Selasa, 24 November 2015

Real Story : Lovely Baby Chapter 2 End

Lovely Baby
Chapter 2 End

***
Ketika cinta diharapkan datang, terkadang ia tak akan datang dengan segera. Sama halnya ketika kita menginginkan sesuatu terkadang ia tak datang segera, namun ketika kita membutuhkan walaupun tanpa sadar ia akan datang seperti cahaya yang hangat dan membuat perasaan dihati ini menjadi indah.

Waktu berlalu dengan cepat walau masih dalam hitungan hari, kami semakin akrab. Ya aku dengan laki - laki berwajah baby face itu. Setiap sore kami bersenda gurau dan ketika malam datang kami bertelepon dan bersms ria.
Hingga suatu malam itu datang tak terduga.
"Apa ada cewe yang kamu suka saat ini?" tanyaku.
"Hmm.. Katanya saya mau dikenalin sama adikmu." jawabnya diseberang sana.
"Oh iya ya.. Heheee.. Maaf ya aku belum kasih tau ya ke kamu."
"Apa?"
"Adikku gak mau sama kamu.. Hehee"
"Hahaaa sudah saya duga kan." 
"Iya maaf yah."
"Sama kakaknya juga boleh kok."
"Eh, aku gak punya kakak cewe. Aku anak pertama kan kamu tau. Aku juga gak ada kakak angkat cewe." spontan aku jawab tak mau salah tangkap.
"Kamu ada yang disuka? Maksud saya ada cowo yang disuka?" dia langsung mengalihkan pertanyaan.
"Cowo yang disuka? Hmmm kayaknya ada deh." terkaku.
"Siapa? Saya boleh tau?"
"Kasih tau gak ya.. Hehee" candaku, "kamu kasih tau dong, siapa yang kamu suka dulu baru aku kasih tau deh."
"Enggak ah, kamu dulu."
"Kamu dulu dong, oh jangan - jangan kamu balikan sama mantanmu ya?"
"Kan sama kamu gak boleh."
"Eh kamu ngikutin omongan aku ya?"
"Iya karena saya pikir ada benarnya juga."
"Terus sama cewe diluar negeri sana gimana? Apa kamu mau nunggu dia?"
"Enggak juga, soalnya kalau dipikir - pikir dia pernah nyakitin perasaan saya sih. Dia milih temen saya bukan milih saya. Padahal kalau minta tolong apa-apa pasti ke saya."
"Aduh yang kesel.. Hahahaa.."
"Apa yang lucu, udah ayo jawab siapa orang yang kamu suka sekarang."
"Ng.. Aku kasih tau kisi - kisinya ya." aku berpikir sejenak, "hmmm.. Dia selalu berjalan dibelakangku setiap ketemu diparkiran motor dan gak pernah nyapa aku disana, dia pendiam tapi sebenarnya enak diajak ngobrol." jawabku malu.
"Ng..  Itu kayaknya saya tau deh."
"Ah, masa sih. Aduh.." aku merasa takut ketahuan, "trus cewe yang kamu suka siapa?" aku sebutkan satu - satu termasuk namaku padanya, tapi dia bilang tidak! "Terus siapa?"
"Kasih tau dulu cowo itu, baru saya kasih tau kamu."
"Ehh...ng..." aku terdiam, "itu, itu... Ng.. Itu orangnya..."
"Saya kan?" terkanya cepat.
"Eh, kok kamu tau?" tanyaku terkejut.
"Saya setiap ketemu kamu diparkiran motor selalu berjalan dibelakang tanpa memanggilmu atau bicata sama kamu, karena saya malu. Benar kan?"
"Ihh kamu ge-er"
"Tapi bener kan?"
"Ng.. Iya." jawabku pelan, "eh cewe itu siapa?"
"Kamu."
"Hah? Aku? Sejak kapan kamu suka sama aku?"
"Udah lama. Sejak ketemu ditempat kerjaku sebelumnya pas sekali ada acara rapat rencana kerja tahunan bulan Januari lalu."
"Januari?"
"Iya waktu itu kita cuma kenal aja, tapi gak bicara satu sama lain. Karena saya malu bicara sama kamu, apalagi kalau ada kakakmu itu pasti saya diledekkin deh. Pas ada informasi saya dimutasi ke tempatmu, jujur saya senang. Dan berusaha dekat dengan kamu, walaupun pada saat itu kamu udah punya pacar."
"Jadi salah kirim sms itu cuma modus aja buat deketin aku?"
"Iya, kalau gak gitu saya gak bisa sms kamu."
"Terus kamu cerita tentang mantanmu dan cewe - cewe lain ke aku, terus kamu mau balik atau milih cewe itu maksudnya apa?" 
"Aku pengen bikin kamu cemburu."
"Bohong!"
"Enggak saya gak bohong kok. Saya tau kamu udah punya pacar, tapi saya suka sama kamu walaupun cuma jadi temen itu udah bikin saya senang. Walaupun dilubuk hati saya yang paling dalam saya pengen kamu udahan sama pacar kamu itu."
"Loh kok, kamu jahat banget berpikiran seperti itu."
"Habisnya saya suka kesel kalau saya dengar cerita kamu tentang dia dan bikin kamu nangis. Kalau dia benar - benar sayang sama kamu, gak akan bikin kamu nangis."
Aku tercengang dengan kata - katanya, ternyata selama ini dia menyimpan perasaannya.
"Jadi kita sama - sama memiliki perasaan yang sama kan sekarang." tuturnya kembali.
"Hmm iya. Jadi kita?"
"Jalanin aja dulu, tapi saya ada permintaan."
"Permintaan apa?"
"Saya ingin menjalani ini dengan serius, jadi saya minta sama kamu untuk serius jalan bersama saya."
"Iya pasti, kita jalanin aja dulu. Aku orangnya serius kok. By the way, kenapa kamu suka sama aku? Aku kan gak cantik."
"Aku suka kamu apa adanya, bagiku kamu anggun, penampilan sederhana kamu itu yang aku suka."
"Hmmm begitu ya.."
"Haahhh... Sudah malam sampai ketemu besok dikantor."
"Ah, iya.."
Pembicaraan panjang itu berakhir bahagia, aku tersenyum sepanjang malam.. Tidak aku pernah sangka sebelumnya, tidak lama putus dengan pacarku hanya dengan hitungan hari aku telah jatuh cinta dengan laki - laki lain. Sangat diluar akal dan ini bukan aku sekali. Tapi inilah kenyataannya dan yang terpenting aku berharap kalau dirinya memang yang terbaik dari laki - laki sebelumnya.

