan acara itu berlangsung.” Jelasnya dengan senyum smirknya.
“Mwo?” Seohyun terkejut, “Ah..kalau begitu aku akan melakukan ini.” Seohyun menginjak kaki Kyuhyun dengan heels sepatunya.
“Aww..” sontak Kyuhyun melepas pelukannya dan mengaduh kesakitan. “Yak! Nappeun yeoja!” teriaknya.
“Rasakan, itulah akibatnya kalau kau bermain – main denganku.” Cibir Seohyun berbangga diri.
“Hem.. kau ingin bermain – main denganku rupanya Nona Seo?” Kyuhyun berdiri dan berjalan menghampiri Seohyun dengan tatapan sinisnya.
Seohyun agak sedikit ngeri melihat sikap Kyuhyun seperti itu, ‘Apa aku berlebihan menginjak kakinya. Omo! Apa yang harus aku lakukan.’ ucapnya dalam hati. “Diam disitu Tuan Cho!” pintanya.
Kyuhyun menggelengkan kepalanya, “Ahni!”
Seohyun terpojok, Kyuhyun berhasil memojokkan Seohyun dipinggiran balkon. Ia menguncinya dengan kedua tangannya yang menyanggah disalah satu pembatas balkon. Seohyun menegak salivanya.
“Hehe.. kau terpojok Nona Seo.”
“Yak kalau kau melakukan sesuatu aku tidak akan segan – segan melakukan sesuatu lebih dari yang barusan.”
“Hn? Kau mengancamku?”
Seohyun terdiam. “Apa maumu Tuan Cho?”
“Ah.. mauku ya?” Kyuhyun mengalihkan pandangannya kelangit malam. Kemudian ia kembali menatap kedua mata Seohyun dalam. Bukan tatapan dingin atau sinis seperti biasanya, namun tatapan yang pernah Seohyun lihat sebelumnya. Tatapan hangat nan lembut yang sedikit membuat hati Seohyun berdebar.
“Tuan Cho?”
“Seohyun-ah, aku tidak akan bermain – main denganmu. Dengarkan aku, hal ini tidak akan aku ulangi lagi.” Ucapnya sembari mendekap pipi Seohyun dengan telapak tangannya. “Aku mencintaimu, maukah kau menjadi kekasihku?”
Seohyun kembali mencerna kata – kata Kyuhyun, ini pernyataanya yang kedua kali. “Mwo?”
Kyuhyun tersenyum kecil, “Sudah kubilang aku tidak akan mengulangnya.”
“Ah..eng..” gugupnya.
“Aku akan menunggu jawabanmu.” Ucapnya sambil mengecup lembut kening Seohyun dan diakhiri dengan senyuman hangat yang tak sembarangan dilihat oleh orang lain milik Kyuhyun.
Seohyun tertegun, “Ng?”
Kyuhyun merenggangkan jarak diantara mereka berdua, “Kajja, kita kembali keruangan dimana Donghae hyung dan kakakmu berada.” Ajaknya dan ia melangkah lebih dulu.
Seohyun mengangguk dan menuruti ajakan Kyuhyun. Dalam langkahnya ia masih berpikir dengan apa yang baru saja diutarakan namja bermarga Cho itu, entah jawaban apa yang harus ia katakan pada namja yang memenuhi kepalanya itu.
Disaat yang bersamaan dan tempat yang tidak jauh dari sana, ada seseorang yang menahan rasa sedih dan air matanya.

***
Sooyung masih termenung mengingat kejadian diacara Donghae semalam. Ia masih merasakan sesak nafas yang ia rasakan. Tatapan matanya pun tidak fokus didepan layar komputer kerjanya
“Sooyoung-ah….” Yuri yang ceria memanggil Sooyoung, namun ekspresinya berubah seketika melihat tidak ada tanggapan dari Sooyoung “Ya, Soo-ah ada apa denganmu?” tanyanya mengguncang pelan bahu Sooyoung.
Sooyoung tersadar dari lamunannya, “Ah, Yuri-ah sejak kapan kau ada disini?”.
“Hem? Kau tidak mendengar aku memanggilmu?” Yuri memposisikan dirinya disamping Sooyoung.
“Haa..Mian. aku tidak mendengarnya.”
Yuri menajamnya kedua matanya, “Hey, apa kau ada masalah? Kau terlihat sangat sedih sekali.”
“Ahni, tidak ada kok.” Jawabnya sebisa mungkin merahasiakan rasa sakit yang ia hadapi sekarang.
“Sooyoung-ah, jangan berbohong padaku. Aku tidak mudah ditipu. Dengan tingkah lakumu yang tidak biasanya seperti ini tidak mungkin tidak ada apa – apa. Ayolah cerita padaku.”
Sooyoung terdiam, ia tengah berpikir apakah sebaiknya ia mencurahkan semua isi hatinya pada sahabatnya ini. “Bisakah kita bicara dilain tempat?”
Yuri mengangguk.

Kantin kantor,
“Aku.. aku akan berhenti mencintai namja itu.” Lirihnya.
“Hn? Kau menyerah?” tanya Yuri sambil menyeruput orange juice digenggamannya.
Sooyoung mengangguk pasrah.
“Selama bertahun – tahun akhirnya kau menyerah begitu saja?”
“Yuri-ah, aku tidak tau harus bagaimana lagi agar hubunganku dengannya menjadi seperti dulu. Aku sudah berusaha agar bisa dekat dengannya, tapi…”
“Dia mengabaikanmu karena sakit hatinya yang masih membekas?”
“Benar….” Sooyoung memandang secangkir teh dimeja, “Bahkan ia menjadi sangat dingin padaku, bicara padaku hanya seperlunya dan itupun hanya urusan pekerjaan.”
“Kau benar – benar mencintaimu namja itu?”
Sooyoung mengangguk, “Dan mungkin ia tak mengetahuinya.”
“Sooyoung-ah, aku tidak tau apa yang terjadi diantara kalian baik dulu maupun saat ini. Tapi yang aku harap sebagai sahabatmu adalah kau tetap menjadi seorang wanita yang kuat akan rintangan apapun. Aku berharap semua keputusan yang sudah kau pikirkan baik – baik adalah jalan terbaik bagimu dan kau tidak menyesalinya dikemudian hari.” Ucap bijak Yuri.
“Ne, Yuri-ah. Keputusan aku menyerah pada perasaanku sudah bulat.”
“Apa yang membuat kau memutuskan hal itu?”
Sooyoung terdiam, “Aku melihatnya dengan yeoja lain dan sepertinya ia mencintai gadis itu.”
“Apa kau sudah memastikannya?”
“Dia bukan namja sembarangan yang memperlakukan seorang wanita seperti itu, aku yakin ia pasti memiliki perasaan lebih padanya.”
“Hmm…”
“Maka dari itu aku memutuskan untuk berhenti mencintainya.”
Yuri menepuk bahu Sooyoung, “Tetap semangat Sooyoung-ah.. aku yakin kau akan menemukan cinta sejatimu.” Ucapnya dengan tersenyum.
“Ne.” jawab Sooyung balas tersenyum kecil.

***

Tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...