Jumat, 26 Desember 2014

FF SEOKYU : In Your Eyes Chapter 3


IN YOUR EYES

CHAPTER 3

Title     : SeoKyu
Author :- Masih cari nama samaran yang bagus - (^^)v
Genre  : Romance
Type    : Chapter
Cast     :
-          Cho Kyuhyun
-          Seo Joo Hyun
-          Dll

Mian for typo....
Happy Reading

***
Seorang gadis terduduk diam memandang sungai didepannya yang terlihat sama dengan dirinya, tenang dan tidak beriak. Hatinya terasa beku, sesaat kejadian itu terulang kembali pada ingatannya ketika seseorang yang dia anggap sebagai malaikat pelindungnya ternyata tak sama halnya dengan seorang  penjahat. Tak terasa kedua matanya tergenang, bahkan sebentar lagi akan jatuh dikedua pipi putihnya. Hatinya mencelos seketika melihat kekasihnya mencium gadis lain ketika dirinya berkunjung ke apartemen kekasinya beberapa minggu lalu.
“Kau jahat Oppa.” airmatanya sukses jatuh dikedua pipinya, “Ahni! Bukan jahat. Tapi kejam!” serunya perlahan dengan menundukkan kepalanya.
“Uljima.” ucap seseorang yang tiba – tiba duduk disampingnya.
Gadis itu langsung menoleh kesampingnya, “Changmin?” kagetnya.
“Ambil ini, usap air matamu itu.” ucapnya sambil tersenyum.
Gadis itu kemudian mengambil sapu tangan pemberian Changmin dan mengusap perlahan kedua pipinya.
“Gwaenchanayo?” tanyanya.
“Hemm.” Gadis itu mengangguk perlahan.
“Kau ada masalah? Ceritakanlah padaku, aku siap mendengarkanmu.”
“Ahni, aku tidak apa – apa.” ucapnya mencoba tersenyum.
“Jangan berbohong padaku Victoria-ah”
Gadis itu menunduk kembali, ya Victoria menunduk kembali menahan rasa sakit yang ada dihatinya.
Tanpa ijinnya, Changmin memeluk Victoria dari samping, “Uljima.” ucapnya lagi ketika bahu Vic terasa naik turun menahan isaknya. Setelah mereda, Changmin melepas pelukannya.
“Mianhae.”
“Kau kenapa? Ada apa denganmu?”
“Aku hanya terasa tersakiti.” ucapnya sendu.
“Kyu menyakitimu?” tanya Changmin, ya setaunya Kyuhyunlah kekasih Victoria.
“Aniyo.”
“Lalu?”
“Kyuhyun sudah sangat baik kepadaku, dia yang menolongku saat pesta ulang tahunku minggu lalu.”
“Maksudmu? Aku tidak mengerti.”
“Aku meminta bantuannya untuk berpura – pura menyatakan cintanya padaku didepan Nickhun Oppa. Aku sakit hati padanya, sebegitu teganya dia mengkhianati perasaanku.”
“Mwo? Hanya pura – pura?”
“Ne.”
“Aigo...” Changmin terlihat gelisah.
“Wae? Changmin-ah, apakah ada yang salah.”
“Kau benar – benar tidak mengetahuinya Vic-ah?”
“Aniyo.”
“Dipesta ulang tahunmu minggu lalu, paparazi meliputmu dengan Kyuhyun dan berita itu sudah tersebar didunia infotainment.”
“Mwo??” Victoria terkejut. “Ottokhe?”
“Aku tidak tahu, ku kira itu benar.” ucap Changmin sedikit terlihat kecewa.
“Seohyunie, ottokhe?? Seohyun!”
“Seohyun? Ada apa dengannya? Apa ada hubungannya dengan Seohyun?”
“Ne, Kyuhyun menyukai Seohyun. Ini akan menjadi berita yang gawat jika terdengar oleh Seohyun.”
“Aigo.. kau benar. Kyuhyun akan mati kalau Seohyun bisa tau!”
“Ayo Changmin-ah, kita segera beritahu Kyuhyun.”
“Ah, Ne.”
Kemudian mereka berdua bergegas meninggalkan tempat itu.
***
Seoul , Selasa pukul 14:00 KST. Ruang latihan dance SM Ent.,
Seohyun terlihat sedikit terengah – engah, dia mengatur nafasnya. Sesekali mengusap pelipisnya dengan handuk kecil yang digantungkan dilehernya.
“Seohyun” panggil seseorang dari depan pintu.
Seohyun menoleh dan seketika menghampiri orang yang memanggilnya. “Ada apa Oppa?” tanyanya.
“Ada telepon untukmu.” ucapnya sambil menunjuk ruang ganti.
“Ah ne.” jawab Seohyun yang kemudian berjalan menuju ruang ganti.

“Anneyong?” ucapnya setelah menggenggam sebuah telepon.
“Ah Seohyun Eouni” ucap seseorang dari seberang.
“Ne. Dengan siapa?”
“Aku Krystal.”
“Oh.. Bogoshipo... bagaimana kabarmu Krys?” tanyanya senang karena sahabatnya yang saat ini berada di China menelponya.
“Ne, Eouni. Bogoshipoyo. Kabarku baik – baik saja. Apakah aku menganggumu?”
“Ah aniyo. Baru saja selesai latihan. Ada apa?”
“Eouni, bagaimana kabar Sica Eouni? Aku telepon Hpnya dia tidak mengangkatnya.”
“Ah, Sica Eouni sedang tidak bersamaku. Dia ada fotoshot hari ini.”
“Hmm.. pantas saja.”
“Memangnya ada apa? Apa ada pesan untuknya?”
“Ah.. iya Sica Eouni menanyakan Kyuhyun oppa padaku Eouni.”
“Kyuhyun oppa? Ada apa dengannya?” tanya Seohyun sedikit mencelos, karena Jessica menanyakan kabar orang yang disukainya kepada adiknya.
“Jadi begini, Kyuhyun Oppa memang mempunyai hubungan dengan Vic Eouni. Baru saja beberapa minggu lalu mereka jadian.”
“Mwo??” Seohyun tersentak. Hatinya bagai disambar petir, sakit dan tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
“Benar Eoni, Kyu Oppa menyatakan cintanya pada Vic Eouni di pesta ulang tahun Vic Eouni beberapa minggu lalu.”
“....” Seohyun menahan air matanya.
“Eouni? Seohyun Eouni? Kau masih disana.”
“Ah, Nde.” sadar Seohyun dan tak terbendung lagi, air matanya mengalir pelan dikedua pipi chubynya itu.
Nah, kalau begitu tolong sampaikan pada Sica Eouni yah. Aku sudahi dulu teleponnya. Amber sudah memanggilku sejak tadi. Anneyong.” Krystal mengakhiri teleponnya.
“Jadi Kyu Oppa....” Ucap Seohyun sedikit bergetar dan melepas telepon yang dipegangnya. Tubuhnya merosot seketika ke lantai, dia menangis sejadi – jadinya. Hatinya sesak dan rasanya sulit bernafas.
Pada saat yang sama, Yoona masuk keruang ganti dan melihat Seohyun terisak – isak dilantai,
“Aigo, Seohyunie. Kau kenapa?” Yoona menghampiri Seohyun dan membalikkan tubuh Seohyun yang membelakanginya.
“Eounii...” Seohyun terus saja menangis didepan Yoona dan memeluknya.
“Kau kenapa Seohyun-ah? Ada apa denganmu?” ucapnya sambil mengelus punggung Seohyun.”Uljima Seohyunie, Uljima.”
Seohyun masih terisak dibahu Yoona. Dia tidak tahu harus bicara atau tidak mengenai perasaannya sekarang.

