Kamis, 28 Desember 2017

FF Seokyu : You're Mine Chapter 5



You’re mine
Chapter 5



Title    : Seokyu
Genre : Romance, Comedy
Type   : Chapter (bersambung)
Cast :   Seo Joo hyun a.k.a Seo Joo hyun
            Cho Kyuhyun a.k.a Cho Kyuhyun
            Kim Taeyeon a.k.a Eomma Seohyun – Ny Seo
            Park Jung Soo a.k.a Appa Seohyun – Tuan Seo
            Choi Siwon a.k.a Appa Kyuhyun – Tuan Cho
            Tiffany Hwang a.k.a Eomma Kyuhyun – Ny Cho
            Im Yoona a.k.a Im Yoona
            Choi Sooyoung a.k.a Choi Sooyoung
            Lee Donghae a.k.a Lee Donghae
            Lee Hyuk Jae a.k.a Choi Eunhyuk
            etc.

Mian for typo and happy reading ^^
I'am Seokyu shipper. Don't Bash and don't Plagiat!!

Previous Chapter 1-2-3-4


***



Ketiga namja itu telah tiba dirumah Eunhyuk.
"Masuklah anggap saja rumah sendiri...." ramah Eunhyuk hari ini.
Donghae dan Kyuhyun bergidik ngeri.
"Namja yadong ini sedang kerasukan sesuatu kah?" bisik Kyu tepat ditelinga Donghae.
Donghae merespon dengan anggukannya.
"Hey, aku dalam keadaan sadar 100 persen. Ayo masuk." sinis Eunhyuk berlalu masuk kedalam rumahnya.
Donghae dan Kyu mengikuti dibelakangnya.
"Ah.. Anneyoung selamat datang dirumah kecil kami. Silahkan masuk." sapa Ny. Choi.
Donghae dan Kyuhyun membungkukkan badannya.
"Anneyoung" ucap mereka bersamaan.
"Tidak usah terlalu ramah pada mereka eomma. Sebab mereka selalu mengatakan aku seekor mo...." tepat waktu tangan Donghae menutup rapat mulut Eunhyuk saat itu.
"Hn?" Ny. Choi merasa bingung.
"Tidak ada apa - apa Bibi. Kami berdua sangat akrab dengan Eunhyuk Hyung kok. Hehe.." ucap Kyuhyun tersenyum gaje (?).
Sementara itu Donghae menarik Eunhyuk keruang televisi.
"Ah ya.. Kalian kan sering main kesini ya. Hanya saja baru bertemu denganku kali ini. Hahaha..." ucap Ny. Choi.
Disusul dengan tawa garing dari Kyuhyun.


"Hey, aku curiga dengan kalian berdua." ucap Eunhyuk mendelik tajam kearah Donghae dan Kyuhyun.
Mereka berdua menghentikan kegiatannya dan bersamaan menoleh kearah sang empunya rumah.
"Apa maksudmu?" tanya Donghae.
Sementara Kyuhyun melanjutkan lagi kegiatan bermain gamenya.
Eunhyuk cemberut, "Jangan kalian pikir aku tidak tau ada sesuatu diantara kalian."
Donghae menaikkan kedua alisnya, "Ah.. Otakmu mesti dicharge dulu. Kurasa sedikit konslet." 
Eunhyuk terdiam, sesaat kemudian ia bergidik ngeri. 
Donghae yang melihat ekspresi Eunhyuk pun mulai berkomentar, "Apa - apaan ekspresimu itu!"
"Jangan - jangan kalian..... Saling menyukai satu sama lain ya. Iihhh aku tak menyangka kalian seperti itu..." Eunhyuk mengigit ujung kaosnya.
Belum sampai Donghae bicara, sebuah stick PS-pun meluncur tepat dikepala Eunhyuk dan iapun terkapar.
"Seenaknya saja bicara. Dasar monkey!" desis Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.
"Hey Kyu!" kejut Donghae, "Ah kau tak apa Hyuk?" kemudian beralih membantu Eunhyuk bangun.
Eunhyuk mengelus pelipisnya yang terkena lemparan stick tersebut, "Dasar bocah evil ini...rrggghhh..."
"Sudahlah Hyuk. Maafkan Kyuhyun. Kan kau tau dia memang seperti itu." sela Donghae menengahkan.
Kyuhyun berhenti sejenak dari kegiatannya, "Hey Hyung. Sebenarnya apa yang ada dipikiranmu? Mana mungkin aku dan Donghae Hyung seperti itu. Ada - ada saja!"
"Aku kan hanya mengira - ngira saja. Habisnya akhir - akhir ini kalian selalu berdua terus dan tak mengajakku."
"Haissshh itu kan karena kau selalu mengikuti jam kuliah pengganti. Secara kau selalu bolos demi melihat video - video yadongmu itu!" seru Donghae melipat kedua tangan didepan dadanya.
Eunhyuk menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Hehehee..itu kan hanya sebuah hiburan semata."
Kedua namja tampan yang bersama memutar kedua bola matanya merasa jengah dengan perkataan Eunhyuk.