***

Backstreet, itulah istilah yang kami jalanin ketika sudah berada dikantor. Pekerjaan adalah kewajiban kami, maka hubungan pribadi tidak boleh mengganggu. Profesionalitas itu yang kami jalani, dikantor tidak ada seorangpun tau bahwa kami tengah menjalin hubungan. 
Kami menjalani hubungan sama seperti orang kebanyakan namun masih dalam batas - batas tertentu. Dia adalah makhluk Allah yang memang dikirimkan untukku, membuatku bahagia dan menjadi wanita seutuhnya. Dia memberikan apa yang belum pernah aku rasakan, dia memberikan kasih sayang dan perhatiannya padaku. Menerima segala yang aku punya, kekurangan, kelebihan bahkan keadaan keluargaku yang tidak utuh lagi saat itu.

Perjalanan asmaraku tidak semulus yang diinginkan, banyak tantangan dan halangan yang datang baik dari dalam ataupun dari luar. Atasanku tidak menyukai hubunganku dengannya, sangat terlihat kalau mereka tidak suka bahkan cemburu dan seolah - olah mereka ingin aku segera berpisah dengannya. Tapi kami berdua tidak menggubris omongan mereka, mencoba untuk tidak peduli walaupun sebenarnya sangat tidak diinginkan.
Temanku pun tidak bisa berdekatan denganku saat itu, ya dikarenakan aku selalu sibuk lembur untuk biaya hidup keluarga dan sekolah adikku. Dan aku harus membagi waktu untuknya dan keluargaku juga, tapi aku merasa mereka tidak mengerti yang akhirnya membuat mereka semakin jauh dariku.
"Aku masih punya Allah. Dia tau yang terbaik dalam hidupku. Walaupun aku sendiri, jika memang ini sudah suratan aku akan coba untuk ikhlas. Aku akan membuktikan bahwa aku pasti bisa. Aku yakin! Aku yakin!" seruku terhadap diriku sendiri.

