Senin, 23 April 2018

Putri kecilku terkena infeksi oleh bakteri / Impetigo

Assalamualaikum Wr. Wb.


Hampir dua minggu lalu, putri kecil kami menderita sebuah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Nama penyakit tersebut adalah Impetigo.

Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, berupa lepuh atau bercak luka terbuka pada kulit, yang kemudian menimbulkan kerak berwarna kuning atau cokelat. Penyakit ini bisa menular karena kontak secara langsung antara kulit dengan kulit atau dengan barang-barang perantara, seperti handuk, baju, atau peralatan makan yang telah terkontaminasi bakteri.

Walaupun dirumah kami dalam keadaan bersih sekalipun, bakteri terdapat dimana ia bermain dengan lingkungan luar serta berinteraksi dengan orang lain.

Kronologinya, Tgl 9 April 2018, Senin. Saya melihat ada ruam merah sebesar ibu jari dipunggung anak saya Azwa, awalnya saya tak menghiraukan karena memang biasanya Azwa sering terkena biang keringat. Namun keesokkanya muncul bulatan besar disebelah bahu kanannya dengan gelembung yg sudah pecah seperti disundut rokok, disitu saya mulai curiga bahkan dibahu sebelah kirinya ada satu gelembung berisi cairan bening. Hari itu saya putuskan untuk periksa. Dikarenakan bapaknya Azwa sedang dinas keluar kota, saya hanya berobat ke bidan terdekat.

Awalnya bidan hanya mendiagnosa kalau Azwa terkena virus akhirnya diberi antibiotik dan parasetamol jika muncul demam. Azwa tetap dimandikan seperti biasa agar badannya tetap bersih, tapi sesekali ia meringis dan menangis jika ruam tersebut tersiram air.
Tak kunjung sembuh dan mulailah satu persatu bintik2 gelembung berair muncul dan luka yang sudah pecah juga tidak kering2.
Tgl 12 April 2018, kondisi punggung Azwa mulai banyak memunculkan ruam merah.

Tgl 15 April 2018, Bapaknya Azwa sudah pulang dinas dan kami putuskan untuk berobat ke dokter umum. Dokter mendiagnosa bahwa Azwa terkena virus, sama dengan kata Bidan beberapa hari lalu. Kemudian ia berpesan agar tidak dimandikan tapi dilap dengan air hangat saja, saya diberi resep antibiotik dan salep acyclovir. Saya ikuti sarannya, namun bukannya berkurang punggung Azwa malah dipenuhi dengan bintil2 bergelembung air berwarna putih pekat dan mudah pecah. Azwa makin rewel dan manja. Setiap tidur dia lebih nyaman tengkurap namun sesekali ia memiringkan badannya. 

Dikarenakan bulan ini adalah jadwal vaksin dia berumur 18 bulan, makan tgl 17 April 2018, Selasa kami mengunjungi dokter anak. Kami konsultasikan terlebih dahulu apakah dengan kondisi Azwa seperti ini boleh vaksin. Setelah dicek Dokter anak mengatakan bahwa bukan virus yang menyerang kulit Azwa tapi bakteri.
Dan salah jika terkena bakteri, tubuh tidak dimandikan. Tubuh harus terjaga kebersihannya, maka saya diberi resep obat anti bakteri+obat pengurang rasa gatal dan diminta untuk dimandikan dengan sabun Lactacyd Baby selama seminggu.

Tidak hanya disitu, saya searching tentang mengobati dengan obat tradisional. Awalnya saya kira anak kami terkena cacar api. Jadi ketemu suatu resep obat tradisional dari tanaman Bangle, daun sirih dan minyak kelapa untuk mengeringkan luka dan gelembung2 tersebut dari punggung Azwa.
Sehari dua hari, dibantu obat dari dokter. Saya baluri punggung Azwa dengan ramuan tersebut, alhamdulillah karena Allah SWT menghendaki dan mengabulkan doa saya dan suami, perlahan - lahan semua gelembungnya kempes dan tidak pecah.





Sekarang anak kami sudah sembuh dari infeksi bakteri tersebut dan saat ini masih dalam penyembuhan bekas luka. Karena saya kasihan sejak dua minggu lalu dia selalu dicekoki obat - obatan. Maka saya hanya mengoleskan minyak kelapa asli setiap habis mandi agar perlahan kulit yang terkena ruam dan terluka tadi perlahan bisa pulih dan bekasnya bisa hilang.

Hati - hati ya Bunda menjaga sikecil kesayangannya. Walaupun kita sudah menjaga kebersihan jangan sampai terlena jika disekitar kita ada yang terkena suatu penyakit tertentu. Bukan sombong dan merasa jijik, tapi lebih baik mengantisipasi agar tidak ikut tertular.

Berikut ulasan tambahannya ya.

Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi dua, yaitu:
Impetigo bulosa, ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Kemunculan impetigo bulosa biasanya juga disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Impetigo nonbulosa, ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo nonbulosa lebih menular dibandingkan dengan impetigo bulosa.

Gejala Impetigo

Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi. Gejala itu biasanya baru terlihat setelah 4-10 hari sejak terpapar bakteri. Impetigo nonbulosa lebih sering ditemukan dibanding impetigo bulosa. Untuk mencegah penyebaran infeksi, disarankan agar tidak menyentuh area kulit yang terinfeksi.

Infeksi impetigo bulosa biasanya muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau lengan dan tungkai. Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut dan hidung, tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari, handuk, atau baju yang telah terpapar bakteri.

Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo bulosa:

1. Kulit melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit dan membuat kulit di sekitarnya gatal.Kulit yang melepuh, dalam waktu singkat dapat menyebar kemudian pecah dalam beberapa hari.
2. Pecahan kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning. Setelah sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas sama sekali.

Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo nonbulosa:
1. Munculnya bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun gatal.Bercak bisa menyebar dengan cepat ketika disentuh atau digaruk, kemudian berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.
2. Setelah kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa adalah bekas berwarna kemerahan.
3. Bekas berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka waktu beberapa hari atau minggu.

Penyebab Impetigo

Penyebab utama impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita.

Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang yang memiliki luka, misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.

Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko penularan impetigo di antaranya:

1. Melakukan aktivitas yang rentan terjadi kontak kulit, misalnya olahraga bela diri, bola basket, atau sepak bola.
2. Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah menular di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya tinggi.
3. Usia kanak-anak. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak berusia 2-5 tahun, dimana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.
4. Suhu lembap dan hangat. Bakteri penyebab impetigo lebih mudah berkembang biak pada tempat yang lembap dan hangat.
5. Lemahnya sistem kekebalan tubu Sistem kekebalan tubuh yang lemah akan membuat seseorang mudah terinfeksi bakteri.
6. Menderita diabetes. Luka yang dimiliki penderita diabetes akan memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi kulit.
7. Memiliki luka terbuka pada kulit. Kuman penyebab impetigo dapat masuk melalui luka kecil pada permukaan kulit, seperti luka gigitan serangga atau ruam kulit.

Pengobatan Impetigo

Sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu satu sampai tiga minggu tanpa diobati. Jika diperlukan, impetigo bisa diobati dengan menggunakan antibiotik, baik antibiotik oles maupun antibiotik minum.

Antibiotik oles digunakan jika infeksi yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke mana-mana. Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani dengan antibiotik oles, kondisinya semakin parah, dan menyebar ke bagian lainnya.

Biasanya efek samping penggunaan antibiotik oles terjadi di sekitar area kulit yang diolesi, contohnya adalah rasa gatal, kulit menjadi berwarna kemerahan, dan iritasi. Sedangkan efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik minum adalah diare, mual, dan muntah.

Jika pengobatan dengan antibiotik tidak berpengaruh, dokter akan melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk melihat kemungkinan adanya infeksi penyakit lain selain impetigo. Pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kerap kambuh.

Biasanya impetigo kambuh karena masih ada bakteri yang bersarang di area tertentu, seperti hidung, sehingga mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami luka. Jika terbukti benar, maka bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung.

Komplikasi Impetigo

Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo dapat menyebabkan komplikasi meliputi:

1. Selulitis, infeksi bakteri yang terjadi di lapisan kulit dalam.
2. Glomerulonefritis, infeksi di pembuluh darah kecil di ginjal.
3. Septikemia, infeksi bakteri yang terjadi di dalam darah.
4. Psoriasis gutata, kondisi ini sering muncul setelah terjadi infeksi kulit.
5. Demam Scarlet, demam langka yang disertai ruam merah di seluruh tubuh.
6. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome(SSSS), infeksi kulit yang membuat kulit terlihat melepuh seperti tersiram air panas.
7. Penyakit ektima, terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen.

Pencegahan Impetigo

Penularan impetigo bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:

1. Hindari sentuhan fisik dengan penderita. Sentuhan fisik secara langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan.
2. Selalu menjaga kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulitakan mengurangi risiko penularan impetigo, terutama padakulit yang memiliki luka terbuka, misalnya akibat teriris benda tajam, cakaran, atau bahkan luka akibat penyakit kulit lain, seperti eksim.
3. Membersihkan barang-barang. Setelah digunakan, ada baiknya barang-barang dicuci sampai bersih agar bakteri mati. Hal ini bisa mengurangi risiko penularan penyakit impetigo.
4. Jangan menyentuh luka. Hindari kontak dengan luka atau koreng akibat impetigo, apalagi dengan menggaruk, untuk menghindari penyebaran bakteri melalui tangan.
5. Beristirahat. Jangan melakukan kegiatan seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah sampai infeksi benar-benar pulih. Perbanyak istirahat agar infeksi cepat hilang.
6. Mencuci tangan. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setelah selesai mengobati impetigo dengan antibiotik oles dan menutup luka impetigo dengan perban kasa.
7. Menghindari tempat umum. Hindarilah tempat-tempat umum yang rawan penularan bakteri selama terjangkit impetigo atau setidaknya dua hari setelah pengobatan dimulai.

Sekian terima kasih.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Mama Azwa


Sumber : https://www.alodokter.com/impetigo

3 komentar:

  1. anak saya jg mengalami itu bun skrg sudah hampir 2mggu.sempet jg sya kasih parutan bengle sama spt yg d atas cmn udh ke DSA tapi masih ada yg tbtb muncul lg lepuhanya

    BalasHapus
  2. Terima kasih sharenya. Putra saya sedang terkena impetigo. Sedih sekali liatnya

    BalasHapus
  3. Bayi saya usia 8 bulan juga saat ini sedang terkena impetigo bagian leher �� sedih liatnya bun...sudah 2 hari minum antibiotik dan pakai salep juga..tapi masih banyak lepuhannya..secara masih bayi jadi susah untuk kontrol tnganny spy gak garuk garuk..

    BalasHapus

FF V - EUNHA (BTS X GFRIEND SHIPPER) - THE HANDSOME FREAK CHAPTER 6

The Handsome freak Chapter 6 Previous  1 ,  2 ,  3 ,  4 ,  5 Title : Fanfiction Chapter Genre : Romance, Comedy Ca...