***

Malam yang dinantikan tiba,
Seohyun telah meminta ijin pada eommanya untuk mengajak Yoona dan hal tersebut disetujui oleh Taeyeon selaku eomma Seohyun.
Sebelumnya Yoona menelpon eomma Seohyun memberitahu bahwa anak gadisnya itu meminta bantuannya seperti yang diperkirakan oleh Taeyeon.
Seohyun menggembungkan kedua pipinya, kesepuluh jemarinya mencengkram kuat pada sisi gaun yang ia pakai.
"Hey kenapa kau cemberut?" tanya Taeyeon pada putrinya tersebut.
"Eomma ini kan hanya acara makan malam, kenapa aku harus mengenakan gaun seperti ini sih. Aku sangat tidak nyaman. Apakah ini tidak terlalu terbuka." protesnya.
Yoona yang tengah duduk ditepi tempat tidur Seohyun hanya melirik sekilas dan tersenyum kecil melihat perdebatan kecil antara ibu dan anak tersebut. Kemudian ia melanjutkan kembali kegiatannya pada ponsel ditangannya.
"Hyunie.. Ikuti saja keinginan eommamu." ucapnya berjalan menghampiri kedua wanita bermarga Seo itu.
Taeyeon mengangguk, "Ah.. Benar sekali ucapan temanmu sayang."
Seohyun tetap menggembungkan kedua pipinya.

Ditempat lain,
Kyuhyun berdiri dalam diam disudut pintu keluar rumahnya. Ia memutar kedua bola matanya merasa bosan karena menunggu kedua orang tuanya turun dari tangga kamarnya.
"Haaisshhh.. Lama sekali.."
Tiffany dan Siwon menuruni tangga perlahan.
"Hati - hati yeobo-ya, kau bisa terjatuh nanti." Siwon menggenggam sebelah tangan istrinya itu.
"Ne yeobo." jawab Tiffany dengan senyuman manisnya.
Kyuhyun yang melihat keromantisan kedua orang tuanya itu merasa merinding. "Appa jangan membuat bulu kudukku merinding seperti ini." selanya sembari memeluk dirinya sendiri.
Siwon bermuka masam, "Kau berisik."
"Mwo?" 
"Sudahlah ayo berangkat. Nanti kita telat. Kasihan kan Donghae menunggu kita dimobil." ucap Tiffany.
"Haaahh... Kan eomma yang berdandan lama sekali sampai Donghae hyung tertidur dimobil." protes Kyuhyun.
Satu kepalan tepat mendarat dikepala Kyuhyun.
"Appo!"
"Kalau kau berisik lagi, akan kupukul kau." ancam Siwon selaku Appa Kyuhyun.
Kyuhyun hanya mengelus kepalanya dan menyusul kedua orang tuanya menaiki mobil.
"Mianhaeyo Donghae-ah.. Terlalu lama menunggu." ucap Tiffany.
"Ah tak apa Bi. Santai saja." jawab Donghae sembari 
Tiffany membalas dengan senyuman.
"Lihatlah, contohlah temanmu ini. Sangat menghargai orang tua sekali." ucap Siwon.
Kyuhyun cemberut, "Hanya pencitraan..." gerutunya.
"Apa yang kau katakan?" pertegas Siwon.
"Ahni!" Kyuhyun mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Donghae hanya menahan tawanya.

***

Taeyeon berlari kecil memasuki ruang tamu menghampiri suaminya setelah mendapat kabar dari pembantunya bahwa tamunya sudah tiba dan saat ini sedang memarkirkan kendaraan mereka.
"Yeobo yeobo...hosh hosh.." panggil Taeyeon.
"Hey hati - hati yeobo-ya. Kau berlari didalam rumah seperti itu nanti kau terjatuh." Leeteuk selaku Appa Seohyun menangkap tubuh mungil istrinya itu.
Taeyeon menarik nafasnya, "Besan kita sudah datang. Cepat ayo sambut mereka." ajaknya.
Leeteuk mengikuti tarikan istrinya menuju depan rumahnya.
Seohyun dan Yoona yang juga berada diruang itupun mengikuti mereka.
Taeyeon mengembangkan senyumannya saat Tiffany menapakkan kakinya dirumahnya dan tepat didepan pintu rumah mereka.
"Anneyoung Nyonya Cho." sapa Taeyeon.
"Anneyoung Nyonya Seo. Apa kabarmu?" Tiffany menjabat uluran tangan Taeyeon dan memeluknya sebentar.
"Anneyoung Tuan Seo." Sapa Siwon menjabat tangan Leeteuk.
"Anneyoung Tuan Cho. Wah kau semakin gagah ya sekarang." puji Leeteuk sembari menepuk bahu kekar Siwon. "Waaahh kapan ya terakhir aku punya bahu sekekar ini?" candanya.
Siwon tertawa, "Tuan Seo ini bisa saja. Dulu kau adalah seniorku disekolah dan panutanku juga. Makanya aku senang berolahraga berkatmu."
Leeteuk mengangguk, "Ah.. Ya ya.. Kau dulu juniorku ya. Sudah lama sekali ya.. Hahaa.. Aku jadi merasa sangat tua sekarang."
Taeyeon dan Tiffany yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua hanya terkekeh.
Seohyun sejak tadi terdiam memperhatikan mereka. Namun Yoona memberi isyarat pada Donghae yang berada diseberangnya.
Donghae menanggapinya dan meminta Kyuhyun bergeser disampingnya. Karena tubuh namja itu tertutupi oleh tubuh ayahnya sejak tadi.
"Hyunie-ah..." bisik Yoona dekat telinga Seohyun.
"Hm?" Seohyun menoleh kearahnya.
Lagi, Yoona memberi isyarat diwajah dan kedua bola matanya. Meminta Seohyun mengikuti arah lirik mata Yoona.
Seohyun membulatkan matanya ketika namja yang dia lihat adalah namja yang pernah tak sengaja ia temui Sama halnya dengan Kyuhyun, ia terkejut saat melihat Seohyun.
"Unnie, namja itu...." lirihnya.
"Sstt diamlah.." balas Yoona disusul senyum usilnya yang tak ia perlihatkan.