***

Tiga tahun berlalu dengan penuh cerita seperti permen nano-nano. Aku masih bersamanya, bersama laki - laki yang mencintaiku apa adanya dan aku juga mencintainya. Kami berniat untuk melanjutkan masa depan kami yaitu ke jenjang pernikahan.
Kemanapun aku ingin pergi dia selalu menemaniku, asalkan aku senang dia juga pasti senang.
"Aku mau kita menikah." ucapku, dia terdiam. "Kamu dengerin aku gak?"
"Mas denger kok, mas juga mau menikah dengan kamu." ucapnya.
"Beneran?"
"Kamu udah ngebet yah?" godanya yang kala itu kami sedang duduk direrumputan didekat rumah -rumah adat taman rekreasi TMII.
"Ihh apa sih kamu, udah nih makan bekalnya." aku menyuapi sesedok nasi goreng beserta potongan nugget ayam kesukaannya dan dia melahapnya dengan tersenyum.

Kami sering berjalan bersama - sama, ke Ancol, TMII, Curug atau ke kampung halamannya. Ah, aku sudah mengenal kedua orang tuanya dan mereka sangat baik kepadaku. Dan yang lebih bersyukurnya adalah aku direstui oleh Ayahnya yang super jutek sama perempuan itu.

"Tunggu mas sampai lulus kuliah ya, baru habis itu mas lamar kamu?"
"Iya, aku tunggu kok."
Tidak mulus, jalan menuju pernikahan itu tidak akan bisa mulus. Dan mitos itu memang benar adanya, banyak halang rintang yang hampir saja membatalkan pernikahan kami. Mulai dari datangnya perempuan yang dulu disukai kekasihku, dana pernikahan yang tiba - tiba lenyap karena suatu hal dan yang lain-lainnya.
Tapi kami percaya kepada rencana Allah dan akhirnya kami menikah pada hari Sabtu, 14 Desember 2013. Aku bahagia.

***

Suamiku sudah bekerja ditempat yang baru dalam beberapa bulan belakangan ini dan aku masih bekerja ditempat yang lama. Kehidupanku sangat sederhana dan alhamdulillah kami sudah memiliki sebuah rumah yang sederhana juga. Perabotan dalam rumah kamipun ala kadarnya, tetap kami sukuri karena ini adalah salah satu nikmat dari Allah SWT.

Bulan berganti bulan, kami menunggu buah cinta kami yang selalu kami harapkan. Hampir setiap bulan aku selalu menangis jika tamu bulanan datang, tapi suamiku menguatkan aku untuk tidak terlalu hanyut dalam kesedihan.
Aku terfokus kepada kuliahku yang saat itu sudah semester akhir. Suami dan keluargaku menyemangatiku setiap aku terlihat down. Aku sangat bersyukur dengan adanya perhatian mereka.

"Mas, kenapa ya Allah kok belum kasih kita anak? Apa ada yang salah?" tanyaku saat itu kami tengah bersantai diakhir pekan.
"Mas juga kurang tau Dek, kita tunggu aja. Mungkin Allah sedang merencanakan yang terbaik untuk kita." ucapnya menyemangatiku.
"Tapi dari segi kesehatan kita berdua sehat. Apa kita kurang dekat dengan-Nya?"
"Itu bisa jadi, Allah ingin kita selalu dekat dengan-Nya. Allah ingin kita meminta, memohon hanya pada-Nya dan jangan lupa mesti ikhtiar juga."
"Iya Mas."
Suamiku mengelus - elus rambutku penuh dengan kasih sayang dan mengecupnya disana.
Berbagai cara kami lakukan agar kami dapat memiliki seorang anak mulai dari mengikuti saran orang lain sampai melakukan program hamil ke dokter. Terkadang aku tidak mengerti, kenapa ada orang yang begitu tega membuang anaknya? Yang dimana masih banyak orang yang berharap mendapatkan seorang anak.