Seohyun sudah berada diruangan pribadi Yoona, ya Yoona memang mempunyai ruangan pribadi di gedung SM Ent. Yoona membuat segelas teh hangat untuk Seohyun dan Seohyun mulai mereda.
“Ada apa sebenarnya yang terjadi Seohyunie?” tanya Yoona yang duduk disamping Seohyun.
“Hmm...” Seohyun menunduk dan melihat tehnya.
“Seohyunie ceritalah padaku.” rayu Yoona halus.
“Hmm.. Kyu Oppa Eouni.”
Yoona sedikit kaget, takut – takut Seohyun sudah mengetahui yang sebenarnya.
“Kyu Oppa sudah memiliki kekasih.” ucap Seohyun sendu.
'Benar saja, Seohyun sudah tau akan hal ini. Siapa yang memberitahunya.?'ucap Yoona dalam hati. “Hmm.. darimana kau tau hyunie-ah, kalau Kyu Oppa sudah memiliki kekasih?” pancing Yoona.
“Kystal.”
“Mwo??”
***

Bandara Incheon, Rabu pukul 17:00 KST
Super junior telah kembali ke Korea Selatan dari Cina.
“Kyu, kau kenapa pucat sekali? Kau sakit?” tanya Sungmin memperhatikan Kyuhyun sejak meninggalkan apartemen di Cina sampai tiba di Bandara Incheon.
“Aniyo Hyung.” jawab Kyuhyun lesu.
Semalaman Kyuhyun mencoba untuk menghubungi Seohyun, namun teleponnya tak kunjung diangkat oleh Seohyun. Banyak tanda tanya yang berputar – putar dipikirannya, dia takut jika Seohyun mendengar rumor tersebut. Biasanya jika telepon Kyuhyun tidak diangkat, pasti Seohyun akan telepon balik, namun kali ini tidak sama sekali.
“Kau sakit?” tanya Sungmin.
“Aniyo Hyung, aku hanya lelah saja.”
“Hmm. Ya sudah beristirahatlah jika sudah sampai dorm.”
“Ne Hyung.” ucap lemah Kyuhyun. Pikirannya masih tertuju pada Seohyun, 'Bagaimana ini jika Seohyun tau? Victoria sudah mengatakan kalau rumor tersebut sudah beredar didunia maya, aku takut kehilangan Seohyun. Sudah lama aku menyukainya dan sudah sekian lama aku coba untuk menahan rasa nervous ini jika didekatnya. Otthoke?' ucap Kyuyun dalam hati.
Didalam van mobil, semua member bersenda gurau dan ada juga yang mendengarkan musik, namun Kyuhyun masih melamun melihat kearah jalan.
“Kau kenapa Kyu? Sejak tadi diam saja. Biasanya Kau paling ramai.” tanya Donghae.
Kyuhyun hanya mengelengkan kepalanya. 
“Aigo, anak ini susah sekali ditebak.” Donghae beralih berbicara dari Kyuhyun ke Eunhyuk.
Siwon mulai mendekati tempat duduk Kyuhyun, “Kau belum bisa menghubungi Seohyun, Kyu?”
“Ahni.” jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.
Siwon menghela nafasnya pelan, “Apa mungkin dia sudah mengetahuinya?”
“Molla.”
“Apa yang akan kau lakukan jika dia sudah mengetahuinya Kyu?”
“Molla.”
“Ayolah Kyu jangan pesimis seperti itu. Tunjukan kalau ini semua hanya salah paham saja. Kau jangan mudah menyerah.”
“Ne.”
“Haisshh, Kyu cobalah untuk serius menanggapi masalah!” seru Siwon mulai geram dengan tingkah Kyuhyun yang lemah.
“Ne.” Kyuhyun menganggukan kepalanya.
Siwon hanya menggelengkan kepalanya dan kembali ke kursinya.
***

“Yobseyo” ucap Yoona mengangkat teleponnya. Kebetulan dia sedang tidak ada kegiatan malam ini setelah seharian dia bertugas membersihkan dorm dengan Seohyun, namun Seohyun sudah tertidur dikamarnya karena merasa lelah.
“Yoona, apakah Oppa bisa bicara denganmu sebentar?” ucap sipenelpon yang tak lain adalah Siwon.
“Nde, ada apa Oppa?”
“Apakah Seohyun ada di dorm?”
“Nde, dia ada didalam kamarnya sedang tidur.”
“Oh dia sudah tertidur ya? Tadinya aku dan Kyuhyun ingin masuk kedalam karena aku sudah berada di dorm-mu.”
“Mwoya?!!” kaget yoona, “Apa yang akan Oppa lakukan disini, jika Taeng eouni tau bisa marah. Cepatlah Oppa pulang, pulang saja. Karena sebentar lagi mereka akan pulang dari latihan vokal.”
“Hmmm... tapi Kyuhyun.”
“Ada apa dengan namja itu?” tanya Yoona agak sinis.
“Dia ingin bertemu dengan Seohyun, dia ingin menjelaskan semuanya.”
“Tidak usah Oppa, Seohyun sudah tau yang sebenarnya. Sudahlah Oppa pulang saja, jangan buat dongsaengku bersedih lagi.”
“Mwo, jadi Seohyun sudah mengetahuinya?” tanya Siwon kaget. Kyuhyun yang disamping Siwon saat itu tak kalah terkejutnya.
“Nde, Seohyun menangis semalam kemarin dan aku tak tega melihatnya seperti itu lagi.”
“Hmm, baiklah aku pulang dulu ya, anneyoung.”
“Ne, anneyoung” Yoona menutup teleponnya.
Di depan pintu Dorm SNSD,
“Ini akan menjadi masalah besar untukmu Kyu.” ucap Siwon menatap Kyuhyun disebelahnya.
“Ne, Hyung. Haissshhh mengapa seperti ini jadinya!” seru Kyuhyun frustasi.
“Yasudah ayo kita pulang dan tenangkan pikiranmu.” Siwon merangkul Kyuhyun untuk pulang ke Dormnya.