Taeyeon dan Leeteuk mengajak calon besan mereka untuk masuk kedalam rumah. Seohyun dan Yoona berjalan tepat dibelakang mereka.
Sedangkan Kyuhyun dan Donghae berjalan agak jauh dibelakangnya.
"Hyung... Yeoja itu aku pernah menemuinya."
Donghae hanya tersenyum.
"Hyung, Seo Joo Hyun yang kau temui yang itu kan?" tunjuk Kyuhyun dengan gerakan bibirnya ke arah Yoona.
"Ya." jawab singkatnya.
"Lalu kenapa yeoja itu ada disini? Apa dia adiknya?" tanyanya kembalu.
Donghae menarik bahunya.
Kyuhyun mengernyitkan dahinya, "Ah.. Pantas saja.. Sepertinya sejak tadi ada yang mengganjal dipikiranku. Kemungkinan dia adiknya, iya mungkin saja."
"Dari mana kau bisa berasumsi seperti itu?"
"Rumah ini serasa tak asing Hyung. Aku pernah mengantar dia pulang. Walau hanya sampai depan gerbang rumahnya."
"Kau ini... Seo Joo Hyun itu anak tunggal. Bagaimana dia bisa punya adik."
"Hah?"

***

Seohyun dan Kyuhyun duduk ditaman belakang rumah Seohyun sejak selesai acara makan malam bersama tadi.
Mereka berdua sengaja dibuat malu oleh kedua orang tua mereka. Bahkan Yoona dan Donghaepun ikut campur dalam hal ini.
"Haaahhh.... Kenapa bisa begini?" keluh panjang Kyuhyun.
"Aku tak habis pikir kalau kaulah Cho Kyuhyun itu." Seohyun menggerutu.
Kyuhyun menoleh kearahnya, "Kenapa kau tidak bilang dari awal kalau namamu Seo Joo Hyun." protesnya.
"Kau juga kenapa saat memberitahu namamu tidak memakai margamu!" serunya tak mau kalah.
Kyuhyun memalingkan wajahnya, "Ini benar - benar..."
"Lucu!" selak Seohyun.
"Hn? Kenapa kau.."
"Kenapa kau tidak menolak perjodohan ini sih?!" selaknya kembali.
"Hah? Aku menolaknya kok dan kenapa kau juga malah berbohong dan meminta temanmu itu menggantikanmu."
"Kau juga sama!"
"Tapi seharusnya kau bisa saja tidak menemuiku kan?"
"Aku memang tidak menemuimu kok! Yoona unnie yang bertemu denganmu."
"Dia bertemu dengan Donghae hyung bukan denganku."
"Paboya! Kau menyuruh dia menggantikanmu kan."
"Hn?"
"Dasar bodoh!"
"Apa! Kau mengatakan aku bodoh?"
"Iya. Setelah itu kau berpura - pura bukan dirimu. Dan tak sengaja bertemu denganku. Lalu kau melakukan...." Seohyun berhenti bicara mengingat kejadian yang sebenarnya tidak ingin diingat. "Ah sudahlah..." ia membuang wajahnya.
Kyuhyun bangkit dari duduknya. "Kalau begitu aku akan katakan pada mereka bahwa perjodohan ini dibatalkan saja."
"Eh?" Seohyun terkejut.
"Iya lagipula kau dan aku tidak menginginkannya kan?"
"Tidak boleh. Kau tidak boleh mengatakannya." tahan Seohyun.
"Kenapa?"
"Kau.. Kau kan.." Seohyun terbata - bata, tiba - tiba wajahnya memanas. "Kau kan sudah menciumku waktu itu. Jadi kau harus bertanggung jawab akan hal itu."
"Hah?"
"Emm. Ini bukan berarti aku menyukaimu. Hanya saja... Aku mempunyai prinsip, bahwa aku hanya boleh melakukan itu dengan suamiku nanti." jelas Seohyun sambil menahan malunya.
Kyuhyun tercengang dengan ucapan Seohyun dan sekejap ia tertawa terbahak - bahak. "Apa itu? Hahaaa... Prinsip? Hahaa.."
"Hei, berhenti menertawaiku!" serunya menginjak sebelah kaki Kyuhyun dengan heelsnya.
"Aww appo! Hey kenapa menginjak kakiku." protesnya.
"Pokoknya kau tidak boleh membatalkan perjodohan ini. Titik!"
"Hey mana bisa begitu!"
"Harus bisa. Karena kau merebut first kiss ku. Jadi mau tidak mau kau yanh menjadi suamiku nanti." ucap Seohyun berlalu meninggalkan Kyuhyun yang masih belum mengerti.
"Hah apa dia sangat menginginkanku?"

***

Tbc

Kamis, 23 November 2017

FF SEOKYU : Beetween Love Chapter 11





BETWEEN LOVE
Chapter XI

Tittle : Seokyu
Genre : Romance
Cast : Seo joo hyun, Cho Kyuhyun, Im Yoona, Lee Donghae, etc

Mian for typo..
Dont plagiat!!


Happy reading ^^

Previous Chap 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10


***

Suara burung kecil bernyanyi dekat jendela kamar Sulli pagi itu, ia merenggangkan kedua tangannya. “Ah pagi yang indah.” Sulli tersenyum lebar. “Terima kasih burung – burung kecil suara kalian begitu indah.” Sulli menapakkan kedua kakinya yang jenjang itu dilantai kamar tidurnya. Ia berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri.