Tidak sedikit juga omongan - omongan orang lain yang menyakiti hati atau perasaanku mengenai hal itu. Terkadang mereka tidak pernah bisa paham begitu sulitnya aku memperoleh seorang anak, tapi tidak sedikit juga orang yang memahami keadaanku seperti ini.

***

Sudah 1 tahun 10 bulan sejak pernikahanku, tepatnya pada bulan Oktober. Aku merasakan keanehan pada tubuhku yang sering kali kelelahan. Aku juga sadar kalau jadwal tamu bulanan sudah telat, akhirnya aku diminta suamiku membeli alat tes kehamilan.
"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya Engkau mendengar doaku." aku menangis tersedu - sedu memeluk suamiku yang kala itu juga terlihat sangat gembira.
"Akhirnya kamu hamil juga ya Dek." ucapnya sambil terus memelukku erat dengan isak tangis yang terus menderu didada bidangnya.

Saat itu adalah saat yang paling indah setelah hari pernikahanku.
"Mama akan menjaga kamu nak. Pasti." gumamku.
"Kamu jangan capek - capek ya Dek." ucap suamiku sambil mengecup keningku sesaat sebelum berangkat kerja.
Teman - teman dan keluargaku mengucapkan selamat atas kehamilanku. Banyak petuah - petuah yang aku dapatkan saat itu. Banyak perhatian dari mereka terhadap kehamilanku, kehamilan yang sangat istimewa bagiku.

Tapi, jalan menuju pertemuan antara orang tua dan anak itu harus kandas. Ketika memasuki usia dua bulan kehamilan, janin yang ada dikandunganku tidak berkembang dan dokter kandunganku memvonis bahwa aku harus melakukan operasi kuretase.
"Kenapa Mas? Kenapa begini?" aku menangis sekencang - kencangnya di dada suamiku itu, dia hanya mengelus - elus kepalaku sabar. 
Aku benar - benar terpukul saat itu, ini adalah ujian yang benar - benar menguras air mataku. Harta duniaku, buah hatiku yang sangat berharga itu kini telah diambil oleh pemiliknya. Hatiku hancur berkeping - keping saat itu, aku terdiam dan terus berpikir, kenapa? Kenapa? Dan kenapa?.
Sampai pada akhirnya aku tau, bahwa semua ini sudah takdirnya, semua ini hanya sebagian kecil rencana-Nya untuk hidupku. Bagaimana kesabaranku diuji, kekuatan batinku diuji dan bagaimana caraku untuk bangkit.

Hari ini aku banyak tersenyum dan tertawa. Saat yang sulit itu sudah mulai aku tinggalkan, aku pasrahkan kepada Sang Khalik. Ada dimana apa yang kita inginkan, tidak perlu kita dapatkan. Tapi Allah tau apa yang kita butuhkan, dan aku sangat bersyukur dengan apa yang sudah terjadi dalam hidupku. Cinta yang diberikan oleh suamiku dan orangtuaku serta cinta yang sangat amat besar dari Allah SWT. 

Tidak ada yang perlu dieluhkan, jika semua nikmat yang diberikan oleh-Nya dapat kita rasakan. Bukan hanya lewat kebahagiaan tapi juga dari segala ujian yang diberikan kepada kita. Banyak pelajaran hidup yang aku pelajari sampai detik ini dan semua itu tidak ada kata percuma, akan ada hikmah dibalik musibah dan akan ada kebahagian dibalik kesedihan.

Kamu, suamiku adalah cinta yang aku butuhkan dikala suka dan duka. My lovely husband dan kamu adalah makhluk yang Allah kirimkan untukku dengan memberikan kebahagiaan yang lebih baik dari sebelumnya. 
My lovely baby, kita akan bertemu jika sudah saatnya. Allah tengah merancang pertemuan indah kita kelak.. I love you so much more.

The end.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...