Kamar Seohyun dan Hyeyeon,
Seohyun terbaring diatas kasur empuknya, dia tidak tidur. Dia hanya menghindari dari tatapan kasihan Yoona terhadapnya. Dia hanya ingin terlihat kuat didepan eouninya itu, walaupun sebenarnya dia tidak kuat menahan sakit dihatinya sekarang. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan menuju balkon kamarnya, kedua tangannya menyentuh pembatas balkon tersebut dan dia penjamkan kedua matanya meresapi semilir angin yang menembus kulit putih halusnya itu.
Tak lama kedua matanya terbuka dan melihat kearah sekelilingnya, tatapannya terpaku pada suatu objek yang membuat matanya kini memanas dan didalam hatinya terasa mencelos, “Kyu Oppa.” lirihnya.
Entah ada keikatan telepati atau apa antara Seohyun dan Kyuhyun, Kyuhyun menyadari kehadiran Seohyun didekatnya. Ketika dia sudah berada digarasi dorm SNSD dan ingin membuka pintu mobilnya, dia menoleh kebelakang atas dan tatapannya bertemu dengan seorang gadis yang dirindukannya, “Hyunie-ah”.
Seohyun menyadari bahwa menatap namja yang sudah memiliki yeojachingu adalah tidak benar adanya. Akhirnya Seohyun berbalik badan dan kembali kedalam kamarnya. Airmatanya kembali mengalir kedua pelupuk matanya, “Kenapa aku harus bertemu denganmu Oppa, walaupun sebenarnya aku ingin..” ucap Seohyun dengan lirih, “Dan akhirnya kau memilih memiliki Vic eouni.” isak Seohyun kemudian dia terduduk lemah masih didepan pintu balkonnya, “Tapi dimataku kau tetap namja yang kucintai Oppa...” ucapnya ketika Seohyun menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya masih dengan isak tangisnya.

***

Seoul, Kamis pukul 10:00 KST at Gedung SM Ent.
Hari ini, ada perkumpulan meeting oleh CEO SM Entertainment dengan anggota boyband dan girlband asuhannya untuk membicarakan konsep konser SM Town yang akan diadakan tahun ini.
“Bagaimana dengan konsep dari konser SM Town yang akan diadakan tahun ini, apakah ada yang punya ide?” tanya Lee Soo Man selaku CEO SM Ent. Tersebut.
Semua berbisik membicarakan hal tersebut dengan teman disampingnya, hanya Seohyun yang sejak tiba hanya diam menunduk, pasalnya di seberang mejanya Kyuhyun tengah menatapnya sendu.
'Oppa, sampai kapan kau akan menatapku seperti itu?' tanya Seohyun dalam hati. Perlahan Seohyun mencoba mengangkat wajahnya karena Yoona yang berada disampingnya memanggilnya.
“Ne, eouni?” tanya Seohyun pada Yoona.
“Kau ada ide untuk konser ini?”
“Ahni.” jawab Seohyun tersenyum kecil.
“Hmm, baiklah” kemudian Yoona kembali menoleh pada Yuri yang ada berada disampingnya.
Merasa sudah tidak dibutuhkan, Seohyun kembali menunduk sampai meeting itu selesai.

“Seohyun” langkah Seohyun terhenti ketika ada yang memanggilnya dan ia pun menoleh. “Ada yang perlu kubicarakan padamu, bisa kita bicara sebentar.” ucapnya.
Seohyun tidak menatap mata hitam pekat yang dimiliki namja itu, namja yang sangat dirindukannya. Seohyun hanya mengangguk pelan.
Kyuhyun mengajak Seohyun ke sebuah taman yang berada di sekitar Gedung tersebut dan mereka duduk berdua dibangku taman.
“Kau, tidak merindukanku Hyunie-ah?” tanya Kyuhyun sedikit gemetar.
“Aniyo.” jawab palsu dari bibir Seohyun pelan, dia masih tak berani menatap Kyuhyun yang ada sebelahnya.
“Mianhe.” kali ini Kyuhyun menundukkan kepalanya.
Seohyun menoleh kearah Kyuhyun, “Gwaenchana Oppa, aku bisa menerimanya.”
Kyuhyun mengangkat wajahnya dan melihat tatapan Seohyun, “Ini tidak seperti yang kau bayangkan Hyunie-ah. Percayalah padaku.”
“Apa yang kau bicarakan Oppa? Aku akan selalu mendukungmu asal itu membuatmu bahagia. Karena kau adalah Oppaku.” ucap Seohyun mencoba untuk tersenyum.
“Hyunie-ah, apa maksudmu?”
“Sudahlah Oppa, kenapa kau sedih seperti itu. Kenapa kau memikirkan dan mengkhawatirkanku. Mengapa kau tidak bersama Vic eouni sekarang?”
“Kau, menganggapku hanya sebatas Oppamu? Tidak lebih?” tanya Kyuhyun memastikan.
Seohyun menatap iris mata milik Kyuhyun, hatinya seperti tergores pisau tajam jika ia harus berkata demikian, jika ia harus berkata bohong bahwa ia tidak menganggapnya lebih.
“Aku adikmu Oppa. Selamanya tetap adikmu. Tidak pantas seorang adik menganggap kakaknya lebih dari seorang kakak.” jawab Seohyun berusaha tidak terjadi apa – apa.
“Benarkah Hyunie-ah?” tanya Kyuhyun menatap kedua mata Seohyun mencari kebenaran disana.
Seohyun mengangguk pelan dan mencoba untuk tersenyum walaupun tipis. Kyuhyun kembali pada posisi duduknya dan menatap tanah, di dalam hatinya terasa getir dan sedetik kemudian dia bangkit dari duduknya.
“Kajja Hyunie-ah. Kita kembali kedalam. Mungkin kau ditunggu eounimu.” ucap Kyuhyun tersenyum tipis.
Seohyun masih diam ditempatnya, dihatinya ada kebingungan yang melanda dirinya. 'ottokhe?' Kyuhyun terkejut saat seseorang memeluk tubuhnya dari belakang yang tak lain adalah Seohyun, “Hyunie-ah, kau kenapa?” Kyuhyun hendak berbalik.
“Chankaman Oppa, biarlah seperti ini sebentar.” Ucap Seohyun menahan isak tangisnya, dia tidak mau Kyuhyun mengetahui bahwa ia menangis dan ia sangat merindukannya.
Kyuhyun terdiam, hatinya pun terasa perih karena ia harus menahan emosi dari perasaan cintanya pada Seohyun. Ingin rasanya saat ini ia mengatakan bahwa ia mencintai Seohyun.
Pelukan itu berlangsung selama beberapa menit.