“Hn?” Sulli sontak berhenti mengunyah roti panggang buatannya dan mengambil ponselnya diatas meja. “Soo unnie? Ah dia ingin bertemu denganku siang ini.”

Di sebuah cafeteria pusat kota.
Sooyoung menundukkan kepalanya dengan maksud untuk menyembunyikan air mata yang akan segera keluar dari kedua matanya.
Sulli bangun dari duduknya dan menghampiri Sooyoung, memeluknya hingga erat. Isak tangis Sooyoung tak terbendung lagi dan membasahi sebagian baju yang dikenakan Sulli.
“Unnie kau pasti bisa menghadapinya.” Bisiknya.
“Terima kasih Sulli-ah” Sooyoung merenggangkan pelukan Sulli.
“Hem.. sama – sama unnie. Kapanpun kau membutuhkanku, aku pasti akan datang.”
Sooyoung mengangguk – angguk sambil mengusap pelan air matanya.
“Unnie..” lirihnya, “Apa kau yakin akan melupakan perasaanmu pada namja itu?”
“Ne, Sulli-ah.”
Sulli menatap nanar kakak yang disayanginya itu.

***

Yoona menyiapkan makan siang untuk mereka berdua dirumah, karena akhir pekan. Seohyun menuruni tangga dengan buku digenggamannya.
Yoona melirik kearah Seohyun tanpa berhenti kegiatan memasaknya, “Hyunie-ah, kau membaca buku sembari menuruni tangga. Nanti kau bisa jatuh.”
Seohyun menghentikan langkahnya dan melihat kearah unnienya, “Ah, mianhae Unnie.” Jawabnya dengan menutup buku dan menuruni tangganya dengan cepat.
“Aku memasak sup ayam kesukaanmu untuk menu siang ini.” Yoona tersenyum lebar.
“Benarkah? Wooaahhh aku rindu sup ayam buatanmu Unnie.” Seohyun dengan ekspresi gembiranya. Ia menghampiri unnienya dengan berlari kecil setelah menaruh buku diatas meja makan. “Hmmm sedap sekali baunya.”
“Tentu, siapa dulu yang membuat.” Bangga Yoona.
“Ne.. Nyonya Lee.” Seohyun terkekeh.
Yoona membulatkan kedua matanya dan mencubit pelan pinggang ramping Seohyun.
“Appo! Sakit Unnie.” Dielus – elus pinggangnya itu.
“Kau ini, sudah berani ya menggoda unniemu? Kajja, lebih baik kau bantu aku menggoreng tahu ini.” Pintanya.
Seohyun tersenyum gaje (?), “Ne, Unnie.” Ia mengambil alih tahu dengan tepung tempura dari tangan Yoona. Ia menggulingkan tahu tersebut ke dalam wadah berisi tepung.
Yoona bernyanyi kecil sembari mengaduk – aduk sup buatannya.
Seohyun melirik, “Hemm kau bahagia sekali hari ini Unnie?”
“Tentu saja. Siapa yang tidak bahagia jika namja yang aku cintai mengajakku menikah.”
Seohyun menggelengkan kepalanya, “Ck ck, tentu saja Donghae Oppa akan menikahimu Unnie. Dia sudah mengikatmu lama sekali. Coba saja jika kemarin aku tidak mengalami kecelakaan dan koma. Saat ini kau pasti sudah tinggal bersamanya dan menjadi nyonya Lee dirumahnya itu.”
“Hyunnie-ah, ini bukan salahmu kok. Kecelakaan itu bukan aku atau kau harapkan. Itu semua sudah terjadi, jadi tidak usah kau ingatkan lagi ya. Lebih baik kau fokus pada kuliahmu itu.” Yoona menaruh beberapa cup besar sup pada kedua mangkuk untuk dibawa kemeja makan.
“Ne, Unnie.” Ucap Seohyun. Ia menatap tempura yang berubah warna keemasan didalam minyak panas itu, ‘Kuliah ya? Aku memang harus fokus pada kuliahku yang tertinggal itu. Kenapa aku harus memikirkan namja itu.’ Gumamnya dalam hati.
Yoona melihat Seohyun melamun, “Hyunie-ah, tempuranya bisa gosong nanti. Ayo angkat!” serunya membuyarkan lamunan Seohyun.
“Ah, Ne Unnie.”

