Jumat, 27 November 2015

Cerbung Fantasi : The world of dreams and two pendants - chapter 1

The world of dreams and two pendants
Chapter 1


Genre : Fantasi, romance

This first i'am writing for a story about fantasy..
Just for my hoby for read a comic and watch a anime movie..

Happy reading and sorry for typo.. ^^
And don't plagiat!

***

"Matanya indah." aku berdecak kagum. "Biru saphire, warna yang aku suka." aku tak henti - hentinya memandang sepasang mata indah itu.
"Hoooiii.." dia mengusik kegiatanku.
"Jangan berkedip!" aku protes padanya. Ku kepalkan kedua telapak tanganku kebawah dan berdiri kesal.
"Eh, tapi itu reflek." dia tersungkur dari duduknya.
Aku geram karena dia mengusik tatapan kagumku pada kedua matanya. "Kau menyebalkan, aku kan mau lihat sebentar!" aku berteriak padanya.
"Apa - apaan sih, kedipan itu reflek tau! Aku tidak bisa menahannya. Bodoh!" dia terlihat membersihkan kotoran dibaju dan lengannya.
Aku menggembungkan kedua pipiku dan memalingkan wajahku kesal, "kenapa aku tidak memiliki warna mata seindah itu?!" gumamku. "Kau memakai kontak lens ya." tuduhku dengan menghampiri dirinya dekat.
Dia memundurkan posisinya, "eh, apa?"
Aku menatapnya seksama tanpa kedip, menatap kedua bola mata biru itu.
"Mundurlah sedikit." dia mendorong  bahuku untuk sedikit menjauh sambil menundukkan wajahnya. "Jangan terlalu dekat!" 
'Eh, apa itu wajahnya memerah?' aku tertegun dengan reaksinya.
"Kau ini, kita baru saja kenal. Kenapa kau ini agresif sekali? Kau ini wanita atau bukan sih?" ucapnya terlihat sedikit kesal dengan matanya yang terpejam.
'Ah iya aku lupa, aku baru bertemu dengannya, bodohnya aku ini!'
Dia memalingkan wajahnya dan membelakangiku."Gadis aneh."
"Hah? Apa maksudmu itu aku?" 
Dia mengangguk.
"Maaf kalau tindakanku tadi sedikit membuatmu kesal." aku membungkukkan badanku menghadapnya.
Dia berbalik dan terkejut, "Ah sudahlah, tidak apa - apa."
"Benarkah? Terima kasih." ucapku tersenyum padanya.
Tampak seburat garis merah diwajahnya.
"Kenalkan aku Safrina, panggil saja aku Ina." 
"Ahh.. Aku Fazi." jawabnya sambil menggaruk tengkuk.
Aku melihat sekelilingku, sangat asing bagiku. Pohon - pohon nan tinggi menjulang dan sangat rimbun. Aku berada dihutan yang aku sendiri tidak tau dimana. Aku mencoba melangkahkan kakiku lagi kedepan ada seberkas cahaya terang disana.
"Eh hei, kau mau kemana?" tanyanya sontak ketika aku berjalan menjauhinya.
"Aku mau kearah cahaya itu." jawabku tanpa menoleh padanya.
Dia berjalan dibelakangku dengan diam, dengan kedua tangannya direntangkan dibelakang kepalanya.
'Ini aneh, aku belum pernah kehutan ini sebelumnya. Seingatku aku sedang tertidur. Apakah ini mimpi?' gumamku. Aku menoleh kebelakang dengan menghentikan langkah kakiku. Aku memperhatikan dia, laki - laki bermata biru itu. Dia menyadari aku tengah menatapnya.
"Eh? Ada apa?" tanyanya bingung. Kali ini ia menurunkan kedua tangannya itu.
Aku berjalan mendekatinya, "kau ini sebenarnya siapa? Kenapa pakaianmu aneh seperti itu?" selidikku mendelik tajam tepat dimatanya.
Dia terdiam dan membulatkan kedua matanya, "ah hahaaahahaha.. Ada apa dengan pakaianku?"
Aku mengalihkan pandanganku kearah lain, memikirkan sesuatu 'dia merasa tidak aneh? Padahal pakaiannya seperti prajurit yang ada di film anime - anime. Baju yang berlapis berwarna biru dan abu, kerah baju yang tegak, sarung tangan dan itu ada pedang disamping saku celananya'.
"Apa?!" aku terkejut ketika aku tak sengaja melihat pakaianku saat ini. "Hah? Aku memakai baju apa ini?" 
Dia mengernyitkan dahinya, "Hoi, Ina ada apa dengan dirimu? Sepertinya ada yang membuatmu bingung?"
"Sebenarnya aku ada dimana?" 
"Hutan."
"Kenapa pakaianku seperti ini. Lihatlah." aku memperlihatkan padanya. Aku mengenakan baju seperti prajurit wanita juga.
Dia melihat penampilanku dari atas hingga bawah dengan seksama sampai pada bagian tertentu wajahnya menjadi merah, "tidak ada yang aneh." ucapnya sambil memalingkan wajahnya yang memerah itu.
"Kenapa dengan wajahmu?"
"Aa... Itu.. Rok mu terlalu pendek." tunjuknya kearah rok yang kukenakan.
"Apaa???  Arrghhhh.... Kau itu mesum ya.. Bodohh!!!!!" teriakku.