Selasa, 09 Desember 2014

Cerpen - KETIKA CINTA ITU TERBALAS

KETIKA CINTA ITU TERBALAS
Ayu Berlian
kepada saya
29 menit yang lalu
Detail


KETIKA CINTA ITU TERBALAS


Aku masih termangu mengingat ucapan Ibu Dosen Muliyanah, beliau adalah Dosen mata kuliah agama islam dikampusku, saat itu beliau sedang mengajarkan kami mengenai hal pernikahan, diselingan pengajarannya, beliau sempat mengatakan kepada kami semua mahasiswa dikelasnya bahwa hal yang terindah dalam hidupnya adalah ketika perasaan hatinya terbalas dengan ucap ijab kabul dari suaminya pada saat keduanya menikah. Aku sebagai wanita yang ingin menjadi muslimah merasa ingin hal itu terjadi padaku, tapi apakah mungkin? Ah, tidak ada yang tak mungkin, jika kita mau berikhtiar dan bertawakal.
Sore itu, ketika jam kuliahku telah selesai, aku menapakkan kaki pada anak tangga menuju lantai dasar kampusku, tiba – tiba aku bertemu dengan salah satu teman akrab kakakku, namanya Ahmad Fahri, cukup dipanggil Fahri katanya. Aku sempat dikenalkan oleh kakakku pada saat keluargaku mengadakan acara syukuran dirumah pada beberapa minggu lalu.
Awalnya aku tak merasakan hal apapun padanya, namun entah saat ini ada perasaan aneh dalam diriku. Rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, perasaan yang belum berani aku ungkapkan dengan mengira – ngira.
“Assalamualaikum Syifa.” sapa salam dari Mas Fahri, begitu aku memanggilnya.
“Walaikumsalam, Mas Fahri.” jawabku, sambil menundukkan kepala, jujur aku tak berani untuk menatap matanya.
“Mau kemana, Syifa?” tanya Mas Fahri padaku tanpa mengkomplain atas menunduknya wajahku dihadapannya.
“Syifa mau pulang Mas, sudah selesai jam kuliahnya.” jawabku yang masih dalam keadaan menunduk.
“Oh begitu, ya sudah hati – hati dijalan ya.”
“Iya Mas.”
“Salam untuk Iqbal ya, Assalamualaikum.” katanya sambil berlalu.
“Walaikumsalam.” jawabku.
Setelah Mas Fahri berlalu, aku baru menaikkan wajahku kembali dan berjalan kaki untuk pulang. “Untung saja aku bisa menjaga pandangan ini. Terima kasih ya Allah.” hatiku berkata.
***
Buku harianku tergeletak diatas meja kamarku, dengan bagian dalam buku terbuka, sengaja aku membiarkannya dengan sebuah pulpen tergeletak diatasnya, karena aku sedang sibuk merapikan kamarku yang saat itu sedang berantakan, entah siapa yang membuat kamarku berantakan. Mungkin kedua keponakanku yang senang sekali main – main dengan kamarku, katanya nyaman dan sejuk suasananya. Ya memang, aku sengaja memberikan nuansa hijau serta sedikit biru muda untuk menghiasi warna dikamarku, warna favoritku adalah warna hijau.
Setelah merapikan seisi kamarku, aku langsung duduk dan siap untuk menulis hari – hariku di buku harianku, hanya itu yang ku bisa lakukan untuk mengungkapkan semuanya yang aku rasakan.
Tangerang, 02 Agustus 2011
Assalamualaikum buku hariannku..
kita berjumpa lagi pada hari ini, tepat pada tgl 02 Agustus 2011, hari Selasa. Aku menggoreskan tinta dalam tubuh putihmu.. hihi.. hiperbola banget ya aku. Hari ini kesekian kalinya aku mengungkapkan padamu bagaimana perasaanku, jujur aku bingung, apa aku hanya mengaguminya atau merasakan hal lain. Ah aku tak berani mengira – ngira. Seandainya memang ada hal lain, biarlah bersarang di hatiku saja jangan sampai dia tahu perasaanku.
Dia laki – laki sholeh, ibadahnya sangat rajin baik dalam sholat maupun puasa – puasa sunahnya. Dia sopan, santun terhadap orang tua, dan sangat menghargai orang lain apalagi wanita. Duh apakah dia sudah ada yang memiliki?
Semoga semua dapat terjawab dengan kuasa-Mu ya Allah.
Wassalamualaikum.
Syifa Ramadhani
Ku tutup buku harianku setelah selesai aku tulis, sekilas wajahnya terbayang dimataku lalu langsung aku tepis bayangan itu, aku tak mau terlalu berharap banyak. Ku lirik jam didinding kamarku, tepat pukul. 16,00 wib, waktunya aku mandi dan menunaikan shalat ashar. Aku segera bergegas.
***
  • Kring kring – suara bel telepon rumahku berbunyi.
Aku menghampiri telepon itu dan mengangkatnya, ku ucap salam, “Assalamualaikum.”
“Walaikumsalam, selamat sore, bisa saya bicara dengan Iqbal?” balas dari seberang sana.
Perasaanku tak keruan, entah rasanya aku mengenal suara ini, jangan - jangan!
“Halo, halo?” terdengar suaranya lagi, mengetahui aku tak menyahut.
Aku tersadar dari sekejap kejutku mendengar suaranya, “Aduh kenapa perasaanku begini?” gumamku dalam hati. “Ah, ya Halo. Tunggu sebentar ya. Saya panggilkan.” jawabku sambil kutaruh gagang telepon di samping badan telepon itu. Aku bergegas ke kamar kakakku, kemungkinan sore seperti ini ia sedang santai – santai membaca buku dikamarnya.
Ku buka, pintu perlahan sampai aku lupa mengucapkan salam, kakakku terlonjak kaget. “Syifa!” ucap kakakku. “Kenapa nggak ketuk pintu atau ngucap salam dulu sih.” kesal kakakku.
“Maaf Mas, aku lupa.” ucap maafku pada Mas Iqbal.
“Ya sudah, ada apa?” tanya Mas Iqbal.
“Ada telepon, dari anu... ehmm... duh aku nggak tahu Mas.” jawabku terbata bibirku bergetar. “Aku tinggal dulu ya Mas.” ucapku sambil berlalu. Mas Iqbal bingung melihat tingkahku, lalu ia mengangkat telepon itu.
“Halo.”
“Halo Iqbal, ini Fahri.” jawabnya dari seberang.
“Oh, Fahri. Dikira siapa?”
“Loh, kenapa Bal? Bukannya Syifa tahu bahwa aku yang telepon.”
“Dia bilang nggak tahu, sambil nunduk malu begitu.”
“Oh, begitu ya.”
“Ehm, jangan – jangan adikku naksir kamu Ri.” canda Mas Iqbal.
“Ah, yang benar saja kamu Bal. Tidak mungkin adik cantikmu itu naksir sama aku.” balasnya yang terdengar suarasumingrahnya.
“Kemungkinan itu ada loh Ri.” yakin Mas Iqbal.
“Ya mungkin saja. Oh ya rencana kita bertemu besok siang jadi nggak?”
“Oh, course.”
“Ok. Kalau begitu, aku sudahi dulu ya teleponnya. Assalamualaikum.”
“Walaikumsalam.”
Pembicaraan itu ditutup, Kak Iqbal hanya tersenyum – senyum kecil. Tanpa sepengetahuannya, dibalik dinding aku mengupingnya sambil tersenyum kecil. “Ah, ini perasaan cinta bukan ya?” tanyaku dalam hati.
***
Tak terasa matahari akan terbenam dengan indahnya, ku pandangi senja itu sedari tadi. Kebiasaan setap sore – soreku, dimanapun aku pasti meyempatkan melihat senja itu. Terasa sangat indah kuasa-Mu ya Allah. Dari belakangku, Kakak iparku menghampiri, ia bernama Aisyah.
“Syifa, sedang apa?” tanya Mba Aisyah.
“Ah, sedang menanti matahari terbenam Mba. Syifa suka melihat senja sore seperti ini.”
“Oh.” gumamnya. “Ehm.. Syifa kapan kuliahmu selesai?” tanyanya melanjutkan.
“Dua Semester lagi Mba, kenapa?”
“Nda, Mba hanya tanya saja. Lalu setelah lulus, mau melanjutkan kemana? Kuliah S2?”
“Pengennya sih Mba, tapi sebelum itu Syifa ingin jadi guru pesantren Mba, kaya Ibu di Semarang.”
“Oh.” ucap Mba Aisyah sambil membentuk huruf O pada bibirnya. “Lalu, tidak ingin menikah?” tanyanya tiba – tiba.
Aku tersontak kaget mendengar pertanyaan Mba Aisyah terakhir itu, “Ehm.. Belum tahu Mba.” sambil nyengir aku menjawab.
“Loh, memangnya belum ada calon toh?”
Aku menyengir lagi, “Belum Mba.”
“Loh, kok belum?” sela Mba Aisyah sambil menyerenyit dahi.
“Belum ada yang mau dengan Syifa, Mba.”
“Hus, nda boleh berkata begitu.”
“Lah, sampai sekarang Syifa masih sendiri ko Mba.” pasrahku.
“Hmm.. mungkin Syifa belum membuka hati.” sindirnya.
“Ah, Mba. Syifa belum berani.”
“Loh, kenapa toh?”
“Syifa nunggu saja Mba, nunggu dilamar.”
“Nah tuh nunggu dilamar, pasti sudah ada yang disukai toh?” selanya.
“Eh, nda ada Mba.” selakku. “Waduh kenapa keceplosan gini.” gumamku dalam hati.
“Nda apa, ngomong saja sama Mbamu ini, wong orang tuamu di Semarang, disini kamu tinggal sama Mas Iqbal dan Mba. Kalau kamu nda bisa cerita sama Mas Iqbal bisa cerita sama Mba, kali saja Mba bisa bantu.” rayunya.
Aku terdiam sejenak, “Apa aku cerita saja ya kebingungan perasaanku ini?” tanyaku dalam hati. “Bagaimana ya Mba?” tanyaku.
“Cerita saja.”
“Ah, nda Mba, nda ada apa – apa kok?”
“Yakin.” bujuknya sambil menyonggel bahuku pelan.
“Yakin sekali Mba.” jawabku sembari mengangguk kepala.
“Ehm.. ya sudah kalau begitu.”
Aku hanya tersenyum, aku tak mau ada orang lain yang tahu perasaanku ini. Aku takut menyalah artikan perasaan ini.
***
Siang itu, di Masjid dekat kampusku. Mas Iqbal dan Mas Fahri melakukan pertemuan antar dosen - dosen dikampusku, entah mereka membicarakan apa. Sekilas aku melihat raut wajah Mas Fahri, serasa hatiku ingin melompat dan ada rasa tak keruan, darah mengalir dengan derasnya. “Ya Allah, subhanallah, apa yang kurasa dalam hati ini benar – benar cinta, apakah aku jatuh cinta dengan Mas Fahri?” ucapku dalam hati. Tak kusadari sedari tadipun, ada seseorang yang tengah memperhatikan aku dari kejauhan.