Mereka berdua makan dengan nikmatnya, diselingi dengan senda gurau ala adik dan kakak keluarga Seo itu.
“Aku sudah selesai. Ah Hyunie-ah kau harus habiskan sup itu ya.” Yoona beranjak dari kursinya dan pergi kedapur.
“Ah, iya.” Seohyun melihat semangkuk sedang sup didepannya, ‘Aku harus habiskan itu ya, padahal perutku sudah kenyang.’ Ucapnya dalam hati. Terlintas ucapan Kyu dalam pikirannya, kemudian Seohyun mengibas – ibaskan tangannya diatas kepalanya. “Ahni, ahni. Ini bukan saatnya memikirkan namja itu.”
“Hn? Namja?” Yoona sudah berada disamping Seohyun dengan irisan buah melon ditangannya.
“Yak Unnie!” seru Seohyun terkejut hingga sendoknya terpelanting.
“Bwahahahaa.. kenapa kau sampai terkejut seperti itu…” Yoona tertawa keras.
Seohyun cemberut. Ia mengambil sendoknya yang terpelanting jatuh itu. “Kau mengagetkanku saja Unnie.”
“Hem? Siapa namja yang kau maksudkan tadi?” sambungnya.
Tenggorokan Seohyun tercekat, segera ia mengambil segelas air minum dan diteguknya sampai habis. Yoona melihatnya dengan melongo. “Bukan siapa – siapa kok Unnie. Dia hanya…”
“Kyuhyun?”
“Hah?!” Kali ini Seohyun terlompat dari kursinya.
“Hahahaa.. kenapa kau ini Hyunie-ah..”
“Kau bisa membaca pikiranku Unnie?”
Yoona tersenyum nakal, “Heee… ada apa dengan namja itu?”
“Tidak ada Unnie.” Seohyun menyembunyikan wajah merahnya.
“Jujurlah padaku Hyunie-ah. Wajahmu terlihat merah seperti buah tomat.”
Seohyun menangkup kedua pipinya, “Ahniyo Unnie!”
Yoona melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap dingin kearah Seohyun.
Seohyun melirik Yoona dan menghela nafasnya pelan, “Baiklah, aku akan jujur pada Unnie.”
Yoona tersenyum dan merubah posisi duduknya.
“Begini, Kyu.. eh maksudku namja itu mengutarakan perasaannya padaku Unnie. Dia mengatakan padaku kalau dia jatuh cinta padaku. Dan terakhir ia memintaku untuk menjadi kekasihnya, tapi aku belum menjawabnya karena aku belum begitu yakin dengan perasaanku.”
Yoona mengangguk mengerti, ini sama dengan pernyataan Donghae waktu itu bahwa memang Kyuhyun ada perasaan tertentu pada dongsaengnya.
“Apa yang harus aku lakukan Unnie. Aku tidak bisa menjawabnya.”
“Hmmm… apa kau menyukainya?”
“Hmm.. mungkin, tapi sedikit. Karena dia namja yang tidak bisa ditebak.”
“Kenapa hanya sedikit? Kau ini kan sudah besar, kau tidak bisa mengukurnya sendiri?”
“Unnieee…..” Seohyun merajuk, “Aku.. aku belum begitu mengenalnya, dia datang tiba – tiba. Dan melakukan sesuatu semaunya. Terkadang dia terlihat dingin dan acuh, namun terkadang dia juga terlihat hangat. Aku tidak tau perasaan apa yang hinggap dihatiku Unnie.”
Yoona mengerucutkan bibirnya, “Kau harus memastikan perasaanmu dulu, sebelum kau memberinya jawaban.”
“Ne.. aku sedang mencobanya.”
“Jika namja itu terus berada dalam pikiran dan hatimu, tandanya kau juga cinta padanya.” Goda Yoona dengan kerlingan.
“Hah?!”

***

Sulli melangkah kakinya perlahan menuju gerbang kampus, ia masih membayangkan bagaimana sedihnya perasaanya unnienya. ‘Apakah perasaan cinta sesulit itu?’ tanya dalam hati. Tiba – tiba ia langkahnya berhenti, tatapan matanya bertemu dengan kedua mata namja yang dulu pernah hinggap di hatinya. “Minho?”
“Anneyoung Sulli-ah.” Sapa Minho dengan senyum hangat.
“Ah.. anneyoung. Kebetulan sekali ya kita bertemu lagi. Hee..” balas Sulli tersenyum gaje (?).

“Bagaimana kabarmu?” Minho bertanya pada Sulli yang kini sudah duduk disampingnya.
“Ah.. kabarku baik – baik saja. Bagaimana denganmu?”
Minho hanya tersenyum kemudian menghela nafasnya perlahan.
“Eh?? Ada apa? Apa kau tidak sehat?”
Minho menoleh kearah Sulli. “Ahni.”
“Lalu?”
“Apa kau pernah merasakan jatuh cinta pada seseorang dan seseorang itu ternyata mengkhianatimu?” tanya Minho berulang untuk kedua kalinya.
Sulli menghela nafasnya, “Apa ini mengenai Krystal?”
Minho menunduk dalam, “Sulit bagiku melupakannya Sulli-ah.”
‘Seperti aku yang dulu sulit melupakan perasaanku padamu.’ Hati Sulli bergumam. “Mianhae Minho-ya, lambat laun kau pasti akan menemukan yeoja lain yang lebih baik dari dirinya. Jadi jangan terlalu larut dalam kesedihanmu itu.”
“Tapi…”
Sulli menepuk bahu Minho kencang, “Yak! Kau ini kan laki – laki. Jangan lemah dengan hal yang seperti itu!” serunya.
Minho sedikit terkejut dengan ucapan dan tindakan Sulli barusan, “Ah, ya kau benar. Aku tidak boleh lemah.. haha”
“Fiuuhh.. mian aku terlalu bersemangat tadi. Apa bahumu tidak sakit?” tanyanya sembari memeriksa bahu Minho.
“Tidak.. aku kagum padamu.” Minho tersenyum.
“Eh,, apa maksudmu?” jelas wajah Sulli sedikit merona.
“Ahahahaaa.. aku kagum padamu. Kau tidak berubah sama sekali. Selalu bersemangat dan selalu mempunyai pikiran yang positif.”
“Ah.. itu.. hehehe”
“Jika ada namja yang menyukaimu, pasti dia akan beruntung sekali.”
“Eh. Soal itu…”
“Tapi kita masih tetap bisa berteman seperti dulu kan? Maaf aku terlihat seenaknya. Padahal kau dulu sering aku tinggalkan ketika aku bersama Krystal.”
“Ah.. berteman? Hahaa tentu saja.” Jawab Sulli kemudian roman wajah Sulli berubah sedikit sendu namun ia sembunyikan pada Minho.
“Ah, benarkah? Terima kasih Sulli-ah.”
“Ya. Sama – sama.” Jawabnya diiringi senyum kecil. ‘Ahni, jangan berharap lagi Sulli. Dia hanya ingin berteman denganmu tidak lebih dari itu. Camkan.’ Ucapnya dalam hati.
***