***

Aku berlari sekuat yang aku bisa. Tidak boleh aku berhenti. Anjing hutan itu terus mengejarku. Aku sudah begitu kelelahan. Tolong aku, siapapun tolong aku. Aku tidak bisa bersuara, ada apa dengan tenggorokanku?
"Aahh..." aku terjatuh, kakiku tersangkut akar pohon yang menjalar kepermukaan tanah. Anjing - anjing hutan itu berhenti dan menggeram. Kedua matanya seakan ingin menerkam dan memakanku hidup - hidup. Aku ketakutan dan memundurkan tubuhku menjauh dari hewan buas itu. Ada tiga ekor anjing hutan besar yang entah dari mana asalnya tengah mengejarku ketika aku tiba dihutan ini.
'Tolong, tolong aku' aku berteriak dalam hati, aku benar - benar takut. Anjing - anjing itu mendekat dengan air liur yang berbusa dimulutnya. Tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini dan aku pasrah. Ku gengam batu berwarna hijau diliontin yang mengalung dileherku erat dan kupenjamkan kedua mataku. Kuharap ini hanya sebuah mimpi.

"Hiaaaattttt..." seorang pemuda berbaju serba hijau gelap dan abu itu datang tiba - tiba dihadapanku dan bertarung dengan pedangnya melawan ketiga ekor anjing hutan itu.
Aku melihatnya terkejut dan masih ketakutan.
Dalam waktu sekian menit, ia berhasil mengalahkan hewan buas itu. Ia terlihat kelelahan dengan mencoba mengatur nafasnya. Pedangnya ditempatkan kembali disarung pedang yang berada dibelakang tubuhnya.
"Apa kau baik - baik saja?" tanyanya ketika ia berbalik kearahku dan menghampiriku yang ketakutan itu.
"Aa..aa..ku baik - baik saja. Terima kasih." ucapku menunduk. Kedua matanya bersinar seperti batu didalam liontinku, hijau dan ia memiliki paras tampan. 
Ia mendudukan tubuhnya dihadapanku dan menatapku dengan tatapan dinginnya.
"Kau baru ke hutan ini? Sebelumnya aku tidak pernah melihatmu."
"Ah, iya." aku masih menundukkan wajahku.
"Apa kau tau rumahmu, biar aku antar."
Aku menenggakkan wajahku kembali, "rumahku?" bodohnya, aku tidak tau ini dimana. Seingatku aku tertidur dikamarku, apakah ini mimpi?
"Rumahmu dimana?" tanyanya lagi.
"Ah, anu... Aku tidak tau. Aku..aku..sepertinya aku tidak tau ini dimana?"
Dia tersentak, "bagaimana bisa kau kehutan ini?"
"Aku tidak tau kenapa tiba - tiba aku disini. Seingatku beberapa jam yang lalu aku sudah disini dan anjing - anjing besar itu ingin menerkamku. Langsung aku berlari tanpa tujuan. Yang terpikirkan olehku bahwa aku harus selamat dari hewan itu."
Dia berdiri dan menawarkan tangannya, "ayo kubantu kau berdiri."
Aku tertegun dengan sikapnya, "ah.."
Dia terdiam menunggu reaksiku, masih dengan tatapan mata dinginnya yang menatap tepat dikedua bola mataku.
Aku masih belum bisa bergerak, sepertinya tubuhku tiba - tiba saja menjadi kaku. "Aku tidak bisa bergerak." desisku.
"Ha!" eluhnya yang kemudian menggendongku bak seorang putri. Aku terkejut dengan tindakannya.
"Sepertinya kakimu terkilir, aku akan coba menyembuhkan luka dikakimu itu dirumahku." ucapnya memandang lurus kedepan.
Aku merasa malu sekali, wajahku sudah terasa memanas dan memerah. Aku menyembunyikan wajahku itu didadanya. "Hem.."