Tepat pukul 17,00 wib, sore ini. Keadaan rumah menjadi hening dan tak biasanya seperti ini, kedua keponakanku tidak ada dirumah, entah mereka ada dimana. Mba Aisyah dan Mas Iqbalpun tak ada dirumah, kemungkinan mereka pergi bersama dengan anak – anak mereka sedari tadi . “Ah! Aku sendirian dirumah” gumamku sembari aku berjalan ke atas balkon rumah, menanti senja itu datang.
Angin sore berhembus dengan lembut, membelai tudungku searah dengan semilir angin, aku terbawa oleh suasananya. Namun, tiba Mba Aisyah yang tak kusadari ada disampingku.
“Syifa, ayo ikut sama Mba ke ruang tamu.”
“Ada apa Mba?” tanyaku yang saat itu sempat kaget karena Mba Aisyah membuyarkan lamunanku.
“Sudah ikut saja, ada yang ingin bertemu denganmu.” paksa Mba Aisyah dengan lembut.
Terpaksa aku meninggalkan saat – saat senja itu hilang dari tatapanku. Aku mengikuti langkah Mba Aisyah yang ada di hadapanku. “Kenapa hatiku nggak keruan begini ya?” tanyaku dalam hati. Langkah demi langkah seakan menandakan akan terjadi sesuatu yang berarti dalam hidupku. Ruang tamu itu seakan mendekat dengan segera, ku lirik dari sudut – sudut dinding rumahku, ada suasana kebahagiaan disana. “Mas Fahri?” sontakku dalam hati, bertanya – tanya kenapa ada Mas Fahri disana.
***
Aku tersenyum, tak henti aku tersenyum dan tak ada hentinya aku bersyukur, mengucapkan Asma Allah. Aku bahagia saat ini, tepat pada tanggal 4 Agustus 2011, hari ini adalah hari yang berarti dalam hidupku, ketika akan saat itu, aku membayangkannya.
“Syifa, duduklah.” ucap Mas Iqbal mempersilahkan aku duduk seketika aku datang, dengan senyuman hangatnya. Namun aku tak memandangi wajah itu yang berada dihadapan Mas Iqbal.
“Ada apa ya Mas?” tanyaku sembari aku duduk disamping Mba Aisyah.
“Begini, Fahri, begitu kamu kenal orangnya. Saat Mas kenalkan padamu Syifa. Beberapa minggu kemudian ia mengatakan hal perasaannya pada Mas. Dan kemarin Fahri bicara pada Mas bahwa ia ada niat untuk melamarmu.”
Aku terdiam, ada perasaan yang menusuk begitu hangat dan selaras dengan derasnya aliran darahku. Tiba wajahku merona merah, aku malu sekaligus bercampur dengan perasaan senang. “Ya Allah, Kau menjawab semua tanyaku. Alhamdulilah.” ucap syukurku dalam hati.
“Betul Syifa, Aku berniat untuk melamarmu, karena jujur ketika aku bertemu denganmu ada perasaan lain yang aku rasakan. Maka dengan itu, aku berniat untuk melamarmu melalui Kakakmu. Apakah kamu menerimaku?” jelasnya dengan mantap. Matanya bersinar berharap jawaban “Iya” dari mulutku, aku melihatnya, ini yang kedua kali aku melihat matanya.
Pandangan kami bertemu dalam sekejap, aku menunduk. Menahan rasa nervousku yang sedari tadi tak menghilang dari dalam diriku. Aku menghela nafas lembut, “Syifa.. ehm.. Syifa menerima Mas Fahri untuk menjadi Imam Syifa.” jawabku terbata dan bergetar.
Tergores senyum bahagia pada semua orang yang berada di dalam ruangan itu, Mas Fahripun tersenyum dengan lega. Ternyata Mas Iqbal sudah menceritakan semuanya pada Ibu dan Ayah di Semarang, mereka menyetujuinya, dan Mas Iqbal menjadi wakilku.
“Terima kasih ya Allah, atas karunia-Mu ini. Aku tak henti bersyukur pada-Mu.” ucapku dalam senyum