Donghae menyeruput teh buatannya, kemudian ia mendengar dering ponselnya berbunyi dan mengangkatnya segera.
“Yobseo.”
“Yobseo, Hyung apa kau ada diapartemen sekarang?” tanya Kyuhyun dari seberang.
“Ah, aku ada. Kebetulan tidak ada acara. Ada apa Kyu?”
“Jika kau tidak keberatan aku akan mengunjungimu Hyung. ada hal yang ingin aku minta padamu perihal masalah yang ada dikantor.”
“Kenapa tidak kita urus dikantor saja Kyu?”
“Tidak bisa Hyung, kecurigaanku mengacu kepada orang dalam diperusahaanmu Hyung. bisa saja dia mengetahui apa yang aku dan kau lakukan perihal masalah yang saat ini tengah kita hadapi.”
“Haaaa… baiklah. Aku tunggu kau.” Jawabnya.
“Baiklah Hyung. aku tutup teleponnya.”
“Hem.” Donghae menaruh ponselnya diatas meja dan lanjut meminum tehnya. “Apa Kyuhyun telah menemukan siapa dalang dibalik semua ini?” tanyanya pada diri sendiri.

Beberapa menit kemudian,
Ting tong, suara bel pintu apartemen Donghae berbunyi. Donghae segera membuka pintu dan mengajak Kyuhyun untuk masuk.
“Cepatnya kau datang Kyu.”
“Kebetulan jalanan tidak macet Hyung. boleh aku duduk disini?” Kyuhyun memilih duduk disofa panjang menghadap televisi itu.
“Ne. duduklah. Kau mau minum apa Kyu?” tawarnya berjalan kearah dapur.
“Apa saja Hyung.”
“Oke.”
Tak lama Donghae kembali dan menyajikan teh hangat untuk Kyuhyun.
“Jadi apa yang kau ingin bicaraka padaku?” tanya Donghae.
“Hyung, apa sebelumnya aku boleh menanyakan hal ini padamu. Perihal ayahmu Hyung?”
“Hah? Apa maksudmu? Apa ini berkaitan dengan ayahku?”
“Lebih tepatnya masa kepemimpinannya.”
“Hn?”
“Hyung aku butuh sebuah data yang hanya kau yang tahu.”
Donghae terdiam namun tetap menatap Kyuhyun sembari memikirkan sesuatu diotaknya.
***

Sooyoung tengah berada disebuah kafe dipinggiran kota. Yuri teman kantornya meminta untuk bertemu. Beberapa kali ia melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, ia pun menoleh beberapa kali kea rah pintu kafe namun Yuri belum juga datang.
“Haaahhh.. yeoja itu memang sudah biasa sekali terlambat.” Gumamnya.
Tak berapa lama seorang yeoja yang ditunggu Sooyoung dan dibelakangnya seorang namja tampan dan gagah mengekori Yuri.
“Hai Sooyoung-ah.. mianhae aku terlambat.” Ucap Yuri seketika menghampiri Sooyoung dimeja.
Sooyoung memutar kedua bola matanya kesal, “Sudah biasa sekali. Kau terlambat hampir satu jam?”
“Mwo? Satu jam?” tanyanya yang kemudian melihat jam dipergelangan tangannya, “Ah, iya.. ini semua karena ulahmu. Changmin!” tuduhnya pada namja itu.
“Hah? Aku? Kau sendiri yang terlalu lama berdandan dikamarmu.” Bela namja yang bernama Changmin itu, ya dia adalah sepupu dari Yuri.
“Heeuhhh..” kesal Yuri, kembali menatap Sooyoung.“Ahahaa..maafkan aku. Kalau begitu            hari ini akan aku traktir.”

“Jadi kalian saudara sepupu?” tanya Sooyoung setelah menyeruput kopinya.
“Hem..” angguk Yuri disusul dengan menyikut lengan Changmin.
Changmin sedikit tersentak dengan lirikan tajam yang diberikan oleh Yuri, dia menghela nafasnya, “Ah, perkenalkan namaku Shim Changmin sepupu dari wanita rakus disebelahku ini.” Ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya.
Sooyoung menyambutnya dengan menjabatnya,  “Aku Choi Sooyoung, panggil saja Sooyoung.”.
“Senang berkenalan denganmu.” Ucap Changmin tersenyum kemudian melepas jabatan itu.
“Aku juga.”
“Nah, jadi mulai sekarang kalian akan berkomunikasi satu sama lain oke.” Selak Yuri yang tengah mengunyah sepotong kue coklat disendoknya.
“Hah?” Sooyoung terlihat bingung.
“Kenapa?” tanya balik Yuri.
“Dia bilang, kau mau mencari teman untuk berkencan dan aku diminta untuk menemanimu.” Changmin dengan polosnya.
“Mwo?” kedua bola mata Sooyoung membelakak, “Apa – apaan ini Kwon Yuri!” serunya.
Yuri tersenyum gaje (?). “Aku hanya ingin membantumu kok.”
“Aku kan tidak pernah bilang begitu, kau ini selalu saja seenaknya.” Omelnya sembari menimpali bahu Yuri dengan telapak tangannya dengan gemas.
“Aww, appo! Hentikan Young-ah….” Pinta Yuri.
Changmin menyeruput kopinya dan tidak memperdulikan pertengkaran yang terjadi diantara mereka.
***

Sulli mengembangkan senyumannya, perihal skripsinya telah selesai dikoreksi dan diapproved oleh dosen pembimbingnya. Setelah perjuangannya mengganti – ganti judul dan tak sedikit juga berlembar- lembar kertas terbuang percuma karena selalu dicorat – coret oleh dosennya.
“Wuuuhuuuu… aku bahagia sekali hari ini. Langitnya cerah sekali… ahhh…” ucapnya berjalan riang.
“Sulli-ah..” panggil Seohyun dari belakang.
Sulli berhenti dan menoleh kebelakang, “Seohyun?”