"A..anu.. Siapa namamu?" aku memberanikan diri setelah beberapa menit ia menggendongku.
"Zida."
"Ah, Zida. Terima kasih atas pertolonganmu." ucapku.
"Hem." gumamnya.
Kami terdiam cukup lama. Ia tak sekalipun menoleh kearahku, tapi aku sesekali mencuri pandang kewajahnya yang teduh itu.
Lekuk wajahnya begitu bagus, hidungnya mancung, kulitnya putih bersih dan bibirnya yang tipis. 'Bodoh! Apa-apaan kau ini.' protesku dalam hati atas tindakanku yang memalukan ini.
"Ada apa dengan wajahku? Sejak tadi kau menatapku diam - diam." selanya.
"Ahh.. Hehee tidak ada apa - apa kok." jawabku malu.
"Siapa namamu?" tanyanya tiba - tiba.
"Ah, aku?" aku sedikit terkejut, "namaku Safriza, panggil saja aku Iza."
"Hem, Iza. Nama yang unik" ia mencoba memanggilku.
Aku tersenyum mendengarnya.

***

Disuatu tempat ada seorang wanita berjubah serba hitam tengah mengawasi kedua gadis itu dengan senyum liciknya. Alat seperti bola besar yang berada tepat dihadapannya.
Dan seorang asisten berbaju serba merah dan berambut panjang berwarna pirang itu disampingnya.
"Akhirnya aku bisa menghadirkan kedua gadis itu kedunia ini setelah sekian lama aku menantinya. Segel pengunci dunia ini yang telah kuhancurkan beberapa waktu lalu telah perlahan menarik gadis - gadis itu datang kedalam dunia ini."
Ucapnya dengan suara yang begitu tajam.
"Kau memang orang yang hebat master." asisten itu tengah memujinya.
"Sekarang saatnya aku harus menghancurkan kedua gadis itu dengan tanganku sendiri. Sama halnya seperti menghancurkan ibu mereka. Hhhhhhh... Hahahahahaaa" seringainya.
"Jangan kau kotori tanganmu dengan darah mereka Master. Biar aku yang akan menangani mereka berdua." asisten itu menawarkan dirinya kepada Black Master.
"Hem, apa kau yakin? Sino?"
Dia menganggukkan kepalanya, "Apapun yang membuatmu senang, aku akan melakukannya."
"Hem, baiklah. Tapi kau harus berhati - hati dengan kedua orang pemuda itu. Mereka adalah salah satu ksatria dihutan ini. Dan aku belum mengerti kenapa kedua gadis itu bisa bertemu dengan mereka."
"Baik Master. Aku akan membuat rencana dengan pasukanku untuk membinasakan mereka dan mengambil apa yang engkau inginkan."
"Hem.. Baiklah." sinisnya.
"Aku permisi." Sino, sang asisten itu pergi dari tempatnya meninggalkan Black Master yang tersenyum licik sendirian.
"Sebentar lagi impianku akan tercapai.. Hhhhh... Hahahahaha"

***

To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...