Senin, 01 Desember 2014

FF SEOKYU - IN YOUR EYES Chapter 2


 

 

 

 

 

 

 

 

 

IN YOUR EYES

CHAPTER 2

Title     : SeoKyu
Author :- Masih cari nama samaran yang bagus - (^^)v
Genre  : Romance
Type    : Chapter
Cast     :
-          Cho Kyuhyun
-          Seo Joo Hyun
-          Dll

Mian for typo....
Happy Reading

***


Di Gedung SM,
Seohyun nampak melamun, tatapannya kosong memandang arah luar. Entah apa yang dilihatnya, namun dimatanya hanya tampak wajah Kyuhyun yang saat ini dirindukannya. Yoona yang ada dihadapannya melihat Seohyun melamun dan segera membuyarkan lamunan Seohyun.
“Ya Hyunie-ah, kau melamun eoh?”
“Ah, tidak Eouni. Aku tidak melamun.” jawabnya datar tanpa mengalihkan pandangannya keluar jendela.
“Jangan berbohong, kau bilang tadi sedang menunggu coklat panasmu. Sekarang minumanmu sudah datang bahkan sampai dingin seperti itu, tidak kau minum – minum.”
Seohyun menoleh pelan dan beralih pada minuman coklat panasnya yang saat ini sudah dingin, “Ah, iya aku lupa Eouni.”
“Ck. Hyunie-ah jangan bilang kau merindukan namja evil itu?” tanya selidik Yoona dengan mimik menyindir.
Seohyun hanya tersenyum hambar, “Ne Eouni.”
“Haa... kau ini, namja evil seperti dia saja kau rindukan! Aku tak habis pikir denganmu. Masih banyak namja – namja yang menyukaimu, tapi malah kau menyukai evil itu.”
“Memangnya kenapa Eouni? Apa aku tidak boleh menyukai seseorang?”
“Bukan tidak boleh Hyunie-ah.”
“Lalu, kenapa? Sepertinya Eouni tidak suka dengan Kyu Oppa.”
“Memang. Dia namja evil yang paling aku tidak suka, karena dia suka sekali memanggilku jerapah.” sungutnya.
“Kyu Oppa, sejahat itukah Eouni?” tanya polosnya.
“Ne.” jawab Yoona mengangguk – angguk. Seouhyunpun ikut mengangguk – angguk dan memanyunkan bibirnya.
“Eouni, bagaimana kabarnya Seung Gi Oppa?” tanya Seohyun mengalihkan pembicaraan.
Yoona menghembuskan nafasnya pelan, “Dia masih sibuk menyelesaikan syuting dramanya.”
“Eouni kau tidak rindu padanya?”
“Pasti Hyunie-ah, aku pasti rindu pada Seung Gi Oppa. Jarang sekali aku bertemu dengannya, sekalinya bertemu hanya beberapa jam saja. Tidak pernah lama.” jawabnya sambil menerawang melihat atap lantai itu. “Kau tau Hyun, memiliki kekasih seorang entertainment itu penuh perjuangan. Terkadang aku ingin menjadi orang biasa bukan public figur atau apapun itu. Mereka bisa lebih bebas mencari pasangan dan tak ada yang menolak atas hubungan mereka. Mereka juga tidak ambil pusing jika orang – orang tidak menyukai hubungan mereka.”
“Sudahlah Eouni, maaf tadi pertanyaanku membuat Eouni sedih.” ucap Seohyun bersalah.
“Gwaencana Hyunie-ah.” jawab Yoona tersenyum kecil. “Kalau kau tetap menyukai Kyuhyun Oppa, kau harus selalu siap dengan apapun itu keadaannya. Jangan terus mengikuti egomu.”
“Ne, Eouni.” Seohyun tersenyum.
“Rasa cemburumu sebisa mungkin harus kalah dengan rasa sayangmu padanya. Karena pasti banyak wanita – wanita yang akan dekat bahkan beradegan mesra dengan orang yang kau sayangi. Dan itu membuatmu sesak nafas jika melihatnya tapi kau harus menahan rasa itu. Kita dibentengi dengan kata profesionalitas. Kau paham Hyunie-ah?” jelas Yoona.
“Ne. Eouni.”
“Ya sudah habiskan coklatmu itu, sebentar lagi kita akan pulang.”
“Ne.” jawab Seohyun sambil mengambil minumannya dan meminumnya hingga habis, “Kyu Oppa, apakah aku akan sekuat itu?” gumamnya dalam hati.