“Selamat ya. Akhirnya kau diluluskan juga oleh dosen killer itu.” ucap Seohyun sembari mengenggam sekaleng soft drink.
Sulli menanggapinya dengan senyum kecil.
Merasa aneh dengan sikap Sulli, Seohyun bertanya - tanya. "Ada apa Sulli-ah?"
Sulli menoleh kearah Seohyun dan menatapnya, "Seohyun ada hal yang ingin aku katakan padamu. Perihal unnieku dan namja yang dicintainya."
Seohyun mengernyitkan dahinya.
"Sooyoung unnie jatuh cinta pada seorang namja sejak ia berusia remaja. Namun rasa cintanya itu tak terungkapkan sampai ia berpisah dengan namja itu. Ia kira seiring berjalannya waktu perasaannya akan pudar namun ketika ia bertemu dengannya kembali rasa cintanya itu masih utuh. Soo unnie berharap namja itu ingat padanya, namun diluar dari perkiraan bahwa ternyata namja itu melupakan Soo unnie. Jangankan mengucapkan kata halo, menoleh kearahnya pun tidak. Sikap hangatnya dulu pada Soo unnie berubah sangat dingin. Namun karena Soo unnie adalah orang yang berpendirian keras, ia tetap dengan keputusannya untuk membuat namja itu memaafkan tindakannya dulu dan mencintai dirinya."
"Memaafkan tindakan unniemu dulu? Memangnya Soo unnie melakukan apa?" tanya Seohyun memotong.
"Karena pekerjaan appa. Jadi mereka pindah rumah. Di saat hari terakhirnya dirumah, Soo unnie tidak mengatakan apapun pada namja itu. Dengan kata lain ia meninggalkan namja itu dalam diam. Padahal yang kudengar Soo unnie adalah satu - satunya teman terdekat namja itu."
Seohyun mengangguk pelan, "Lalu bagaimana hubungan mereka sekarang?"
"Aku sangat sedih melihat unnie saat ini. Ia memutuskan untuk melupakan cintanya. Sejak ia tau bahwa ada seorang yeoja lain yang dicintai namja itu." Tatapan mata Sulli sedikit sendu dan Seohyun yang melihatnya pun ikut bersedih.
Sulli menghela nafasnya panjang, "Kau tau siapa namja yang ku maksud itu?" tanyanya pada Seohyun.
Seohyun menggeleng kepalanya pelan.
"Cho Kyuhyun. Kita pernah bertemunya sekali ditempat unnieku bekerja. Dan dia adalah namja yang belakangan hadir dalam pikiranmu kan Seohyun-ah."
Tenggorokan Seohyun tercekat, 'Apa?'
Sulli menyunggingkan senyumnya, "Aku tau reaksimu pasti akan seperti ini."
"Mi..mianhae Sulli-ah...aku..."
"Bukan salahmu. Kau tak perlu meminta maaf padaku ataupun unnieku."
"Tapi..."
"Pertama memang semua salah unnieku dan namja itupun berhak mengambil sikapnya seperti apa terhadap unnieku. Dan diapun berhak mencintai siapa saja."
Seohyun terdiam, entah sepatah katapun tidak bisa keluar dari mulutnya. Dia terlalu shock mendengar semua cerita Sulli.
"Aku tidak ada maksud untuk menyakiti atau menyinggung perasaanmu Seo-ah. Aku hanya ingin melepas semua yang terganjal dalam hatiku ini. Rasanya sangat sesak jika aku menyimpannya sendiri. Walaupun aku sudah berusaha."
Seohyun perlahan menghampiri Sulli dan memeluknya, "Aku minta maaf.. Padamu dan kakakmu."
"Bodoh! Sudah kubilang ini bukan salahmu." seru Sulli.
"Tetap saja, aku tidak peka terhadap sahabatku sendiri." ucap Seohyun melepas pelukannya dan mengukir senyum untuk Sulli.
Sulli membalasnya.

***

Yoona meminta Taeyeon untuk menemaninya memilih gaun pernikahannya nanti. Ia bertemu disebuah butik pakaian pengantin.
"Kau sudah memilihnya?" tanya Taeyeon.
Yoona yang masih sibuk memilih dengan dua gaun dikedua tangannya, "Menurutmu aku lebih cocok pakai yang mana? Kiri atau kanan?"
Taeyeon melihatnya dengan seksama, gadis bertubuh mungil nan tegas itu menunjuk gaun disebelah tangan kanan Yoona.
"Kau yakin?"
"Kau tanya aku kan?"
"Apakah ini tidak terlalu terbuka?"
"Ah.. Ya sudah yang satu lagi saja."
"Ini?"
"Ya."
"Apakah ini tidak terlalu pendek? Lihatlah bagian depannya terlihat pendek sekali walaupun belakang gaunnya panjang."
Taeyeon memutar bola matanya dan menghela nafas, "Jadi?"
"Aku akan memilihnya kembali." ucap Yoona tersenyum gaje (?).
"Haisshhh .." keluh Taeyeon.