***

Disebuah tempat tidur king size, seorang namja tertidur pulas dengan gayanya yang lucu. Setelah semalaman dia bermain dengan 'Yeojachingunya = Starcraft' hingga subuh tadi. Namun tiba – tiba bunyi dering telepon menganggu tidurnya.
Bounce to you bounce to you... lagu Bonanama milik groupnya terus berbunyi diponselnya. Dengan malas dia terpaksa mengangkat sebuah panggilan dari ponselnya tersebut dengan mata masih terpejam,
“Yobseyo.” jawabnya dengan suara paraunya.
“Yak Evil! Kau masih tidur hah?!” teriak seorang Yeoja, yang tak lain adalah kakak dari sang magnae itu dari seberang telepon.
Kyuhyun menjauhkan ponsel dari telinganya sebentar dan kemudian menempelkan lagi, “Ada apa? Pagi – pagi begini sudah menghubungiku?”
“Pagi? Ini sudah pukul 12 siang Kyu.” teriaknya lagi.
Kyuhyun terlonjak kaget dan terduduk diatas empat tidurnya, “Pukul 12 siang, kenapa kau tidak membangunkanku sejak tadi. Aku ada latihan dance hari ini pukul 11 siang, mati aku terlambat lagi.” ucapnya menepuk dahinya.
“Aigo Kyu, kau ini kan paling susah dibangunkan. Jangan – jangan kau bermain dengan kekasihmu itu lagi?” terka sipenelpon.
“Ne, sudah yah aku mandi dulu. Anneyong.” Kyuhyun memutus pembicaraannya kemudian bergegas menuju kamar mandi.

Setelah selesai bersiap diri, Kyuhyun berlari menuju ruang tamu. “Hyung maaf aku telat bangun lagi...” teriaknya dari kamar hingga ruang tamu.
Sesampainya diruang tamu, semua Hyungnya yang sedang bersantai – santai ria. Yesung bermanja – manja dengan Dangkomanya (kura-kura) hewan kesayangannya itu, Siwon sedang membaca kitab dikursi pojok, Leeteuk dan Donghae sedang berduel bermain PS (Playstation), Ryewook dan Shindong sibuk mencicipi makanan dari eksperimen mereka, Eunhyuk yang sedang memakan pisangnya yang begitu banyak, sedangkan Sungmin sibuk membereskan aksesorisnya yang serba pink itu. Tak satupun dari mereka yang menghiraukan teriak Kyuhyun tersebut.
Kyuhyun terpaku ditengah – tengah suasana itu, “Hah??” kemudian segera menghampiri sang leader. “Hyung, apa hari ini free?”
“Ne Kyu. Kau lupa?” jawabnya namun masih matanya masih berfokus pada permainannya.
“Haisshh...” eluh Kyuhyun.
“Kau rapi sekali Kyu, mau kemana?” tanya Eunhyuk yang menyadari kehadiran Kyuhyun dan menyadari bahwa pisang kesayangannya telah habis.
“Aku kira hari ini ada latihan.” jawab polosnya.
“Kau ini selalu saja lupa.” ucap Leeteuk.
“Hmm.. mianhae Hyung. Yasudah aku ingin berjalan – jalan diluar saja” jawab Kyuhyun dan berlalu.
“Aku lapar...” gumam Kyuhyun sambil memegang perutnya kemudian
“Kyu!” seru seseorang wanita dari arah belakang Kyuhyun, seketika Kyuhyun menoleh kebelakang.
Wanita itu berlari kecil menghampiri Kyuhyun dan tersenyum, “Gomawo.” ucapnya sambil menundukkan badannya sedikit.
Kyuhyun mengernyit dahinya, “Mwo?”
“Kau lupa, seminggu yang lalu kan kau melakukan apa yang kupinta.” Wanita itu yang tak lain adalah Victoria.
Kyuhyun sedikit berpikir dan memutar matanya, “Oh ya. Sama2” jawabnya kemudian berlalu dari hadapan wanita itu.
“Kau mau kemana?” sadar bahwa dirinya ditinggal oleh Kyuhyun, maka dia mulai mengikuti Kyuhyun dari belakang.
“Aku ingin cari makanan, aku lapar” jawabnya tanpa menoleh kebelakang.
“Aku ikut ya.” pintanya yang sekarang posisinya sudah disamping Kyuhyun.
“Terserah kau saja.”
“Gomawo.” ucapnya tersenyum melihat kembali ke depan.

***

Seohyun terlihat sangat serius membaca bukunya, setiap sekian menit sekali dia membolak balik halaman kertas tersebut namun nihil tak satupun yang tersangkut dari cerita dalam buku itu diotaknya. Sesekali dia menghembuskan nafasnya kasar, “Kenapa aku jadi memikirkan Kyu Oppa.” keluhnya sembari melepas kacamatanya.
“Kau sedang apa Kyu Oppa? Kenapa aku jadi sangat merindukanmu.” ucapnya ketika melihat foto Kyuhyun pada galeri ponselnya.
“Perasaanku jadi tidak enak seperti ini, aku merasa akan terjadi sesuatu padamu Oppa.” Seohyun kembali menerawang, “Mungkin juga padaku, atau hubungan kita” Seohyun menunduk kembali, “Bisa jadi dengan perasaanku juga.”
Entah ada perasaan yang menyeruak memaksa untuk memberontak dalam dirinya, hingga dia tak sadar ada cairan bening yang mulai mengalir dikedua pipi chubynya itu dan rasa sesak yang teramat sakit didadanya.
“Kau menangis Hyunie-ah?” tanya tak sengaja dari sang Leader, Taeyeon ketika dia tidak sengaja melewati kamar Seohyun dan mendengar gumamannya.
Seohyun segera menyeka kedua matanya dan tersenyum, “Aniyo Eouni.”
Taeyeon mendekati Seohyun ditempat tidurnya dan duduk disampingnya, “Kau jangan berbohong padaku Hyunie-ah. Aku tau siapa dirimu.” ucapnya sembari mengelus punggung Seohyun.
Seohyun hanya memandang diam Taeyeon, seperti ada sesuatu tercekat ditenggorokannya.
“Kau merindukan Kyu Oppa?” tanya Taeyeon pelan.
Seohyun hanya mengangguk.
Taeyeon menghela nafasnya pelan, “Sabarlah Hyunie-ah, sebentar lagi dia pasti pulang.” ucapnya bijak mencoba menenangkan perasaan Seohyun. Dia tak berani memberitahu padanya, jika Kyuhyun sudah memiliki wanita lain, yang lebih tepatnya hatinya.
Seohyun mulai tersenyum, “Gomapta Eouni.” ucapnya kemudian memeluk Taeyeon. Taeyeon membalas pelukan Seohyun dan tersenyum getir.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua ternyata Yoona dan Sooyoung tengah menguping pembicaraan mereka didepan pintu kamar Seohyun, tak terasa kedua hati mereka mencelos karena merasa perasaan dongsaengnya itu sangat tulus dengan namja evil itu, namun namja evil itu malah tidak menganggapnya ada.
“Apa yang harus kita lakukan Eouni?” tanya Sooyoung pada Yoona.
“Molla.” jawab Yoona sambil mengankat pelan bahunya dan wajahnya tergurat garis kesedihan.
“Hmm... aku harus menyeledikinya Eouni. Aku tidak bisa diam saja seperti ini.” ucap Sooyoung semangat.
“Ne. Aku akan meminta bantuan Siwon Oppa.” jawab Yoona kemudian kembali bersemangat.
“Dan Ryewook Oppa.” tambahnya.
“Kajja Yoong-ah.” ajak Yoona meninggalkan kamar Seohyun.

***
“Oke cukup latihan kita hari ini” ucap sang manager Super Junior itu kepada para member yang sangat ini terlihat sangat kelelahan.
“Besok kita akan pulang ke Korea.” ucapnya kemudian, “Karena kalian akan melaksanakan SM Town di Seoul.
“Ne.” ucap mereka serempak.
“Kamsahamida untuk semuanya.” ucap sang manager kemudian meninggalkan para member didalam ruangan.
“Kyu, ada yang ingin aku bicarakan padamu.” ucap Siwon menghampiri Kyuhyun yang berdiri dibelakangnya.
“Ne Hyung. Ada apa?” tanyanya selidik.
“Perlu bicara empat mata.” Siwon berbisik ditelinga Kyuhyun. Kyuhyun hanya mengangguk. Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan tempat latihan mereka dan menuju cafe terdekat.

Sesampainya di Cafe dan mereka sudah memesan minuman,
“Apa yang akan Hyung bicarakan?” tanya Kyuhyun sembari meminum sedikit teh hangatnya.
“Hmm.. Sebenarnya hal ini tidak boleh aku bicarakan padamu Kyu.”
“Waeyo?”
“Yoona meminta bantuanku untuk meyelidikimu.” tekan Siwon sembari meminum kopinya.
“Wanita jerapah itu? Ada apa dia tiba – tiba ingin menyelidikiku?”
Siwon sedikit tersedak ketika Kyuhyun mengatakan dongsaengnya adalah 'wanita jerapah', “Yak Kyu, kau ini sembarangan sekali bicara. Bagaimanapun dia dongsaeng kita” seru Siwon.
“Mian.” jawabnya enteng.
“Haisshh anak ini.” Siwon sedikit kesal akan tingkahnya, kemudian sikapnya mereda kembali seperti biasa, “Ini ada hubungannya dengan Seohyun.”
“Mwo?” Kyuhyun terkejut, “Seohyun?”
“Ne, eouni – eouninya sedang menyembunyikan pemberitaanmu ditelevisi.”
“Maksudnya?” tanyanya aneh.
“Haish,, kau belum tau?”
Kyuhyun menggelengkan kepalanya.
“Kau dan Victoria berpacaran. Kau lupa minggu lalu kau melakukan apa dipesta ulang tahun Victoria?”
Kyuhyun seperti mengingat sesuatu, kemudian mimik wajahnya berubah 180 derajat menjadi lesu, “Aigo.”
“Yoona, meminta bantuanku untuk menyelediki hubunganmu dengan Vic.”
“Aigo Hyung, aku tidak ada hubungan apa – apa dengan wanita itu.” yakin Kyuhyun mengenggam kedua tangan Siwon diatas meja.
Siwon menjadi kikuk karena sebagian orang terlihat menatap aneh kearah mereka karena sikap Kyuhyun, Siwon langsung melepaskan genggaman Kyuhyun.
Sadar Kyuhyun dengan sikapnya, “Ah, Mianhe Hyung.” sambil nyengir.
“Lalu aku harus bagaimana Hyung?” tanyanya panik.
“Mau tidak mau kau harus menghubungi Seohyun dan mengatakan hal yang sebenarnya sebelum dia tau mengenai gosip hubunganmu dari orang lain.”
“Ne, aku harus menghubungi Seohyun.”
Tanpa sepengetahuan mereka Ryewook datang menghampiri mereka, “Kyuhyun!” serunya.
Keduanya menoleh kearah Ryewook.
“Ada apa Hyung?” tanya Kyuhyun.
“Sooyoung memintaku untuk menyelidikimu.” Ryewook duduk disamping Siwon.
“Mwo?” Kyuhyun terlihat kaget.
“Ini ada hubungannya dengan Yoona, Kyu.” ucap Siwon.
“Maksudmu apa Siwon?” tanya Ryewook segera menoleh ke araha Siwon.
“Pasti Yoona dan Sooyoung meminta bantuan kita untuk mecari kebenaran yang ada mengenai hubungan Kyuhyun dengan Victoria kan, bukan begitu Hyung?”
“Ne.” Ryewook mengangguk.
“Aigo, mengapa seperti ini?” ucap Kyuhyun frustasi.
“Memangnya ada apa sebenarnya?” tanya Ryewook sambil meminum kopi Siwon.
“Hyung itu kopiku!” seru Siwon sempat terkejut.
“Ah.. aku hanya meminum sedikit.” ucapnya sambil tersenyum tanpa dosa (?).
“Haaisssh...” eluh Siwon.
“Sebenarnya tidak ada apa – apa Hyung, hanya saja ada kesalah pahaman.” jelas Kyuhyun.
“Kesalahpahaman apa?”
“Hubunganku dengan Victoria itu tidak benar, dia hanya memintaku berpura – pura menyatakan cinta padanya pada saat Nickhun datang. Dia ingin balas dendam.”
“Mwo?? kapan itu terjadi Kyu?” tanya Ryewook kaget.
“Sekitar seminggu yang lalu, tapi aku tidak tau bahwa disana ada paparazi yang meliput. Haiiisss Seohyun pasti akan salah paham.”
“Jadi kau benar – benar menyukai Seohyun, Kyu?” tanya Ryewook menyakini.
“Ne. Aku menyukainya Hyung.” ucapnya dengan mata sendu.
“Kalau begitu kau harus cepat menyelesaikan masalah ini!” seru Ryewook dan disertai anggukan Siwon.
***


RCL ^^

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...