Beberapa lama kemudian mereka berdua berpindah tempat,
"Lain kali kalau kau meminta bantuanmu memilihkan baju, aku akan menolaknya mentah - mentah!" seru Taeyeon kemudian dengan segera dia menghabiskan minumannya.
Yoona melongo, "Ah..hahaha... Mian, aku terlalu merepotkanmu ya hari ini."
Delik mata tajam Taeyeon, "Jika kau bukan sahabatku, sudah kutenggelamkan kau kedasar laut."
Yoona bergidik ngeri, "Hey, itu seram sekali. Aku jadi merinding.."
"Hah.. Kenapa tidak fitting baju dengan calon suamimu saja sih?"
"Ah, dia tiba - tiba tidak bisa hari ini karena ada urusan mendadak mengenai pekerjaannya."
"Gila kerja sekali."
"Ya sedikit mirip denganmu. 'Gila kerja'" Yoona mengutip dua jari pada kedua tangannya disamping kepalanya.
Taeyeon membulatkan kedua matanya, "Hah? Awas ya kau Seo Yoona!" 

***

Seohyun datang ke tempat kerjanya untuk bertemu dengan sang pemilik. Ia mengundurkan diri dari kerja paruh waktu demi fokus pada kuliahnya kali ini.
Seohyun sudah berjanji pada dirinya bahwa ia tidak akan membuat kakaknya kecewa dan membuktikan ia akan lulus cepat dalam 2 tahun ini.

'Klontang' pintu kedai kopi itu terbuka. Seohyun menarik nafas panjang. "Satu persatu harus kuselesaikan... Termasuk urusan dengan namja yang bernama Kyuhyun itu." gumamnya.
"Kau memanggilku?" tanya suara yang sangat familiar ditelinga Seohyun.
Seohyun menoleh kesumber suara, "Kau.."
Kyuhyun menyunggingkan senyumnya pada yeoja yang dicintainya itu.

Saat ini mereka berdua tengah duduk berhadapan didalam kedai tempat Seohyun bekerja.
"Apa kau mengikutiku?" selidik Seohyun.
"Ck. Memangnya aku tidak ada kerjaan mengikutimu." balas Kyuhyun cuek.
"Cih.." cibir Seohyun kesal.
"Hanya kebetulan lewat sini dan aku ingin mampir minum kopi disini. Namun malah bertemu denganmu dan kebetulan kau menyebutkan namaku kan?"
Seohyun mendelik tajam tak suka.
"Hem.. Kau merindukanku ya?"
"Mwo? Ahni. Siapa juga yang merindukanmu."
Kyu tersenyum jahil, "Apa jawabanmu?"
Seohyun terkejut dengan pertanyaan yang tiba - tiba terlontar dari Kyuhyun. "A..aku..." Seohyun teringat cerita Sulli barusan mengenai hubungan Kyuhyun dan kakaknya Sulli. "Aku menolakmu." jawabnya tegas.
Kyuhyun terdiam, "Kau yakin?"
Seohyun mengangguk pasti.
"Apa alasanmu menolakku?"
"Hah? Haruskah ada alasannya?"
"Ya."
Seohyun menghela nafasnya, "Sudah jelas karena aku tidak punya perasaan apapun padamu."
"Aku tidak percaya."
"Mwo?"
"Jawablah dengan jujur."
"Haaahhh..... Baiklah. Sebenarnya... Aku... Aku tidak tahu. Pokoknya aku menolakmu!" seru Seohyun.
Kyuhyun mengernyitkan dahinya, "Hey, jawaban macam apa itu."
"Kenapa kau memaksa sih. Memangnya begini ya sikapmu. Selalu seenaknya, tak melihat sisi orang lain hah? Selalu mengabaikan bahkan tidak mau tahu hah?!"
"Kau ini bicara apa sih?"
"Hey Tuan Cho! Jawabanku sudah bulat. Bahwa aku tidak punya perasaan apapun padamu. Lebih baik kau cari wanita lain saja atau kau coba kembali pada wanita yang mencintaimu."
"Hn? Wanita yang mencintaiku? Siapa?"
"Kau tak tahu? Teman kerjamu sendiri bahkan teman terdekatmu dulu. Choi Sooyoung unnie."
"Sooyoung?"
Seohyun terperangah, ia kelepasan bicara dan menyebut nama yeoja itu didepan Kyuhyun.
"Kau kenal dengannya? Darimana kau tau kalau dia mencintaiku?"
"Dia.. Dia kakak sahabatku. Aku tau darimana itu bukan urusanmu. Dan sekarang lebih baik kau tidak bersikap egois Tuan Cho." Seohyun beranjak pergi dari tempat duduknya sebelum ditahan oleh Kyuhyun, "Apa lagi?"
"Kau bilang aku egois?"
"Tentu saja. Kau bersikap acuh seolah kau tidak mengenalnya. Kau bahkan tidak ingin tahu alasan dia meninggalkanmu. Kau menganggapnya tidak ada begitu juga perasaannya padamu. Apa itu bukan egois namanya?"
"Jika kau tidak tahu titik permasalahannya dimana? Jangan berasumsi sendiri." tukas Kyuhyun sembari melepas tangan Seohyun. "Perasaanku padamu tidak ada hubungannya dengan dia. Aku akan menunggu jawaban aslimu." ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Seohyun lebih dulu.
Seohyun termangu dan duduk kembali dikursinya.

***
Tbc

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...